Nurul Khakhim
Universitas Gadjah Mada

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH PASANG SURUT TERHADAP DINAMIKA PERUBAHAN HUTAN MANGROVE DI KAWASAN TELUK BANTEN Wenang Anurogo; Muhammad Zainuddin Lubis; Nurul Khakhim; Wikan Jaya Prihantarto; Lingga Renggana Cannagia
Jurnal Kelautan Vol 11, No 2 (2018)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v11i2.3804

Abstract

Luas hutan mangrove Indonesia menurun sekitar 4,5 juta ha menjadi 1,9 juta ha. Penurunan luas hutan mangrove paling dominan disebabkan oleh faktor manusia. Pemantauan tingkat kerusakan hutan mangrove dengan menggunakan metode konvensional memakan waktu lama dan mahal. Pemantauan tingkat kerusakan ini sangat penting bagi para stakeholder dalam mengelola kawasan hutan mangrove. Pemanfaatan data spasial dapat memudahkan dan mempercepat interaksi dengan benda-benda di permukaan bumi. Tahapan dalam penelitian ini meliputi tiga bagian, yaitu tahap pre-field, field dan post-field. Tahap pre-field termasuk pengumpulan data, pengolahan gambar, dan identifikasi tutupan lahan di daerah penelitian untuk setiap tahunnya. Data tutupan ekstraksi dari data citra penginderaan jauh di setiap tahun kemudian dipisahkan dari data tutupan lahan mangrove. Data tutupan lahan mangrove untuk tahun pencatatan 2017 digunakan sebagai unit analisis yang digunakan sebagai basis referensi untuk pengambilan informasi di lapangan. Tahap post-field dimaksudkan untuk memproses data yang dikumpulkan, analisis statistik, menguji keakuratan hasil perubahan dan menilai kemampuan gambar penginderaan jauh dalam mengidentifikasi hutan mangrove dan transfer fungsi utilitas mereka. Luas hutan mangrove di Kabupaten Banten sekitar 681,86 Ha. Penyebaran hutan mangrove terbesar adalah di kecamatan Tirtayasa dan Pontang. Kedua kawasan tersebut memiliki nilai persentase 29,75% dan 28,46% dari total luas hutan mangrove di Teluk Banten. Tingkat distribusi terkecil adalah Kabupaten Kramatwatu yang hanya sekitar 3,11% atau 21,19 Ha dari total luas hutan mangrove di Teluk Banten.Kata kunci: Mangrove, Dinamika perubahan mangrove, Data Spasial, Pasang SurutABSTRACTThe extent of Indonesia's mangrove forest declines from the initial area of about 4.5 million ha to 1.9 million ha. The decline in the area of mangrove forest is most dominant due to the damage caused by human factors. Monitoring the extent of mangrove forest destruction by using conventional methods takes a long time and is expensive. Monitoring this level of damage is very important for the stakeholders in managing the mangrove forest area. Utilization of spatial data can facilitate and accelerate in interacting with objects found on the surface of the earth. Stages in this research outline include three parts, namely pre-field stage, field stage and post-field stage. The pre-field stage includes data collection to be used, image processing, and land cover identification in the research area for each year of image recording. The cover data of the extraction from remote sensing image data in each recording year is then separated from mangrove land cover data. The mangrove land cover data for the recording year 2017 is then used as the unit of analysis used as the reference base for information retrieval in the field by using the sample. The post-field stage is intended to process the data collected, statistical analysis, test the accuracy of the results of changes and assess the capabilities of remote sensing images in identifying mangrove forests and transfer of their utility functions. The mangrove forest in Banten regency is about 681.86 Ha. The largest spread of mangrove forest is in Tirtayasa and Pontang sub-districts. The two sub-districts have a percentage value of 29.75% and 28.46% of the total mangrove forest area in Banten Bay. The smallest extent of distribution is in Kramatwatu District which is only about 3.11% or 21.19 Ha of the total area of mangrove forest in Banten Bay.Keywords: Mangrove, Dynamics of mangrove changes, Spatial Data, Tidal
Evaluasi Kesesuaian dan Daya Dukung Lahan untuk Pengembangan Pariwisata di Wilayah Kepesisiran Pulau Breuh Hidayatullah Hidayatullah; Nurul Khakhim; Andri Kurniawan
Media Komunikasi Geografi Vol. 22 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v22i1.30502

Abstract

Pengembangan pariwisata terutama di wilayah kepesisiran dan pulau kecil akan membawa pengaruh besar terhadap kondisi lingkungan alami di sana karena kawasan pesisir dikenal dikenal sangat dinamis serta rawan terhadap pencemaran dan kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, untuk menghindari terjadinya degradasi dan disfungsi lahan di kawasan pesisir Pulau Breuh akibat dari pengembangan wisata, maka perlu dilakukan suatu kajian untuk pengembangan wisata bahari yang berkelanjutan. Kajian ini meliputi evaluasi kesesuaian pemanfaatan lahan dengan potensi sumberdaya dan daya dukung yang tersedia. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian serta daya dukung lahan untuk pengembangan pariwisata di wilayah kepesisiran Pulau Breuh, Kecamatan Pulo Aceh. Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan di tiga lokasi penelitian yaitu Pantai Lambaro, Pantai Balu dan Pantai Rinon. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dan penentuan titik sampel secara purposive sampling. Sedangkan untuk metode analisisnya menggunakan analisis indeks kesesuaian wisata (IKW) dan daya dukung kawasan (DKK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah kepesisiran Pulau Breuh khususnya Pantai Lambaro, Balu dan Rinon sangat sesuai (S1) dikembangkan sebagai kawasan wisata pesisir untuk aktivitas rekreasi pantai. Untuk daya dukung kawasan untuk kegiatan wisata rekreasi di Pantai Lambaro adalah 4469 orang/hari. Pantai Balu memiliki DDK 4250 orang/hari sedangkan DDK untuk Pantai Rinon yaitu 3.335 orang/hari.
Integrasi SWOT dan AHP dalam Pengelolaan Ekosistem Mangrove di Kawasan Wisata Bahari Gugusan Pulau Pari Ferry Dwi Cahyadi; Nurul Khakhim; Djati Mardiatno
Jurnal Pariwisata Pesona Vol 3, No 2 (2018): Edisi Desember 2018
Publisher : Universitas Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (724.563 KB) | DOI: 10.26905/jpp.v3i2.2336

Abstract

Coastal ecosystems on small islands have a higher vulnerability than large islands due to limited resources and carrying capacity. Mangroves as one of the main ecosystems on the coast of small islands and close to human activities make this ecosystem more vulnerable to disturbance. This study aims to determine the factors that influence the management of mangrove ecosystems and combine SWOT and AHP methods in the strategic management of mangrove ecosystem in the Pari Islands. Data collection was carried out with literature reviews, in-depth interviews and focus group discussions. The results of the data collected are then analyzed into a combination of AHP method with SWOT or known as A'WOT. A'WOT is used to formulate mangrove ecosystem management strategies. The results showed that the strategy for managing mangrove ecosystems in Pari Islands was prioritized in opening up areas or activities for ecotourism.