Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Analisis semikuantitatif ekspresi auxin induced genes family pada mutan heterosigot Auxin Binding Protein1 (abp1/ABP1) Arabidopsis thaliana Effendi, Yusuf
BIOWALLACEA Vol 1, No 2 (2015): BioWallacea Vol 1 No 2
Publisher : Program Studi Biologi FMIPA Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Auksin merupakan fitohormon sentral yang banyak berperan dalam pengaturan fungsi dan regulasi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Walau demikian informasi tentang mekanisme molekular sinyal auksin khususnya bagaimana sel tanaman merespon auksin pada specific membrane bounded auxin receptor masih sangat terbatas jumlahnya. Auxin Binding Protein1 (ABP1) merupakan satu-satunya kandidat membrane bounded auxin receptor pada tanaman yang fungsi dan mekanisme kerjanya masih belum banyak diketahui. Dalam penelitian ini, fungsi gen ABP1 dianalisis dengan mengukur ekspresi auxin induced genes family, yakni IAA gene family (IAA3,  IAA5,  IAA14,  IAA19,  dan  IAA20), GH3 genes family (GH3-3, dan GH3-5) dan gen SAUR1 pada mutan heterosigot ABP1 (abp1/ABP1) menggunakan metode semikuantitatif PCR. Data ekpresi gen dicatat setelah mutan T-DNA heterosigot abp1/ABP1 dan wild type Arabidopsis thaliana diperlakukan dengan menambahkan asam indol asetat (IAA) (0.03µM dan 0.1µM). Gen ACTIN digunakan sebagai gen referensi. Hasil menunjukkan adanya reduksi dan delay ekpresi sebagian besar auxin induced genes yang dianalisis pada mutan T-DNA heterosigot abp1/ABP1 dibandingkan dengan wild type 30 menit pasca penambahan IAA. Dari eksperimen ini dapat disimpulkan bahwa mutasi gen ABP1 berimplikasi pada reduksi dan delay ekpresi auxin induced genes. Penelitin ini juga mengindikasikan potensi ABP1 sebagai reseptor auksin pada tanaman.  Kata kunci :  ABP1, Auksin, ekspresi semikuantitatif, auxin-induced gene families
PRODUKSI ENZIM SELULASE OLEH FUNGI SELULOTIK YANG DIRADIASI SINAR GAMMA DALAM FERMENTASI JERAMI PADI T.R.D. Larasati; N. Mulyana; M. Anggriawan; Y. Effendi
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 16, No 3: APRIL 2015
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.123 KB) | DOI: 10.17146/jsmi.2015.16.3.4232

Abstract

PRODUKSI ENZIM SELULASE OLEH FUNGI SELULOTIK YANG DIRADIASI SINAR GAMMA DALAM FERMENTASI JERAMI PADI. Produksi enzim selulase oleh Trichoderma viride dan Aspergillus niger yang dipapari radiasi sinar Gamma dosis rendah telah dilakukan menggunakan substrat jerami padi dengan metode Solid State Fermentation (SSF). Iradiasi sinar gamma dosis rendah berpengaruh terhadap percepatan aktivitas exo-enzim oleh mikroba. Strain Trichoderma viride dan Aspergillus niger dipapari radiasi sinar Gamma dengan dosis rendah : 0 Gy, 50 Gy, 150 Gy, 250 Gy dan 350 Gy. Parameter proses SSF yang berkaitan dengan dekomposisi enzimatis adalah total fungi, nilai pH, aktifitas enzimselulase, kadar glukosa, dan protein kasar diamati selama 16 hari. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh iradiasi sinar gamma dosis rendah dan waktu fermentasi terhadap kemampuan enzimatik dengan nilai dosis yang berbeda antar strain. Aspergillus niger memiliki dosis iradiasi terbaik 350 Gy dengan peningkatan produksi enzim selulase sebesar 15,23 U/g Bk, kadar glukosa sebesar 6,25 mg/mL dan kadar protein kasar sebesar 10,1 %. Sedangkan Trichoderma viride memiliki dosis iradiasi optimal 150 Gy dengan peningkatan produksi enzim selulase sebesar 13,23 U/g Bk, dengan kadar glukosa sebesar 5,61 mg/mL dan kadar protein kasar sebesar 9,63% pada waktu fermentasi terbaik 8 hari.
Evaluasi In Vitro Silase Sinambung Sorgum Varietas Samurai 2 yang Mengandung Probiotic BIOS K2 dalam Cairan Rumen Kerbau Shafa Imanda; Yunus Effendi; Sihono Sihono; Irawan Sugoro
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 12, No 1 (2016): Juni 2016
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jair.2016.12.1.3193

