Fedi Alfiadi Sondita
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS PERBANDINGAN HASIL TANGKAPAN BUBU MODIFIKASI DAN BUBU KONVENSIONAL NELAYAN SIBOLGA Lucien Pahala Sitanggang; Fedi Alfiadi Sondita; Ari Purbayanto; Domu Simbolon
Buletin PSP Vol. 20 No. 3 (2012): Buletin PSP
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Saat ini perkembangan kegiatan penangkapan ikan demersal di Pantai Barat mulai terhambat dengan adanya pelarangan beroperasi oleh pemerintah setempat. Bubu kawat merupakan salah satu alat tangkap nelayan Sibolga yang digunakan untuk  menangkap ikan demersal atau ikan yang berhabitat di sekitar terumbu karang. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi teknik pengoperasian bubu kawat Pantai Barat Sumatera, untuk menganalisis tingkat produktivitas bubu modifikasi dan bubu konvensional dalam pengembangan perikanan demersal dan mengukur kinerja teknis pengoperasian bubu kawatmodifikasi sebagai hasil dari perbaikan alat tangkap. Penelitian ini dilaksanakan di Pantai Barat Sumatera. Hasil dari penelitian ini  menunjukkan teknik pengoperasian bubu kawat masih memerlukan beberapa perbaikan khususnya dari proses pendaratan bubu di dalam air. Hasil tangkapan rata-rata ikan target dari bubu konvensional milik nelayan 57,66% lebih rendah dari hasil tangkapan rata-rata ikan target bubu modifikasi yakni sebesar 75,28%. Hal ini menunjukkan bahwa nelayan masih membutuhkan pengembangan dan perbaikan metodepengoperasian untuk keberlanjutan usaha bubu mereka.     Kata kunci: bubu, demersal, Sibolga 
HANG-IN RATIO GILLNET DASAR DAN PENGARUHNYA TERHADAP KARAKTERISTIK HASIL TANGKAPAN LOBSTER (Panulirus SPP.) DI PALABUHANRATU JAWA BARAT (Hang-in Ratio Effect of Bottom Gillnet on Characteristic of Lobster (Panulirus spp.) in the Palabuhanratu, West Java) Liya Tri Khikmawati; Sulaeman Martasuganda; Fedi Alfiadi Sondita
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 8 No. 2 (2017): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (568.941 KB) | DOI: 10.29244/jmf.8.2.175-186

Abstract

ABSTRACTHang-in ratio (HR) will determine the characteristics of lobster caught by bottom gillnet, e.g number, size (weight and length) and quality. Higher hang-in ratio means more net material needed per length unit to develop a set of bottom gillnet.  At the same time, higher hang-in ratio may increase the probability of lobster being entangled, so it can decrease the quality of the catches. The purpose of this study was to determine the optimum design of bottom gillnet in Palabuhanratu, West Java by considering the effect of different hang-in ratio (52%; 41% and 29%) on the characteristics of lobster caught, easier of releasing the catches from the net, and the material needed. A field work was carried out to perform an experimental fishing consisted of 23 fishing trips during October to November 2016. Statistical tests did not show any effect of the hang-in ratio. Based on scoring method, the best hang-in ratio is 29% due to capture the number of types of catches at least, easier of releasing catches from the net and fewest material needed.Keywords: bottom gillnet, hang-in ratio, lobster, PalabuhanratuABSTRAKPenggunaan hang-in ratio (HR) akan berpengaruh terhadap karakteristik hasil tangkapan lobster yang ditangkap dengan jaring insang dasar, seperti: jumlah, berat, panjang dan kualitas (kelengkapan tubuh). Penggunaan hang-in ratio yang besar akan meningkatkan penggunaan bahan atau mata jaring persatuan panjang dalam pembuatan satu unit jaring insang dasar. Penggunaan hang-in ratio yang besar pada jaring mengakibatkan semakin sulit lobster dilepaskan dari puntalan jaring karena tingkat kekenduran jaring yang tinggi. Jika tidak berhati-hati saat melepaskan lobster dari puntalan jaring dapat mematahkan bagian tubuh lobster (menurunkan kualitas hasil tangkapan). Tujuan penelitian adalah menentukan desain terbaik jaring insang dasar dengan melihat perbedaan hasil tangkapan, kemudahan melepaskan hasil tangkapan dari jaring dan penggunaan bahan jaring dari hang-in ratio yang berbeda, yaitu (52%, 41% dan 29%) di Palabuhanratu, Jawa Barat. Penelitian eksperimen ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai November 2016 dengan 23 kali trip penangkapan. Uji statistik penelitian menunjukkan bahwa dari ketiga jenis hang-in ratiotidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap karakteristik hasil tangkapan lobster. Namun, berdasarkan skoring HR terbaik yang digunakan pada jaring adalah 29% karena menangkap jumlah jenis hasil tangkapan paling sedikit, lebih mudah melepaskan hasil tangkapan dari jaring, membutuhkan bahan jaring paling sedikit.Kata kunci:  jaring insang dasar, hang-in ratio, lobster, Palabuhanratu