Andri Kurniawan
Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Published : 20 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

POLA KETAHANAN DAN STRATEGI RUMAH TANGGA DI DESA PERTANIAN SUBSISTEN ( STUDI KASUS DESA TIRTOHARGO KECAMATAN KRETEK KABUPATEN BANTUL) Andri Kurniawan
Majalah Geografi Indonesia Vol 17, No 2 (2003): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (674.073 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13259

Abstract

ABSTRAK Ketersediaan sumberdaya, terutama sumberdaya lahan pertanian, sangat berpengaruh terhadap pola ketahanan dan strategi rumah tangga. Di beberapa desa di DIY, dengan rata-rata kepemilikan lahan pertanian yang sempit sangat sulit untuk tetap mempertahankan kuanlitas maupun kualitas pemenuhan kebutuhan hidup. Krisis ekonomi memaksa penduduk di desa pertaniansubsisten untuk melakukan adaptasi. Adaptasi merupakan suaiu bentuk strategi kelangsungan hiduprumah tangga dalam menghadapiperubahan kondisi sosial-ekonomi. Sirategi kelangsungan hidup rumah tangga di desa pertanian subsisien ini menarik untukPenelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh dari krisis ekonomi terhadap ketahanan rumah tangga di desa pertanian subsisten balk dari aspek konsumsi maupun produksi, mengetahui respon rumah tangga tani terhadap keberlangsungan usaha rani, serta mengetahui pola strategi yang dilakukan untuk mempertahankan keberlangsungan hidup dan implikasinya terhadap Icesejahteraan rumah tangga_ Pengumpulan data ketahanan rumah tangga dilakukan meIalui survey terhadaprumah tangga (rumah tangga tani maupun rumah tangga non pertanian) di Desa Tirtohargo. Teknik pengambilan sampel digunakan telcnik random sampling dengan sampel sejumlah 50 sampel. Data basil survey rumah tangga dilengkapi dengan observasi lapangan dan wawancara bebas dengan informan kunci. Analisis data yang digunakan meliputi analisis label silang dan analisis determinan. Untuk melakulcan pengolahan dan analisis data menggunakan Program SPSS Under Windows.Hasil penelitian menunjukan bahwa kriSiS ekonomi berdampak terhadap tingIcatpendapatan masyarakat dew, termasuk di desa pertanian subsisten. Hampir separo dari rumah tangga yang ada tidak mampu mempertahankan tingkat pendapatan vangdahulu telandiperolehsebelum terjadinya krisis. Ketidalcmampuan mempertahankan tingkat pendapatan tersebut disebabkan terganggurrya aldivitas produksi Dengan keterbatasan pendapatan mereka terpaksa melakulcanpenghematan pengeluaran untuk konsumsi sebagai strategi mempertahankan hidup (survival strategy). Dampak krisis lebih dirasakan oleh rumah tangga yang hanya menguasahi lahan kurang dari seperempat hektar. Respon terhadap kegiatan pertanianyang paling banyak dilakukan adaIah respon perturnbuhan (the growth response) dan respon keterpuasan (the satis ier response). Faktor pembeda utama respon terhadap kegiatanpertanian adalahjumlahjenispekerjaanatau tingkat diversifikasi pekerjaan rumah tangga. Bentukstrategi rumah tangga yang banyak dilakukan adaIah strategi diversifikasi pekerjaan, terutama rumah tangga berlahan sempit.
FUNGSI DAYA DUKUNG SUMBERDAYA ALAM TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI WILAYAH DI KABUPATEN SLEMAN Andri Kurniawan
Majalah Geografi Indonesia Vol 19, No 2 (2005): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.531 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13292