Abstract

Evaluasi In Vitro Silase Sinambung Sorgum Varietas Samurai 2 yang Mengandung Probiotik BIOS K2 dalam Cairan Rumen Kerbau. Kebutuhan pakan hijauan ternak ruminansia dapat ditingkatkan kualitasnya dengan pembuatan silase. Salah satu teknik silase yang dikembangkan adalah silase sinambung, yaitu suatu teknologi modifikasi pembuatan silase dengan waktu fermentasi yang lebih singkat akibat pemberian bibit silase pada saat awal pembuatannya. Peningkatan kualitas silase dapat dilakukan dengan menambah suplemen berupa probiotik seperti BIOS K2. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pakan silase sinambung hijauan sorghum varietas Samurai 2 yang mengandung probiotik BIOS K2. Evaluasi pakan dilakukan dengan metode in vitro Hohenheim gas test menggunakan inokulum cairan rumen dari kerbau berfistula yang diinkubasi selama 24 jam pada suhu 390C. Perlakuan terdiri dari pakan A (silase sorgum 21 hari), B (silase sinambung sorghum 3 hari), dan C (silase sinambung sorgum 7 hari). Parameter yang diuji adalah konsentrasi amonia, volatile fatty acids (VFA), sintesis protein mikroba (bakteri dan protozoa), degradasi bahan organik (%DBO), konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan metana (CH4). Data hasil perlakuan dianalisis dengan menggunakan rancangan acak lengkap. Hasil pengujian menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan perlakuan pakan terhadap konsentrasi amonia, konsentrasi VFA, sintesis protein mikroba dan %DBO, sedangkan untuk konsentrasi gas CO2 dan CH4 tidak ada pengaruh. Perlakuan pakan C menghasilkan konsentrasi amonia, VFA dan sintesis protein bakteri berturut-turut sebesar 0,44 mg/ml; 0,89 mg/ml; dan 5,18 mg/ml/jam, lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan A dan B. %DBO tertinggi terjadi pada perlakuan A sebesar 47,30%, sedangkan B dan C sebesar 25,18 dan 37,15%. Sintesis protein mikroba protozoa tertinggi terjadi pada perlakuan A dan B sebesar 2,62 mg/ml/jam, sedangkan perlakuan C sebesar 2,55 mg/ml/jam. Disimpulkan dari percobaan ini bahwa pakan silase sinambung sorgum varitetas Samurai 2 dengan lama inkubasi selama 7 hari (C) memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan silase sorgum yang diinkubasi 21 hari (A).
Dimensionality Reduction using PCA and K-Means Clustering for Breast Cancer Prediction Ade Jamal; Annisa Handayani; Ali Akbar Septiandri; Endang Ripmiatin; Yunus Effendi
Lontar Komputer : Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Vol. 9, No. 3 December 2018
Publisher : Institute for Research and Community Services, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.208 KB) | DOI: 10.24843/LKJITI.2018.v09.i03.p08

