Sushardjanti Felasari
Lecturer of Architecture Department, Faculty of Engineering, Atma Jaya Yogyakarta University

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK RUMAH VIRTUAL PADA ONLINE PLATFORM Atmaja, Yustinus Bagaskara; Felasari, Sushardjanti
Pawon: Jurnal Arsitektur Vol 8 No 02 (2024): Pawon: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36040/pawon.v8i02.7105

Abstract

Kurangnya lahan untuk membangun tempat tinggal mengakibatkan Kegiatan yang dapat dilakukan penghuni rumah semakin terbatas, sehingga kegiatan pendukung harus dilakukan di luar lingkup tempat tinggal penghuni. Pandemi COVID-19 telah secara dramatis mengubah interaksi sosial. Kebijakan social distancing, lock down, dan karantina wajib mempercepat pertumbuhan teknologi komunikasi dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya, Metaverse merupakan salah satu produk perkembangan tersebut. Perkembangan serta pandangan baru pada platform ini juga memicu berkembangnya cara pikir manusia zaman sekarang dalam beradaptasi dengan perubahan tersebut, dimana manusia harus memenuhi kebutuhannya, tumbuh serta mampu mengikuti perkembangan tersebut. Penelitian ini mencoba menemukan karakteristik rumah virtual dalam Metaverse bagi pengguna, karena keterbatasan bentuk dan fungsi rumah tinggal konvensional yang secara umum hanya memenuhi kebutuhan dasar pengguna, sehingga untuk keinginan pengguna untuk mewujudkan tempat tinggal impiannya dibutuhkan media alternatif untuk menerapkannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan cara menggunakan sistem tabulasi silang, dengan daya cakup arsitektural rumah virtual dalam Metaverse yang disusun melalui studi literatur, didukung dengan data kuesioner yang didapatkan dari responden tentang keterbatasan pengguna rumah konvensional dan kriteria tempat tinggal impian pengguna. Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan pandangan baru tentang value tempat tinggal virtual dimasa akan datang.
PENDEKATAN DESAIN ARSITEKTUR INDISCHE DALAM PERANCANGAN PASTORAN GEREJA SANTO ANTONIUS KOTABARU DI YOGYAKARTA Dewi, Sinta; Felasari, Sushardjanti; Sihesa, Yoseph Duna; Hasibuan, Samsul
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 6 No 2 (2022): Jurnal Arsitektur ARCADE Juli 2022
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Being located in the centre of cultural heritage area of Kotabaru, city of  Yogyakarta,  the Saint Anthony Catholic Church then is known as Kotabaru Church (Dutch: Nieuw Wijk Katholieke Kerk). The church is located in Abu Bakar Ali street (Boulevard Jonquiere) and I Dewa Nyoman Oka street (Sultansboulevard). As one of the eldest churches in the city, the church was built during the colonial time and inaugurated in 1926 by Mgr. A. Van Velsen SJ, the Bishop of Jakarta. In 2014 The Saint Anthony Church was stated as a cultural heritage building. In October 2016 the Church bought a piece of land with a building on it, adjacent to its parish house. The two story building was half constructed, developed from a single story Indische architectural style building which unfortunately was already destroyed, leaving only a small part of its original building entrance. The building was planned to be functioned as the new parish house with a spatial connection to the old parish house. Despite the strong recommendation to reduce the expenses by making minimum physical changes, the building especially the façade should be redesigned as far as possible to be restored to its original façade and according to the requirements as an Indische architectural style building. As a part of the cultural heritage buildings in the area of Kotabaru, the new parish house should perform contextual architectural style and elements. Furthermore, the design results are proposed three alternatives and presented in the form of floorplans and elevations.Abstrak: Terletak di tengah kawasan cagar budaya Kotabaru, Kota Yogyakarta, Gereja Katolik Santo Antonius kemudian dikenal dengan nama Gereja Kotabaru (Bahasa Belanda: Nieuw Wijk Katholieke Kerk). Gereja tersebut terletak di Jalan Abu Bakar Ali (Boulevard Jonquiere) dan Jalan I Dewa Nyoman Oka (Sultansboulevard). Sebagai salah satu gereja tertua di kota Yogyakarta, gereja ini dibangun pada masa kolonial dan diresmikan pada tahun 1926 oleh Mgr. A. Van Velsen SJ, Uskup Jakarta. Pada tahun 2014 Gereja Santo Antonius ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya. Pada bulan Oktober 2016 Gereja membeli sebidang tanah dengan sebuah bangunan di atasnya, bersebelahan dengan rumah parokinya. Bangunan berlantai dua ini setengah dibangun, dikembangkan dari bangunan bergaya arsitektur Indische berlantai satu yang sayangnya sudah hancur, hanya menyisakan sebagian kecil dari entrance bangunan aslinya. Gedung tersebut rencananya akan difungsikan sebagai rumah paroki baru dengan keterkaitan spasial dengan rumah paroki lama. Meskipun ada rekomendasi kuat untuk mengurangi biaya dengan melakukan perubahan fisik seminimal mungkin, bangunan terutama fasad harus didesain ulang sejauh mungkin untuk dikembalikan ke fasad aslinya dan sesuai dengan persyaratan sebagai bangunan bergaya arsitektur Indische. Sebagai bagian dari bangunan cagar budaya di wilayah Kotabaru, rumah paroki baru hendaknya menampilkan gaya dan elemen arsitektur yang kontekstual. Selanjutnya, hasil rancangan diusulkan 3 alternatif dan disajikan dalam bentuk denah dan tampak bangunan.
PERSEPSI RAMAI DENGAN METODE SOUNDWALK PADA KAWASAN PENDIDIKAN KOTABARU YOGYAKARTA Wardani, Christina Esti; Budianto, Elisabeth; Lim, Kelly; Purbadi, Djarot; Felasari, Sushardjanti
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR Vol 12, No 1 (2025): April
Publisher : Architecture Program Department of Architecture, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/lantang.v12i1.81972

Abstract

Yogyakarta memiliki predikat sebagai Kota Pendidikan dengan identitas sarana pendidikan yang tersedia. Kawasan Kotabaru Yogyakarta memiliki perkembangan sejarah menyediakan bangunan pendidikan sebagai pendukung kawasan permukiman penduduk Eropa pada masa kolonial. Saat ini, perubahan dalam aktivitas ekonomi, sosial, dan budaya telah mempengaruhi citra kawasan. Penelitian memiliki tujuan untuk mengetahui persepsi suara pada kawasan pendidikan di Kotabaru, Yogyakarta. Metode yang digunakan berupa penelitian kualitatif dengan deskripsi kualitatif. Pengumpulan data primer dilakukan melalui soundwalk dengan merekam sumber suara, sedangkan pengumpulan data sekunder melalui studi pustaka. Evaluasi persepsi soundscape dilakukan dengan memainkan rekaman suara kepada sekelompok orang dan hasilnya dikategorikan berdasarkan standar ISO 12913-2:2018. Hasil penelitian menunjukkan persepsi suara "ramai" mendominasi Kawasan Kotabaru pada saat pagi, siang, dan malam. Implikasi penelitian terhadap persepsi suara pada Kawasan Kotabaru diharapkan dapat menjadi evaluasi lingkungan yang mendukung proses belajar mengajar di Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan. Upaya peningkatan mutu pendidikan masyarakat bertujuan mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara secara lebih luas. Pengendalian lingkungan suara yang kondusif, diharapkan dapat menciptakan atmosfer yang mendukung bagi proses pendidikan yang efektif.
THE COMPARISON BETWEEN COMPUTER SIMULATION AND PHYSICAL MODEL IN CALCULATING ILLUMINANCE LEVEL OF ATRIUM BUILDING Felasari, Sushardjanti
Dimensi: Journal of Architecture and Built Environment Vol. 31 No. 1 (2003): JULY 2003
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/dimensi.31.1.%p

Abstract

This research examines the accuracy of computer programmes to simulate the illuminance level in atrium buildings compare to the measurement of those in physical models. The case was taken in atrium building with 4 types of roof i.e. pitched roof, barrel vault roof, monitor pitched roof (both monitor pitched roof and monitor barrel vault roof), and north light roof (both with north orientation and south orientation). The results show that both methods have agreement and disagreement. They show the same pattern of daylight distribution. In the other side, in terms of daylight factors, computer simulation tends to underestimate calculation compared to physical model measurement, while for average and minimum illumination, it tends to overestimate the calculation.