Dyah Ayu Sulistyo Rini
Universitas Trunojoyo Madura

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

FORTIFIKASI GARAM DENGAN BAWANG DAYAK UNTUK MENINGKATKAN NUTRISI GARAM KONSUMSI Hairil Budiarto; Dyah Ayu Sulistyo Rini
Jurnal Kelautan Vol 12, No 2 (2019)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.628 KB) | DOI: 10.21107/jk.v12i2.5323

Abstract

ABSTRACTPhysically salt is a white crystal with the largest chemical compound content is sodium chloride (NaCl) 80%, and other compounds such as magnesium chloride (MgCl2), magnesium sulfate (MgSO4), and calcium chloride (CaCl2). Fortification is an effort made to add micronutrients such as vitamins and minerals to food to improve the quality of nutrients that are useful for public health. Water content analysis on Dayak Onion Fortification Salt Products was 0.73% for Fortified Salt using Aquadest material, and 0.34% Using Ethanol, while salt onion dayak fortification using Methanol mixture contained 0.42% water content. salt fortification with onion dayak which uses color methanol which is produced higher or the resulting color is better and preferred by many consumers, pure white pure salt which is favored by consumers, salt fortification with onion dayak which uses maceration of methanol extract which is much preferred by consumers.Keywords: Dayak Onion, Consumption Salt, AntioxidantsSecara fisik garam dapur merupakan Kristal berwarna putih dengan kandungan senyawa kimia terbesar adalah natrium klorida (NaCl) 80%, serta senyawa lainnya seperti magnesium klorida (MgCl2), magnesium sulfat (MgSO4), dan kalsium klorida (CaCl2). Fortifikasi merupakan sebuah upaya yang dilakukan untuk menambahkan mikronutrien seperti vitamin dan mineral ke dalam makanan untuk meningkatkan kualitas nutrisi yang berguna bagi kesehatan masyarakat. analisis Kadar Air pada Produk Garam Fortifikasi Bawang Dayak adalah 0,73% untuk Garam Fortifikasi dengan menggunakan bahan Aquadest, dan 0,34% Dengan Menggunakan Bahan Etanol, sedangkan garam fortifikasi bawang dayak dengan menggunakan campuran Methanol mengandung kadar air seberat 0,42%. garam fortifikasi dengan bawang dayak yang menggunakan methanol warna yang dihasilkan semakin tinggi atau warna yang dihasilkan semakin bagus dan disukai banyak konsumen, garam murni dengan  warna putih bersih  yang banyak disuka oleh konsumen, garam fortifikasi dengan bawang dayak yang menggunakan maserasi ekstrak methanol  yang banyak disuka oleh para konsumenKata Kunci : Bawang Dayak, Garam konsumsi, Antioksidan
IDENTIFIKASI POTENSI KAWASAN SUMBERDAYA PULAU KANGEAN KABUPATEN SUMENEP MADURA SEBAGAI KAWASAN WISATA BAHARI Dyah Ayu Sulistyo Rini; Widi Agoes Pratikto; Kriyo Sambodo
Jurnal Kelautan Vol 8, No 2: Oktober (2015)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v8i2.814

Abstract

Kepulauan Kangean merupakan gugusan pulau-pulau kecil yang terletak di sebelah timur laut pulau Madura, dengan kepulauan terbesar adalah pulau Kangean. Pulau kangean sendiri termasuk dalam wilayah kabupaten Sumenep dan terbagi dalam Tiga wilayah kecamatan yaitu kecamatan Arjasa, Kecamatan Sapeken dan Kecamatan Raas. Aktivitas wisata bahari diantaranya adalah santai dipantai/menikmati lingkungan alam sekitar pantai, berenang, tour keliling (boat tour, cruising/extended bongat tour), surfing, diving, water sky dan sailing. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan manganalisa permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan wisata bahari Kepulauan Kangean, serta menganalisis rencana starategis pemetaan pengembangan wisata bahari di Kepulauan Kangean Kabupaten Sumenep, Madura. Hasil penilaian kesesuaian pulau kangean untuk wisata bahari diperoleh hasil 708 yang artinya sangat sesuai, sedangkan untuk analisa Internal Eksternal Faktor Analisys Summary (I-EFAS) adalah 2,8 – 2,9 yang artinya kondisi internal dan eksternal memiliki kekuatan untuk mengatasi situasi yang ada. Skala prioritas untuk pengembangan wisata bahari di pulau kangean berdasarkan analisis SWOT dan AHP adalah: 1). Peningkatan infrastruktur wisata bahari, 2). Pengelolaan wisata bahari berbasis masyarakat, 3). Promosi dan publikasi obyek wisata, 4). Peningkatan kerjasama antar sektor terkait, 5). Pembinaan dan pelatihan wisata bahari, 6). Peningkatan stabilitas keamanan wilayah, 7). Pembagian zonasi pemanfaatan perikanan dan pariwisata. Sedangkan untuk data citra ALOS diperoleh data dari masing-masing lokasi yang disurvey memiliki lokasi yang berkarakteristik dan memiliki kelemahan dan kekuatan masing-masing namun demikian secara umum lokasi ini dinilai semua kawasan ini berpotensi untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata bahari.Kata Kunci: AHP, identifikasi, pemetaan, sumberdaya, SWOT, wisata bahariTHE IDENTIFICATION OF RESOURCE POTENTIAL AREA OF KANGEAN ISLAND, SUMENEP REGENCY, MADURA AS NAUTICAL TOURISM AREAABSTRACTKangean Islands is a cluster of small islands located at the north east of Madura Island. The biggest island is Kangean Island. Kangean Island is included in the territory of Sumenep Regency area and divided into three districts areas which are Arjasa, Sapeken and Raas Districts. The activity of nautical tourism some of which are relaxing on the beach/enjoying environment around the beach, swimming, touring around (boat tour, cruising/extended boat tour), surfing, diving, water skyingand sailing. This research had the objective to identify and analyze the problems dealt in developing nautical tourism in Kangean Islands, as well as to analyze the strategic plan of development mapping for nautical tourism in Kangean Islands, Sumenep Regency, Madura. The finding showed that Kangean Island was suitable for nautical tourism, the result was 708 which meant that it was highly suitable. While the Internal External Factor Analysis Summary (I-EFAS) was by 2.8 – 2.9 which meant that both internal and external conditions had strength to deal with the existing situation.The priority scales to develop nautical tourism in Kangean Island which was based on SWOT and AHP analysis were: 1). Improvement for nautical tourism infrastructure, 2). Community-based nautical tourism development, 3). Promotion and publication of tourism object, 4). Cooperation improvement among the relevant sectors, 5). Training and development of nautical tourism, 6). Improvement of security stability of the region, 7). The zone division of fisheries and tourism utilization. While for ALOS image data, there found the data of each surveyed location that they were characterized location which had their own strength and weakness. However, in general all locations were considered potential to be developed as nautical tourism area.Keywords: AHP, identification, mapping, nautical tourism, resource, SWOT