Abstract

Breast cancer is the most important cause of death among women. A prediction of breast cancer in early stage provides a greater possibility of its cure. It needs a breast cancer prediction tool that can classify a breast tumor whether it was a harmful malignant tumor or un-harmful benign tumor. In this paper, two algorithms of machine learning, namely Support Vector Machine and Extreme Gradient Boosting technique will be compared for classification purpose. Prior to the classification, the number of data attribute will be reduced from the raw data by extracting features using Principal Component Analysis. A clustering method, namely K-Means is also used for dimensionality reduction besides the Principal Component Analysis. This paper will present a comparison among four models based on two dimensionality reduction methods combined with two classifiers which applied on Wisconsin Breast Cancer Dataset. The comparison will be measured by using accuracy, sensitivity and specificity metrics evaluated from the confusion matrices. The experimental results have indicated that the K-Means method, which is not usually used for dimensionality reduction can perform well compared to the popular Principal Component Analysis.
Evaluasi Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka Mandiri Prodi Biologi Universitas Al Azhar Indonesia: Studi Kasus Respon Mahasiswa Risa Swandari Wijihastuti; Analekta Tiara Perdana; Arief Pambudi; Firman Alamsyah; Riris Lindiawati Puspitasari; Yunus Effendi; Nurul Fauzia; Adinda Citra Dianita
Jurnal Al Azhar Indonesia Seri Ilmu Sosial Vol 3, No 2 (2022): Juni 2022
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36722/jaiss.v3i2.1030

Abstract

Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) merupakan salah satu program yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Program tersebut terdiri dari 8 kegiatan yang dapat mengasah kompetensi hard skills maupun soft skills mahasiswa. Beberapa kegiatan Program MBKM telah dilakukan di Program Studi Biologi Universitas Al-Azhar Indonesia (Prodi Biologi UAI), yaitu program pertukaran pelajar, program asistensi mengajar dan program magang bersertifikat. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hasil evaluasi respons mahasiswa terhadap Program MBKM mandiri Prodi Biologi UAI. Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif menggunakan survey untuk mengetahui respons dari mahasiswa baik yang belum dan sudah melaksanakan Program MBKM. Hasil evaluasi respons mahasiswa menunjukan bahwa mahasiswa Prodi Biologi UAI sering mendengar istilah MBKM dan mengetahui bahwa Prodi Biologi UAI menyelenggarakan Program MBKM. Sebagian mahasiswa Prodi Biologi UAI yang belum mengikuti Program MBKM sangat berminat untuk bergabung, dan mahasiswa yang telah mengikuti Program MBKM merasa sangat puas dan ingin mengikuti program lainnya.Kata Kunci – MBKM, Prodi Biologi Universita Alzhar Indonesia, Respon
Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Pemacu Pertumbuhan Tanaman (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) Asal Tanah Desa Akar-Akar, Lombok Utara Shania Corolla Azzahra; Yunus Effendy; Sudono Slamet
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36722/sst.v6i2.662

Abstract

Plant Root Growth Promoting Bacteria or PGPR are bacteria that colonize plant rooting areas or the rhizosphere to increase the quality or quantity of plant growth. PGPR can provide dissolved phosphate for plants to be absorbed by the plant root system since 95-99% of phosphate in nature is present in insoluble form. Soil samples from different irrigation systems from Akar-akar village were isolated through serial dilution techniques and grown on NA media shown that the higher the dilution, the fewer colonies that grew on the media. Macroscopic and microscopic observations were made to see the criteria for bacteria, shown that the bacteria in the three soil samples were gram negative and was known that bacillus and cocobacillus bacteria present in the three soil samples. Coccus bacteria was found in soil without irrigation and drip-surface irrigated soil, while streptococcus bacteria was found in drip-surface and drip-subsurface irrigated soil. As many as 22 bacterial isolates were isolated and grown on Pikovskaya media, only one bacterial colony was phosphate solvent through a clear zone that grew around the bacterial colony. The bacterial colony has a phosphate dissolving index (IPF) of 250, the ratio between colony diameter and clear zone diameter was 1: 1.5.Keywords – PGPR, Drip-surface irrigated soil, Drip-subsurface irrigated soil
Kualitas Air Situ Lebak Wangi Bogor Berdasarkan Analisa Fisika, Kimia dan Biologi Dewi Elfidasari; Nita Noriko; Yunus Effendi; Riris Lindiawati Puspitasari
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36722/sst.v3i2.193