Abstract

ABSTRAK Setiap wilayah mempunyai kapasitas yang berbeda dalam perkembangannya. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan potensi sumberdaya yang dimiliki oleh masingmasing wilayah. Salah satu potensi sumberdaya wilayah yang dimaksud adalah menyangkut sumberdaya alam. Potensi sumberdaya alam di suatu wilayah yang dimanfaatkan melalui berbagai macam kegiatan sektoral dapat memberikan kontribusi yang nyata pada perekonomian wilayah. Sumbangan pendapatan sektor kegiatan yang berbasis pada sumberdaya alam pada berbagai daerah mampu meningkatkan pendapatan daerah dan sekaligus mampu memicu perkembangan ekonomi wilayah.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) tingkat daya dukung sumberdaya alam, (2) potensi berbagai jenis sumberdaya alam melalui identifikasi sektor-sektor unggulan, (3) variasi tingkat perkembangan ekonomi wilayah antar kecamatan, serta (4) hubungan antara daya dukung sumberdaya alam dengan tingkat perkembangan ekonomi wilayah. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan analisis dari data sekunder yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber, dengan unit analisis wilayah kecamatan. Kajian terhadap daya dukung sumberdaya alam menggunakan pendekatan produksi. Analisa tingkat perkembangan ekonomi wilayah dilakukan dengan teknik analisa factor, untuk mengelompokan kategori tingkat perkembangan ekonomi wilayah digunakan teknik K-Means Cluster. Selanjutnya, untuk mengetahui hubungan antara daya dukung sumberdaya alam dengan tingkat perkembangan ekonomi wilayah menggunakan crosstabs dan teknik korelasi Rank Sperman.Dari hasil perhitungan dan klasifikasi daya dukung sumberdaya alam menunjukkan bahwa Kabupaten Sleman memiliki daya dukung sumberdaya alam tergolong tinggi, yang mengindikasikan bahwa tingkat produksi maupun produktivitas berbagai komoditi mampu memberikan kontribusi yang nyata terhadap pemenuhan kebutuhan ekonomi masyarakat. Dilihat dari variasi klas daya dukung sumberdaya alam, 41 persen kecamatan mempunyai daya dukung termasuk tinggi, sedangkan beberapa kecamatan lain mempunyai daya dukung tergolong rendah. Variasi daya dukung sumberdaya alam menurut kecamatan, disebabkan oleh adanya keragaman sektor unggulan. Tingkat perkembangan ekonomi wilayah juga menunjukkan adany variasi , dengan kategori sedang dan tinggi didominasi oleh wilayah kecamatan yang letaknya berdekatan dengan kota Yogyakarta. Kemajuan ekonomi yang rendah terdapat di beberapa kecamatan yang letaknya jauh dari kota Yogyakarta. Dilihat hubungan antara daya dukung sumberdaya alam dengan tingkat perkembangan ekonomi wilayah ternyata tidak menunjukkan hubungan yang signifikan. Ketersediaan sumberdaya alam belum membawa pengaruh positif terhadap perkembangan ekonomi wilayah. Perkembangan ekonomi wilayah lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lokasi.
POLA PERGERAKAN KERUANGAN PENDUDUK PINGGIRAN KOTA DAN PENGARUHNYA TERHADAP KONSENTRASI KEGIATAN DI KOTA YOGYAKARTA Rini Rachmawati; Andri Kurniawan
Majalah Geografi Indonesia Vol 20, No 1 (2006): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mgi.13295

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pola pergerakan keruangan penduduk pinggiran kota, menjelaskan alasan-alasan yang mendorong pergerakan penduduk menuju kota dan keterkaitannya dengan konsentrasi kegiatan di kota. Penehtian dilakukan di pinggiran kota, dengan wilayah sampel Kecamatan Mlati dan Ngaglik, Kabupaten Sleman. Data diperoleh melalui wawancara terstruktur dengan jumlah responden 200. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan bekerja suami, belanja kebutuhan tahunan dan barang mewah serta kegiatan sekolah di tingkat SLTA cenderung lebih tinggi berlokasi di Kota Yogyakarta. Alasan-alasan yang mendorong terjadinya pola pergerakan tersebut terkait dengan kualitas dan kuantitas pelayanan, serta aksesibihtas ke kota. Semakin tinggi pergerakan penduduk ke kota akan semakin meningkatkan konsentrasi kegiatan di kota.
Pola Penghidupan Masyarakat di Daerah Perdesaan pada Strata Rumahtangga yang Berbeda Kationo Udin; Lutfi Muta’ali; Andri Kurniawan
Majalah Geografi Indonesia Vol 23, No 2 (2009): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.647 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13335

