Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengaruh variasi ukuran partikel terhadap profil suhu pada pembakaran batu bara sub bituminous dengan menggunakan pulverized burner Amrul Amrul; Herry Wardono; Nikolaus Derry Chandra
Jurnal Teknik Mesin Indonesia Vol 17 No 1 (2022): Jurnal Teknik Mesin Indonesia
Publisher : Badan Kerja Sama Teknik Mesin Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36289/jtmi.v17i1.305

Abstract

Salah satu teknologi pembakaran konvensional yang masih banyak digunakan dalam proses produksi listrik di Indonesia adalah pulverized combustion. Batu bara kualitas medium merupakan jenis batu bara yang sering digunakan dalam proses produksi listrik di Indonesia. Ketersediaan batu bara yang terbatas dapat diatasi dengan melakukan pembakaran bersama antara batu bara dengan biomassa. Penggunaan bahan bakar biomassa diharapkan dapat mengatasi ketergantungan penggunaan bahan bakar fosil. Namun karakteristik pembakaran batu bara serbuk perlu diketahui sebelum melakukan pembakaran bersama antara batu bara dengan biomassa. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variasi ukuran batu bara serbuk terhadap profil suhu pembakaran yang dihasilkan. Kajian dilakukan menggunakan mesin coal combustion skala lab type pulverized burner dengan suhu uji yaitu 750°C, 850°C dan 950°C untuk melihat pengaruh partikel batu bara serbuk yang tanpa diayak dan yang diayak menggunakan ayakan berukuran mesh 100 dan mesh 200 terhadap profil suhu pembakaran. Pengurangan ukuran serbuk batu bara membuat kenaikan suhu semakin tinggi. Kenaikan suhu tertinggi terjadi pada serbuk batu bara ukuran mesh 200 dan suhu pembakaran 750°C yaitu sebesar 65,4°C. Waktu pembakaran tersingkat terjadi pada pembakaran serbuk batu bara mesh 200 dan suhu pembakaran 950°C, yaitu selama 120 detik.
PENGARUH VARIASI TEMPERATUR FLUIDA MASUK TERHADAP UNJUK KERJA KOLEKTOR SURYA HYBRID PV/T Amrizal Amrizal; Christian Cahya Putra; Agung Nugroho; Amrul Amrul
JURNAL MECHANICAL Vol 10, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/mech.v10.i2.201909

Abstract

The aim of this study is to investigate the effect of different range of inlet fluid temperature on both electrical and thermal efficiency for a serpentine PV/T collector. The variation of the inlet fluid temperature used in this study is above and below ambient temperature. The thermal performance test uses the EN 12975 under indoor system with a solar simulator. The results showed that hybrid PV/T solar collectors with the inlet fluid temperature below ambient temperature have higher values for both heat loss coefficient and electrical efficiency when they compared to those obtained from the above ambient temperature. Meanwhile, the collector with the inlet fluid temperature below ambient temperature and mass flow rate of 0.015 kg/s has a higher value of heat loss coefficient of 2.2 W/m²K if they compared to those obtained from above ambient temperature and also there is an increase of 1% electrical efficiency with average temperature surface of PV/T collector 46.76ºC. The application of different range of inlet fluid temperature has no significant effect on zero efficiency of  PV/T collector.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan perbedaan temperatur fluida masuk pada kolektor surya hybrid PV/T aliran serpentine baik secara thermal maupun daya elektrik yang dihasilkan. Perbedaan temperatur fluida masuk yang digunakan adalah di atas dan di bawah temperatur lingkungan.  Pengujian unjuk kerja thermal ini menggunakan standar EN 12975 sistem indoor dengan simulator surya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kolektor surya hybrid PV/T dengan temperatur fluida masuk di bawah temperatur lingkungan memiliki koefisien kerugian panas dan efisiensi listrik yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan  kondisi pengujian di atas temperatur lingkungan. Sementara itu kolektor surya hybrid PV/T dengan temperatur fluida masuk di bawah temperatur lingkungan dan laju aliran massa fluida 0.015 kg/s memiliki koefisien kerugian panas lebih tinggi 2.2 W/m²K dibandingkan dengan kondisi pengujian yang sama ketika temperatur fluida masuk di atas temperatur lingkungan dan terjadi peningkatan efisiensi daya listrik 1% dengan temperatur rata rata permukaan kolektor PV/T 46.76ºC. Sedangkan penerapan variasi temperatur fluida masuk di bawah dan di atas temperatur lingkungan tidak berpengaruh signifikan terhadap efisiensi zero pada kolektor surya hybrid (PV/T) aliran serpentine ini.Kata kunci : Energi matahari, Photovoltaic thermal (PV/T),  EN 12975.
Unjuk Kerja Kolektor Surya Pelat Datar Aliran Paralel Zulfa Zulfa; Amrizal Amrizal; amrul amrul
JURNAL MECHANICAL Vol 8, No 2 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/mech.v8.i2.201707