Abstract

Abstrak - Situ Lebak Wangi merupakan situ yang berada di daerah Bogor, dan awalnya dimanfaatkan sebagai tempat penampungan air saat musim hujan untuk peningkatkan persediaan  air tanah.  Saat ini, Situ Lebak Wangi dimanfaatkan sebagai tempat pembuangan limbah oleh masyarakat. Hal ini dapat menyebabkan perubahan kualitas baik fisik, kimia dan biologi  perairan situ. Untuk itu perlu dilakukan penelitian terhadap kualitas fisik, kimia dan biologi perairan Situ Lebak Wangi agar diperoleh informasi mengenai kualitas perairannya sehingga dapat disosialisasikan kepada masyarakat di sekitarnya nilai penting konservasi, pengelolaan dan pemanfaatan situ tersebut. Hasil pengukuran sifat fisik dan kimia air menunjukkan bahwa suhu di perairan Situ Lebak Wangi masih memenuhi baku mutu air kelas 1, nilai total padatan terlarut perairan Situ masih di bawah ambang batas baku mutu yang dipersyaratkan, nilai kecerahan di perairan Situ Lebak Wangi berkisar antara 67,17 – 80,83 cm dengan nilai rata-rata 74,46 cm, nilai pH perairan danau lebih rendah dari perairan sungai, yaitu berkisar antara 6,60–8-80. Pengukuran DO menunjukkan bahwa di perairan danau konsumsi oksigennya lebih tinggi, sedangkan hasil BOD5 menunjukkan bahwa perairan Situ Lebak Wangi sudah tercemar oleh bahan organik mudah urai (BOD5). Nilai daya hantar listrik berkisar antara 112,0 – 118,0 µhos/cm. Hasil analisa kualitas air Situ Lebak Wangi secara keseluruhan menunjukkan bahwa perairan tersebut tidak layak untuk dijadikan sebagai air baku, karena mengandung bakteri patogen Salmonella-Shigella yang merupakan penyebab thypus dan kolera.                                                           Keata Kunci  - kualitas fisik, kimia dan biologi; Situ Lebak Wangi; Perairan; Baku mutu air Abstract - Situ Lebak Wangi is a place located in the Bogor area, and was originally used as a water reservoir during the rainy season to increase groundwater supply. Currently, Situ Lebak Wangi is used as a waste disposal site by the community. This can lead to changes in the quality of both physical, chemical and biological waters there. Therefore, research on the physical, chemical and biological qualities of waters of Situ Lebak Wangi to obtain information about the quality of the waters so that it can be socialized to the community around the importance of conservation, management and utilization of the site. The result of measurement of physical and chemical properties of water shows that the temperature in Situ Lebak Wangi waters still meet the water quality standard class 1, the total dissolved solids of waters Situ is still below the required quality standard threshold, the brightness value in Situ Lebak Wangi waters ranges between 67, 17 - 80.83 cm with an average rating of 74.46 cm, the pH value of the lake waters lower than river waters, which ranged from 6.60-8-80. Measurements of DO indicate that in lake waters oxygen consumption is higher, whereas BOD5 results show that waters Situ Lebak Wangi already contaminated by organic material easily explained (BOD5). The electrical conductivity values range from 112.0 - 118.0 μhos / cm. The result of Situ Lebak Wangi water quality analysis as a whole shows that the water is not feasible to serve as raw water, because it contains Salmonella-Shigella pathogen bacteria which is the cause of thypus and cholera. Keywords - physical quality, chemistry and biology, Situ Lebak Wangi, Waters, Water quality standards
Analisis Ekspresi Kelompok Gen-Gen Pertahanan Pada Tanaman Pisang Dalam Merespons Bakteri Patogen Ralstonia solanacearum Yunus Effendi; Arif Pambudi; Lulu' Nisrina
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36722/sst.v4i1.251