Abstract

ABSTRAK Penelitian pola penghidupan di daerah perdesaan perlu dilakukan mengingat daerah perdesaan merupakan bagian integral dari wilayah pembangunan yang perlu mendapat perhatian pemeritah melalui berbagai kebijakan pemberdayaan masyarakat perdesaan dalam konteks pembangunan daerah perdesaan. Untuk itu penelitian ini bertujuan mengkaji (1) strategi penghidupan rumahtangga dan (2) faktor penentu, serta (3) menyusun arahan pengembangan strategi penghidupan yang efektif pada tiap strata ekonomi rumahtangga dalam rangka peningkatan pendapatan di lokasi penelitian. Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Karang Jaya Kabupaten Buru dengan unit penelitian pada strata rumahtangga. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan menggunakan kuisioner dan wawancara dalam pengambilan data. Dengan adanya strata rumahtangga maka Teknik sampel menggunakan stratifield random sampling dengan penentuan besar sampel secara proportional. Jumlah sampel strata ekonomi lemah 65 rumahtangga, strata ekonomi menengah 34 rumahtangga dan strata ekonomi kuat 6 rumahtangga. Analisa data dilakukan secara kua ntitatif dengan menggunakan tabel frekuensi dan tabel silang serta dilengkapi dengan indepth interview. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strata rumahtangga ekonomi lemah sebagian besar menerapkan strategi pemanfaatan sumberdaya rumahtangga untuk meningkatkan hasil pertanian. Sementara strata rumahtangga ekonomi menengah menerapkan strategi pemanfaatan sumberdaya rumahtangga, diversifikasi pekerjaan dan optimalisasi hasil pertanian. Strata rumahtangga ekonomi kuat lebih fokus pada strategi investasi modal usaha. Adapun yang menjadi faktor penentu dalam penerapan strategi di atas adalah modal fisikal dan modal finansial yang berbeda dari segi dominasi kepemilikan pada tiap strata ekonomi. Untuk itu perlu adanya pengembangan strategi yang lebih efektif melalui peningkatan keahlian/ketrampilan anggota rumahtangga, membentuk kelompok tani/usaha kecil, memanfaatkan lahan kering, melakukan diversifikasi dan ekstensifikasi pertanian, serta meningkatkan modal usaha melalui peningkatan akses terhadap lembaga keuangan. ABSTRACT Research about livelihood pattern in rural area need to be conducted considering that rural area is an integral part of developing area which should get attention from government through any rural empowering policy in the context of rural area development. Therefore, this research aims to study in depth about livelihood strategy of households and the determining factor, and also recommend the development direction in order to increase people income in this research area. This research chose Karang Jaya village in Buru County as research location with research unit at household level. Research method used in this research was survey method using questionnaire and interview to collect data. Sampling technique used is this research was stratifield random sampling with proportional determination of sample quantity. Total sample of low economy level are 65 households, middle economy level are 34 households, and high economy level are 6 households. Data analysis undertaken by qua ntitative analysis using frequency table and cross table equipped with in depth interview. Result of this research shows that households with low economy level applied utilization of household resources strategy to increase farming result. While households with middle economy level applied utilization of household resources strategy, work diversification and optimization of farming result. On the other hand, households with high economy level focused on strategy of fund investment for their own business. Determining factor in applied those strategies were different fiscal and financial capital ownership at every economy level. Because of that, more effective strategy development through improvement of skills/craftsmanship of household member, establishment of farmer group/micro business, utilization of dry lands, diversification and extensive of agriculture, and increase capital for business by way of improving access to financial foundation were needed.
Jasa Ekosistem dalam Perspektif Masyarakat Perkotaan di Sungai Code Miftahul Jannah; Andri Kurniawan; Evita Hanie Pangaribowo
Majalah Geografi Indonesia Vol 34, No 2 (2020): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mgi.42479

