Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Kajian Imbangan Bunga dengan Adsorben terhadap Rendemen dan Mutu Minyak Bunga Kamboja (Plumeria obtusa) dengan Metode Enfleurasi Sarifah Nurjanah; Sudaryanto Zain; Ema Komalasari
INDONESIAN JOURNAL OF ESSENTIAL OIL Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Institut Atsiri Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.616 KB) | DOI: 10.21776/ub.ijeo.2017.002.01.01

Abstract

Bunga kamboja mengandung minyak atsiri yang dapat digunakan sebagai bahan pembuat parfum karena wanginya yang khas. Minyak atsiri tersebut dapat diekstrak dengan metode enfleurasi yang menggunakan absorben lemak.  Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh imbangan jumlah bunga dan absorben yang digunakan terhadap rendemen dan mutu minyak atsiri yang dihasilkan.  Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen laboratorium dengan analisis deskriptif dengan 3 kali pengulangan. Perlakuan jumlah imbangan bunga terdiri dari 6 taraf yaitu 525 g, 700 g, 875 g, 1050 g, 1225 g, dan 1400 g dengan imbangan adsorben sebesar 500 g.  Hasil penelitian menunjukkan perolehan rendemen minyak bunga kamboja yang berbeda untuk setiap perlakuan jumlah  imbangan bunga. Jumlah imbangan bunga dengan rendemen tertinggi adalah pada perlakuan 525 g bunga dengan rerata rendemen sebesar 1,033%. Warna minyak bunga kamboja yang dihasilkan berwarna kuning keemasan dengan kekentalan minyak sebesar 156 mPas-1672 mPas, rerata bobot jenis  0,927-0,930 g/ml, dan rerata indeks bias minyak bunga 1,447-1,459. Minyak bunga larut dalam alkohol 95% dengan nilai bilangan asam 17,322 dan bilangan ester minyak sebesar 98,598.
PENDAMPINGAN LEGALITAS USAHA, SPP-IRT, DAN SERTIFIKASI HALAL PRODUK UMKM DESA PAGELARAN, KECAMATAN MALINGPING, LEBAK, BANTEN Maryam Jameelah; Ema Komalasari; Azzahra Putri Diandra; Sarah Giovanni; Yunus Efendi
Aplikasia: Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama Vol. 22 No. 2 (2022):
Publisher : UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/aplikasia.v22i2.2992

Abstract

Business legality is one of the important things that becomes one of the foundations of legal certainty for Small and micro-scale enterprises. Many businesses are reluctant to register their business due to the complexity of the process. This phenomenon is the main problem in areas far away from the city. Pagelaran Village has various kinds of dry and wet-based food products that are widely traded and become local specialties, unfortunately, most of them are traded without a clear food label, and do not yet have business legality, SPP-IRT, and halal certificates. Mentoring activity is carried out using the interview method, filling the documents, and socializing various important matters related to business legal aspects. Based on the results of the mentoring activity, it can be seen that the mentoring process succeeded in achieving a 100% success rate for managing business legality, having food labels, and having SPP-IRT numbers. In addition, 50% of business actors are known to have obtained halal certificates for their products. This mentoring activity is expected to contribute to increasing the competitiveness of MSMEs in Indonesia.
PENERAPAN PROSEDUR SANITASI DAN HIGIENE RUMAH POTONG HEWAN RUMINANSIA DI JAKARTA Ema Komalasari; Maryam Jameelah; Saepul Imam
Jurnal Teknologi Pangan dan Kesehatan (The Journal of Food Technology and Health) Vol 4, No 2 (2022): November
Publisher : Universitas Sahid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36441/jtepakes.v4i2.1410

Abstract

ABSTRAK: Daging sapi masuk dalam bahan pangan kategori mudah rusak. Kualitas dan keamanan daging ditentukan oleh pelaksanaan penyediaan daging di rumah potong hewan (RPH), termasuk di dalamnya adalah penerapan proses sanitasi dan higienitas. Tujuan dari penelitian adalah untuk menilai rumah potong hewan kategori ruminansia di Jakarta yang di dasarkan pada pedoman yang dikeluarkan oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia. Penelitian dilakukan menggunakan metode observasi, yaitu dengan cara survei dan pengamatan, terdiri dari 4 tahapan: (1) penyusunan kuesioner; (2) Permohonan Data RPH DKI Jakarta ke dinas terkait; (3) observasi RPH; (4) analisis data. Tahap Observasi dilakukan di satu Rumah Potong Hewan daerah Jakarta Timur. Kuesioner disusun dengan mengacu pada Peraturan Kementerian Pertanian No 11 tahun 2020. Hasil penelitian menunjukkan total jumlah temuan penyimpangan minor 11 poin dan mayor 7 poin. RPH yang dijadikan objek penelitian masuk kategori RPH Tingkat II (Baik), dengan kriteria batasan penyimpangan minor kurang dari 13 dan mayor kurang dari 10 penyimpangan. Jumlah penyimpangan paling banyak ditemukan pada aspek bangunan, fasilitas, dan peralatan. Hasil tersebut menunjukkan perlunya evaluasi bagi pihak RPH untuk meningkatkan standarisasi keamanan pangan hingga perbaikan serta pengembangan aspek bangunan, fasilitas, dan peralatan. Studi mengenai penilaian prosedur sanitasi higiene RPH dengan mengacu pada pedoman yang baru ini diharapkan dapat menjadi acuan dasar bagi penelitian lanjutan lainnya. ABSTRACT:Beef included as a perishable food. The quality and safety of beef determined by the implementation of the supply of meat in slaughterhouses (RPH), including the implementation of sanitation and hygiene processes. The aim of the study was to assess the ruminant slaughterhouse in Jakarta based on the guidelines issued by the Minister of Agriculture of the Republic of Indonesia. The research was conducted using observational methods, consisting of 4 stages: (1) composing a questionnaire; (2) finding RPH data in Jakarta Province; (3) observation; and (4) data analysis. The observation (step 3) was carried out at one slaughterhouse in East Jakarta. The questionnaire was prepared with reference to the Ministry of Agriculture Regulation No. 11 of 2020. The results showed the total number of findings for minor deviations was 11 points and major deviations were 7 points. The slaughterhouse in this research is included in the category of RPH Level II (Good), with the criteria for minor deviation limitations of less than 13 and major deviations less than 10. The most number of deviations was found in the aspects of buildings, facilities and equipment. These results indicated the need for an evaluation of the RPH to improve food safety standards especially in buildings, facilities and equipment aspects. The study on the assessment of slaughterhouse sanitation hygiene procedures by referring to the new guidelines is expected to become a basic reference for other further research.