Abstract

Abstrak - Blood Disease Bacterium (BDB) adalah penyakit pada banyak tanaman bernilai ekonomis seperti tanaman pisang yang disebabkan oleh infeksi soil-borne bakteri patogen Ralstonia solanacearum. Kemampuan R.solanacearum untuk bertahan pada kondisi minimum pada tanah dan luasnya spektrum inang pertumbuhannya termasuk vektor perantara, menyebabkan belum ditemukannya strategi efektif untuk menanggulangi penyebaran penyakit BDB. Pengetahuan tentang respons tanaman pisang terhadap serangan Ralstonia solanacearum, merupakan langkah awal untuk memahami stategi tanaman dalam membentuk sistem pertahanan. Dalam penelitian ini, respons ekspresi molekuler gen-gen terkait pertahanan pada tanaman pisang kepok (Musa paradisiaca) dianalisis menggunakan teknik semikuantitatif real time PCR. Data pada penelitian ini menunjukkan WRKY15 memiliki penurunan ekspresi pada hari ke-3 dan ke-7 pasca infeksi. WRKY18 memiliki ekspresi paling rendah dibandingkan dengan WRKY15 dan WRKY23 serta tidak terdeteksi lagi ekspresinya pada hari ke-5 pasca infeksi karena WRKY18 bersifat represi pada pengaturan sistem pertahanan tanaman basal. Level ekspresi WRKY23 memiliki pola yang konsisten pada hari ke-1 sampai hari ke-7 pasca infeksi karena WRKY23 merupakan salah satu early induced gene. Penelitian ini juga didukung dengan data morfologi yang menunjukkan gejala penyakit layu bakteri berupa penguningan daun pada hari ke-5 pasca infeksi dan pada hari-4 pasca infeksi telah terlihat koloni R.solanacearum pada pseudostem. Kata Kunci - Transkriptomik, WRKY, Ralstonia solanacearum, Penyakit Layu Bakteri Abstract - Blood Disease Bacterium (BDB) is a disease in many economically valuable plants such as banana plants caused by soil-borne infection of pathogenic bacteria Ralstonia solanacearum. The ability of R. solanacearum to withstand minimum conditions on the ground and the extent of its host growth spectrum including intermediate vectors, has resulted in the lack of effective strategies to combat the spread of BDB. Knowledge about banana plant response to Ranstonia solanacearum attack, is the first step to understand crop strategy in forming defense system. In this study, the response of molecular expression of defense-related genes in banana kepok plant (Musa paradisiaca) was analyzed using semi-quantitative real time PCR technique. Data in this study showed WRKY15 had decreased expression on. WRKY18 has the lowest expression compared to WRKY15 and WRKY23 and no longer detected its expression on the 5th post-infection day because WRKY18 is repressive on the regulation of basal plant defense system. The expression level of WRKY23 has consistent pattern on the 1st day until the 7th post-infection day because WRKY23 is one of the early induced gene. This study was also supported by morphological data showing symptom of bacterial wilt disease in the form of yellowing of leaves on the 5th day post infection and on day 4 post infection has seen colonies R. solanacearum on pseudostem. Keywords - Transcriptomic, WRKY, Ralstonia solanacearum, Blood Disease Bacterium
PEMANFAATAN TEKNIK HIDROPONIK ALTERNATIF BAGI RPTRA PONDOK KELAPA BERSERI Arief Pambudi; Nita Noriko; Yunus Effendi; Risa Swandari Wijihastuti
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Universitas Al Azhar Indonesia Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36722/jpm.v1i1.332