Abstract

Abstrak.Berbagai perubahan pada ekosistem sungai di perkotaan khususnya Sungai Code penggal Gemawang-Sardjito, mengindikasikan pemahaman masyarakat mengenai jasa ekosistem masih minim. Guna mengetahui kondisi sebenarnya, maka studi ini dilakukan. Tujuan yang ingin dicapai antara lain untuk mengetahui gambaran karakteristik ekosistem dan mengidentifikasi tingkat pengetahuan masyarakat mengenai jasa ekosistem dan komponen sungai. Penelitian menggunakan metode wawancara terstruktur dan observasi lapangan. Analisis deskriptif yang dilengkapi uji statistik dan analisis spasial digunakan dalam penelitian ini. Hasilnya menunjukkan bahwa dominasi talud dan permukiman menyebabkan menurunnya peranan ekosistem sungai. Pengetahuan masyarakat terkait komponen sungai minim, namun pengetahuan tentang jasa ekosistem cenderung tinggi. Sebagian besar masyarakat tidak bisa menentukan area sempadan sungai dengan benar. Selain itu, pengetahuan masyarakat terkait jasa ekosistem belum menyeluruh. Hal ini menunjukkan perlunya peningkatan pemahaman sosial masyarakat terkait ekosistem sungai. Abstract.Some changes in urban ecosystem of Code River, particularly in line Gemawang-Sardjito indicated the lack of community understanding to ecosystem services. This study was conducted in order to assess the actual conditions. The objectives of this study are to analyze the ecosystem characteristics and to identify the level of community knowledge regarding to ecosystem services and river components. This study used structured interview and filed observation. Descriptive and spatial analyses combined with statistical test are used in this study. The results showed that settlements and embankment caused the declining of river ecosystem roles. We also found that the community knowledge was high related to ecosystem services, however their knowledge to the river components was minimal. Most of them could not determine the riparian area correctly. Moreover, the community knowledge regarding to ecosystem services had not been thorough yet. Therefore, the improvement of community understanding to the river ecosystem is necessary.
Distribution of natural resources and population density in the merapi volcano area Sutikno Sutikno; Widiyanto Widiyanto; Langgeng Wahyu Santosa; Andri Kurniawan; Taufik Hery Purwanto
Indonesian Journal of Geography Vol 35, No 2 (2003): Indonesian Journal of Geography
Publisher : Faculty of Geography, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.132 KB) | DOI: 10.22146/ijg.57270

Abstract

The objective of this research is to study spatial distribution of natural resources and their relation to population density of the Merapi volcano area Survey method was used in this research, and started by thematic map and remote sensing imagery imerpretationdieldwork was carried out to check the interpretation result and to observe the actual natural resources in the sample areas were determined by purposive sampling. Population density data were collected by secondary data from sub-district. Descriptive, qualitative approach was used to data analysis and landform unit was used for evaluation of the natural resources.. The findings of this research are: spatially the natural resources, potency varies according to landform unit, and each landform unit has specific natural resources potency, it). the availability of the natural resources in the landform unit has closed relationship to the population density, high and enormous of natural resources usually followed by densely populated, the high densely populated area not always influenced by the existing of the natural resources but also by the functional of the area.
Pengembangan Sentra Industri Kecamatan Tempuran Berdasarkan Indeks Spesialisasi Dan Konsentrasi Spasial Di Kabupaten Magelang Andy Panca Putra; Andri Kurniawan; Sri Rahayu Budiani
Media Komunikasi Geografi Vol. 20 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v20i2.19274

