Kejadian penyakit stroke di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hal ini dikarenakan pola hidup seseorang maupun riwayat penyakit yang menyertai. Stroke merupakan problem neurologis serius yang sering dijumpai di dunia, masih merupakan kontributor utama terhadap morbiditas, disabilitas fungsional dan mortalitas. Stroke apabila tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan factor gangguan kognitif seperti demensia. Untuk itu diperlukan pengetahuan mengenai apakah penyakit stroke berpengaruh pada demensia. Penelitian ini dirancang untuk mengetahui perbedaan stroke lesi hemisfer kiri dan kanan terhadap kejadian demensia di RSUD Banyumas. Metode Penelitian menggunakan metode observasional analitik dengan desain cross sectional. Teknik sampling menggunakan sistematic random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dengan instrumen MMSE, dan wawancara. Populasi penelitian adalah seluruh pasien di Poliklinik saraf RSUD Banyumas. Ukuran sampel sebanyak 60 siswa yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis data dilakukan dengan menggunkan Uji Chi Square. Dari penelitian ini diketahui bahwa pasien di Poliklinik RSUD Banyumas sebagian besar berjenis kelamin laki-laki sebanyak 35 orang (58,33%), dan sebagian besar berusia 51-60 tahun sebanyak 23 orang (38,33%). Rerata frekuensi jumlah penderita stroke yang mengalami demensia sebanyak 26 orang (43,33%). Dan perbandingan kejadian demensia diperoleh 23 orang (85,7%) dari 30 orang pada penderita stroke lesi hemisfer kiri, kejadian demensia sebanyak 3 orang (14,3%) dari 30 orang pada stroke lesi hemisfer kanan. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh angka lebih besar dari harga kritik untuk taraf signifikansi α=0,05 yaitu sebesar 3,84 yang berarti hipotesis nol diterima. Akhirnya disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kejadian stroke lesi hemisfer kiri dan kanan yang bermakna pada pasien demensia di RSUD Banyumas. Kata kunci : Stroke hemisfer kiri, stroke hemisfer kanan, demensia