Abstract

Telah diuji unjuk kerja kolektor pelat datar aliran paralel menggunakan solar simulator dengan standar pengujian EN 12975-2:2006. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik kolektor surya aliran paralel berupa efisensi termal dan pressure drop berdasarkan variasi jarak antar pipa paralel terhadap diameter (W/D), arah aliran fluida pada pipa riser (vertikal dan Horizontal) dan bahan pelat absorber (tembaga dan alumunium). Untuk memenuhi tujuan ini dibuat empat buah kolektor dengan luas pelat yang sama. Tiga kolektor menggunakan pelat tembaga dan satu kolektor dengan pelat alumunium. Kolektor pelat tembaga adalah kolektor W/D=8 vertikal, W/D=12 vertikal, kolektor W/D=8 horizontal dan kolektor pelat alumunium adalah W/D=8 vertikal. Dari hasil pengujian dilakukan perhitungan menggunakan Multiple Linear Regression (MLR) didapat efisiensi zero dan koefisien rugi kalor dari kolektor. Kolektor W/D=8 vertikal pelat tembaga memiliki unjuk kerja terbaik dari sisi efisiensi dan rugi-rugi kalor dengan nilai berturut turut 46,65 % dan 2.7111 W/(m2K). Lebih lanjut kolektor W/D=12 vertikal memiliki nilai pressure drop terbaik dengan nilai 123.48 Pa. Kolektor dengan pelat tembaga memiliki efisiensi dan rugi kalor yang lebih baik dibanding kolektor pelat alumunium tetapi harga pelat tembaga 14 kali lebih mahal dari pelat alumunium. Kolektor susunan vertikal memiliki unjuk kerja terbaik dari sisi koefisien kerugian panas dan efisiensi tetapi memiliki nilai pressure drop lebih tinggi dibandingkan dengan kolektor susunan horizontal. Kolektor yang menggunakan penutup kaca dan kolektor dengan laju aliran massa yang lebih kecil memiliki unjuk kerja terbaik dari sisi koefisien kerugian panas dan efisiensi.Keywords: Efisiensi termal, EN 12975-2:2006, Jarak pipa riser, Kolektor surya pelat datar, Pressure drop.
Simulasi Unjuk Kerja Termal Dan Pressure Drop Kolektor Surya Pelat Datar Aliran Serpentine Menggunakan Metode-CFD Ahmad Yonanda; Amrizal Amrizal; Amrul Amrul
JURNAL MECHANICAL Vol 10, No 1 (2019)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/mech.v10.i1.201905

Abstract

Untuk mengetahui karakteristik unjuk kerja kolektor surya ini dapat digunakan metode CFD (Computational Fluid Dynamic). CFD memberikan kemudahan untuk menganalisis karakterisrik aliran fluida yang berkaitan dengan distribusi temperatur dan tekanan yang terjadi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis karakteristik unjuk kerja termal dan pressure drop pada kolektor surya pelat datar menggunakan metode CFD. Langkah-langkah yang dibutuhkan dalam proses simulasi CFD adalah: desain dan name selection geometri, meshing, pemilihan metode radiasi, pemilihan jenis material dan input kondisi batas. Proses iterasi simulasi ditunjukkan oleh grafik “residual” yang konvergen dengan hasil simulasi berupa kontur temperatur dan tekanan. Kemudian proses validasi dilakukan terhadap hasil simulasi dengan cara membandingkannya dengan data eksperimen. Langkah selanjutnya mensimulasikan unjuk kerja kolektor surya berdasarkan variasi laju aliran massa fluida dan variasi jarak antara pipa (W). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan laju aliran massa fluida sebesar 0,005 kg/s (dalam range 0,005 - 0,02 kg/s) mengakibatkan temperatur keluar fluida kerja akan mengalami penurunan sekitar 2°C. Sementara itu penggunaan jarak antara pipa (W) 40 mm jika dibandingkan dengan jarak antara pipa (W) 80 mm akan meningkatkan temperatur keluar fluida kerja sebesar 3,9°C.