Abstract

Keberadaan industri seringkali menjadi kutub pertumbuhan bagi perkembangan wilayah. Upaya pengembangan industri di Kecamatan Tempuran tidak didukung oleh ketersediaan data yang komprehensif mengenai industri kecil dan menengah tersebut. Minimnya ketersediaan data informasi yang komprehensif terkait industri menengah, industri kecil dan rumah tangga di Kecamatan Tempuran dapat menimbulkan permasalahan. Industri-industri yang berkembang di Kecamatan Tempuran tidak berada pada satu kawasan khusus sebagai industrial estate tetapi menyebar pada beberapa desa. Keberadaan industri bercampur dengan fungsi-fungsi lain seperti permukiman, perdagangan dan jasa, serta lahan pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Konsentrasi Spasial sentra industri di Kecamatan Tempuran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif untuk mengidentifikasi konsentrasi spasial sentra industri di Kecamatan Tempuran. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat tujuh sentra industri yang teraglomerasi, yakni sentra industri kusen kayu memiliki nilai Indeks Hirschmann-Herfindhal (IHH) terbesar dengan nilai 0,8706, Sentra industri Sangkar Burung dengan nilai Indeks IHH 0,6676, sentra industri tempe dengan nilai Indeks IHH 0,5954, sentra industri Mebel Kayu dengan nilai Indeks IHH 0,5718, sentra industri Besek dengan nilai Indeks IHH 0,4867 dan sentra industri batu bata dengan nilai indeks IHH 0,4375, sedangkan sentra industri yang termasuk kategori dispersi terdapat tiga sentra, yakni, sentra industri Slondok, Sentra Industri Genteng, sentra industri Keranjang Tongkol,Kata Kunci : Sentra Industri; Indeks Spesialisasi Industri; Aglomerasi Industri
Analisis Tipologi Desa Tertinggal di Kabupaten Bojonegoro Ulul Albab; Luthfi Muta'ali; Andri Kurniawan
Media Komunikasi Geografi Vol. 20 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v20i2.19491

Abstract

Suatu pembangunan seringkali belum dapat mencapai tujuan pemerataan pembangunan sehingga menimbulkan kesenjangan antar wilayah dimana terdapat wilayah yang telah berkembang dan wilayah yang masih tertinggal perkembangannya, seperti pada Kabupaten Bojonegoro yang menunjukkan adanya kesenjangan wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat perkembangan desa di Kabupaten Bojonegoro dan menganalisis pola spasial persebaran desa tertinggal di Kabupaten Bojonegoro. Jenis penelitian ini berupa penelitian survei deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif yang berbasis pada analisis data primer dan sekunder. Penelitian ini  menggunakan analisis faktor untuk menentukan tingkat perkembangan desa serta menentukan penyebab variasi tingkat perkembangan dan analisis tipologi desa untuk menganalisis pola spasial persebaran desa tertinggal di Kabupaten Bojonegoro. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa tingkat perkembangan wilayah desa-desa di Kabupaten Bojonegoro di dominasi oleh desa dengan kategori berkembang dengan presentase 63,72% dan hanya 16,05% desa dengan kategori tertinggal. Desa dengan kategori tertinggal umumnya berada pada daerah perbukitan dan di sekitar Bengawan Solo. Tingkat perkembangan wilayah desa di Kabupaten Bojonegoro dibentuk oleh faktor jarak fasilitas umum, faktor sumberdaya alam, faktor kesehatan dan kemiskinan, faktor mitigasi bencana, faktor industri, pemasaran, pengguna listrik dan faktor proporsi sekolah, proporsi tenaga kesehatan. Desa tertinggal di Bojonegoro dibagi kedalam 8 tipologi, yaitu desa tertinggal di dataran koridor antar kota berjumlah 10 desa, desa tertinggal di dataran perdesaan berjumlah 22 desa, desa tertinggal di dataran pinggiran berjumlah 14 desa, desa tertinggal dataran terisolasi hanya 1 desa, desa tertinggal di perbukitan koridor antar kota berjumlah 4 desa, desa tertinggal di perbukitan perdesaan berjumlah 11 desa, dan desa tertinggal di perbukitan terisolasi berjumlah 8 desa, sedangkan desa di dataran kota tidak tidak ada yang masuk dalam kategori tertinggal.Kata Kunci : Tingkat Perkembangan Wilayah; Tipologi Desa; Desa Tertinggal
Variasi Spasial Kontribusi dan Struktur Ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2017 Andri Kurniawan; Wiedya Nurchasanah; Bias Osean Ali
Media Komunikasi Geografi Vol. 20 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v20i2.21049