Abstract

AbstrakSalah satu masalah produksi pangan di Indonesia khususnya di daerah perkotaan adalah terbatasnya area pertanian. Hidroponik dapat menjadi satu solusi untuk masalah ini. Hidroponik umumnya menggunakan formula nutrisi AB-Mix yang terkadang masyarakat sulit mendapatkannya. Bahan alternatif yang memiliki potensi sebagai sumber nutrisi hidroponik adalah air sisa pencucian beras. Ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) Pondok Kelapa Berseri merupakan suatu komunitas yang dapat direkomedasikan untuk produksi sayuran daerah urban khususnya di wilayah Pondok Kelapa, Jakarta Timur. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa penggunaan air beras sebagai medium hidroponik memiliki potensi untuk dikembangkan walaupun penambahan konsentrasi air beras masih perlu dilakukan. Sosialisasi dan sharing pengalaman dengan masyarakat dilakukan pada 50 peserta sekitar RPTRA dan mendapat respon yang baik. Pengurus RPTRA berharap kegiatan seperti ini dilakukan periodik dan disinkronkan dengan jadwal kegiatan PKK di RPTRA Pondok Kelapa lebih banyak orang mendapatkan manfaatnya.Kata kunci: Hidroponik, Media Tumbuh Hidroponik, Media Alternatif Hidroponik Abstract One problem of food production in Indonesia, especially in urban areas is the limited area of agriculture. Hydroponics can be a solution to this problem. Hydroponics generally uses the AB-Mix nutritional formula, which is sometimes difficult to get. Alternative material that potential as a hydroponic nutrient source is residual rice washing water. RPTRA Pondok Kelapa Berseri is a community that can be  recommended to vegetable production in urban area, especially in the Pondok Kelapa, East Jakarta. The results of the activity indicate that the use of rice water as a hydroponic medium has the potential to be developed even though additional concentrations of rice water still need to be done. Socialization and sharing experiences with the community were carried out on 50 participants around RPTRA and received good responses. RPTRA hopes that activities like this will be conducted periodically and synchronized with the PKK schedule at RPTRA Pondok Kelapa, so more people will get the benefits.Keywords: Hydroponic, Hydroponic Medium, Hydroponic Alternative Medium
Hidroponik Sederhana Bagi Komunitas Anak Jalanan Riris Lindiawati Puspitasari; Arief Pambudi; Yunus Effendi
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Universitas Al Azhar Indonesia Vol 4, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36722/jpm.v4i3.965

Abstract

Keterbatasan sarana pembelajaran sains terapan, perlunya ketrampilan urban farming, keterbatasan media pembelajaran, dan perlunya pembekalan jiwa entrepreneur menjadi pendorong pelaksanaan kegiatan abdimas peningkatan ketrampilan komunitas anak jalanan di Depok melalui hidroponik sederhana. Peningkatan ketrampilan berhidroponik diharapkan mitra dapat mempraktekkan, memanfaatkan sayuran hasil panen hidroponik untuk kebutuhan keluarga dan menghasilkan pendapatan ketika menjual hasil sayurannya. Metode pelatihan yang dilakukan yaitu dengan mengadakan pelatihan bagi anak jalanan peserta didik di Sekolah Master Depok, mempraktekkan secara langsung hidroponik sayuran menggunakan peralatan sederhana, dan membuat kelompok untuk pendampingan. Peserta sosialisasi berasal dari warga sekitar sekolah dan sebagian peserta didik dari tingkat sekolah menengah pertama. Hasil yang diperoleh adalah peserta mendapat informasi teknik hidroponik menggunakan peralatan sederhana. Kegiatan berikutnya adalah melatih secara langsung dan mendampingi praktek hidroponik sederhana menggunakan sistem Wicks (sumbu). Sayuran yang ditanam antara lain kangkung, bayam, sawi, dan pakcoy. Keberhasilan pelatihan terlihat dari pertumbuhan sayuran yang tidak terhambat hingga panen (usia 8 minggu setelah tanam). Pendampingan yang dilaksanakan adalah pendampingan praktek secara online melalui aplikasi komunikasi dan secara langsung di sekolah. Mitra mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan tentang hidroponik sayuran sederhana selama kegiatan berlangsung.Kata kunci: Hidroponik, Pemberdayaan, sistem Wicks, Teknologi Tepat Guna