This Author published in this journals
All Journal Naditira Widya
indah asikin nurani
Balai Arkeologi DIY

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hunian Berulang Dolina Kidang, Blora Kala Holosen Indah Asikin Nurani
Naditira Widya Vol 10 No 2 (2016): Naditira Widya Vol. 10 No. 2 Oktober 2016
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1902.326 KB) | DOI: 10.24832/nw.v10i2.116

Abstract

HUNIAN BERULANG DI DOLINA KIDANG, BLORA KALA HOLOSEN DWELLING RECURRING IN DOLINA KIDANG, BLORAHOLOCENE PERIOD Indah Asikin NuraniBalai Arkeologi Daerah Istimewaan Yogyakarta, Jalan Gedong Kuning No 174, Kotagede, YogyakartaEmail: anikardani@gmail.com Abstrak Dolina Kidang adalah suatu lobang besar yang di dalamnya terdapat sebuah gua dan sebuah ceruk. Dolina ini merupakan tempat hunian manusia prasejarah kala Holosen yang sangat intensif dihuni. Bukti-bukti arkeologis memberikan gambaran bagaimana pola hunian yang berlangsung di dalam dolina ini. Temuan hasil ekskavasi meliputi artefak, ekofak, fitur, dan rangka manusia. Kajian geoarkeologis menunjukkan adanya proses pengendapan sedimentasi dan material budaya yang signifikan. Kajian antropologi ragawi memberikan kontribusi tentang sistem kubur yang dianut manusia penghuni Dolina Kidang. Pengembangan teknologi dalam mempertahankan hidup juga memberikan informasi tersendiri dalam pola hidup manusia penghuni Dolina Kidang. Tulisan ini akan memberikan gambaran menyeluruh pola hunian beserta jejak okupasi yang berlangsung di dolina ini. Metode yang digunakan adalah deskriptif analitis, dengan penalaran induktif. Hasil penelitian memberikan informasi tentang pola pemanfaatan lahan gua secara berulang yaitu ditemukan gua berupa konglomerat alas. Kata kunci: Dolina Kidang, stratigrafi, kubur, teknologi, hunian. Abstract. Dolina Kidang is a big hole in which there is a cave and a niche. This Dolina a prehistoric human settlements Holocene period very intensive inhabited. Archaeological evidence gives an overview of how settlement patterns that took place in this dolina. Findings from excavations among others artifacts, ecofacts, features, and skeleton. Geo-archaeological studies showed the deposition process of sedimentation and culturally of significant material. Contributing studies paleoanthropology has information about the system of burial in Dolina Kidang. Studies of technology in maintaining the life had new information in sustaining life in Dolina Kidang. This paper will provide a thorough overview of the occupancy patterns along with traces of occupation that took place in this dolina. The method used is descriptive analytical, with inductive reasoning. The results of study provide information on land use patterns recurring cave that is found in the form of conglomerates pedestal as gab occupation. Keywords: Dolina Kidang, stratigraphy, burial, technology, occupancy.
SISTEM SETING OKUPASI MANUSIA KALA PLEISTOSEN – AWAL HOLOSEN DI KAWASAN GUNUNGKIDUL Indah Asikin Nurani
Naditira Widya Vol 11 No 1 (2017): Naditira Widya Vol. 11 No. 1 April 2017
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4394.333 KB) | DOI: 10.24832/nw.v11i1.207

Abstract

Kawasan Gunung Sewu tidak diragukan lagi menyimpan tinggalan budaya yang berkesinambungan utamanya masa prasejarah. Beberapa arkeolog menyebut kawasan Gunung Sewu sebagai metropolitan prasejarah. Hal tersebut didasarkan tinggalan budaya sejak paleolitik sampai dengan neolitik – megalitik tersebar luas tanpa putus di kawasan ini. Gunungkidul sebagai salah satu kabupaten yang termasuk dalam kawasan Gunung Sewu juga menunjukkan potensi arkeologis yang tinggi dan berkesinambungan. Hal yang menjadi permasalahan adalah bagaimana seting okupasi yang berlangsung di Gunungkidul? Tulisan ini mencoba menjabarkan potensi arkeologis secara ruang dan waktu dalam sistem seting yang berlangsung khususnya kala Pleistosen ke Holosen. Daerah-daerah mana dimanfaatkan sebagai pusat aktivitas, dan daerah mana sebagai sumber bahan baku. Selanjutnya apakah terjadi pergeseran ruang dalam kurun waktu berikutnya? Faktor-faktor apakah yang menyebabkan seting okupasi tersebut terjadi. Diharapkan tulisan ini akan memberikan kontribusi dalam pelestarian seting okupasi budaya kala Pleistosen – Holosen kawasan Gunungkidul berlangsung. Metode yang digunakan adalah deskriptif analitik, sehingga akan terjabarkan seting okupasi secara ruang dan waktu.Hasil penelusuran Sungai Oyo dan gua hunian di Gunungkidul memberikan informasi terjadi perkembangan budaya dari aspek ruang dan waktu.