Abstract

Tujuan penelitian dirumuskan untuk menganalisis variasi spasial kontribusi dan struktur PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 -2017. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode kuantitatif dengan memanfaatkan data sekunder khususnya terkait data PDRB. Unit analisis yang digunakan meliputi seluruh wilayah kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah. Untuk merepresentasikan secara spasial dilakukan pemetaan melalui pemanfaatan Sistem Informasi Geografi (SIG). Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan pola spasial antara besaran kontribusi dengan pertumbungan kontribusi kabupaten/kota terhadap PDRB Provinsi Jawa Tengah. Perbedaan pola spasial tersebut ditunjukkan dengan adanya pola hubungan yang cenderung berkebalikan. Secara spasial terdapat variasi kontribusi dengan pola yang berbeda antara kelompok sektor primer, sekunder, dan tersier. Pola sebaran spasial sektor primer cenderung lebih merata dibandingkan dengan sektor sekunder dan tersier. Untuk sektor sekunder dan tersier cenderung membentuk klaster maupun koridor. Dari perbandingan struktur PDRB kabupaten/kota, sebagian wilayah berkembang ke arah spesialisasi dan sebagian wilayah lain berkembang ke arah diversifikasi.Kata Kunci : Variasi Spasial; Kontribusi; Struktur Ekonomi
Analisis Kesesuaian Lahan Komoditas Unggulan Wilayah Pesisir Selatan Kabupaten Purworejo Ismi Nuari Puspitaningrum; Sudrajat Sudrajat; Andri Kurniawan
Media Komunikasi Geografi Vol. 22 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v22i2.29948

Abstract

Keberagaman potensi unggulan yang ada di kawasan pesisir selatan Kabupaten Purworejo merupakan salah satu modal dasar dalam pembangunan ekonomi. Namun kenyataannya keragaman potensi komoditas unggulan dari sektor pertanian dan non pertanian belum menjadi basis dalam pengelolaan wilayah pesisir, salah satunya tercermin dalam kebijakan pengelolaan pesisir yang telah ditetapkan dan dilaksanakan di wialyah pesisir selatan Kabupaten Purworejo. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian difokuskan untuk memetakan berbagai jenis komoditas unggulan sebagai basis dalam pengelolaan wilayah pesisir selatan Kabupaten Purworejo berdasarkan kesesuaian lahan. Pada penelitian ini, data yang digunakan meliputi data primer yang diperoleh melalui wawancara expert choice serta observasi lapangan, dan data sekunder yang diperoleh melalui survei institusional. Data-data tersebut diolah dengan metode analisis berupa analisis LQ, Shift share, dan overlay peta kesesuaian lahan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat berbagai jenis komoditas unggulan sektor pertanian berupa padi ladang, padi sawah, jagung, ketela rambat, kelapa deres, tebu, jambu mete, kambing, domba, ayam, itik entog, kelinci serta perikanan tambak. Beberapa komoditas unggulan tidak memiliki kelas kesesuaian lahan yang sesuai, namun dengan mengatasi faktor pembatas, memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan.