Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PEMANFAATAN KOLOSTRUM SAPI DALAM PEMBUATAN DODOL SEBAGAI OLEH-OLEH WISATAWAN Sonny Sanjaya; Sara Rabasari
Tourism Scientific Journal Vol. 5 No. 1 (2019): Vol 5 No 1
Publisher : STIEPAR YAPARI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32659/tsj.v5i1.63

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan komoditas kolostrum sapi yang cukup berlimpah. Pemanfaatan yang dilakukan berupa pengembangan kolostrum menjadi salah satu bahan pembuat produk dodol sehingga dapat menjadi produk yang bernilai ekonomis dan dapat dibeli oleh wisatawan. Dodol merupakan salah satu jenis produk patiseri yang banyak dijadikan kudapan, sehingga cocok untuk dijadikan oleh-oleh. Metode yang penulis lakukan adalah eksperimental dengan melakukan pengujian organoleptik terhadap tekstur dodol. Panelis yang menilai sebanyak 25 orang. Hasil uji validitas dengan hasil r hitung data susu 0,7351701 dan r hitung data kolostrum 0,7496129, kemudian dengan melihat r tabel dengan N=25 df=N-2 adalah 0,413, maka r hitung data susu 0,7351701> r tabel 0,413 dan r hitung data kolostrum 0,7496129> r tabel 0,413, artinya masa data valid untuk kedua jenis komoditas susu maupun kolostrum. Sedangkan uji realibilitas hasil perhitungannya 0,7848 > 0,6, artinya reliabel. Dari data interval dilakukan pengujian paired sample t-test untuk mengkaji keefektifan perlakuan, dan hasilnya adalah thitung 0,082999 lebih kecil dari ttabel yang sebesar 2,063899, dengan tingkat kepercayaan 95%, maka disimpulkan tidak ada perbedaan yang terlalu signifikan. Hal ini disebabkan karena hasil produk eksperimen yang menggunakan bahan makanan kolostrum dan hasil produk eksperimen pembanding yang menggunakan bahan makanan susu, setelah menjadi produk dodol dirasakan tidak terlihat perbedaan yang kentara mengenai teksturnya, dikarenakan proses pemanasan/pemasakan yang cukup lama, padatan bahan makanan yang berbeda pada awalnya setelah menjadi produk relatif sama hasilnya. Artinya dodol berbahan dasar kolostrum ini dapat dibuat dan kemudian dijadikan produk yang bernilai ekonomis tinggi, dapat dijual sebagai oleh-oleh terutama di daerah yang sering mendapat kunjungan wisata di sekitar Kabupaten Bandung Barat. Kata Kunci: Pengolahan Kolostrum, Dodol Kolostrum, Penghasilan Tambahan, Oleh-oleh.
PEMANFAATAN KOLOSTRUM SAPI DALAM PEMBUATAN PERMEN KARAMEL SUSU SEBAGAI OLEH-OLEH WISATAWAN LEMBANG Sonny Pratama Mandara; Sara Rabasari
JURNAL PARIWISATA VOKASI Vol 2 No 1 (2021): Jurnal Pariwisata Vokasi
Publisher : Akademi Pariwisata NHI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to determine the taste, calculation of production costs, nutritional information, and shelf life of Milk Caramel Candy using Cow Colostrum with Milk Caramel Candy made from cow's milk. Food diversification made from cow's milk colostrum can minimize the loss value of cow's milk colostrum, which is mostly discarded by processing it into caramel candy, an alternative souvenir for Lembang tourists. The collection method used is the experimental method. Data collection techniques were carried out through product experiments, distributing questionnaires, and observing. While the data analysis technique using a hedonic scale. Based on the results of the study, it can be seen that Professional Panellists and Consumer Panellists prefer the color, aroma, taste, and texture of Experimental Milk Caramel Candy, Experimental Milk Caramel Candy contains 27.7% carbohydrates, 0.65% fat, 1.4% protein higher than Comparative Milk Caramel Candy. Meanwhile, the calorie content of the Comparative Milk Caramel Candy was 0.03% higher than the Experimental Milk Caramel Candy. So that the Experimental Milk Caramel Candy is good for consumption as a nutritious snack for tourists while traveling in Lembang, the Experimental Milk Caramel Candy, the author spends Rp. 9,335, - with a packaging fee of Rp. 50,-, Experimental Milk Caramel Candy can last up to 3 (three) weeks at normal room temperature by using closed packaging and in the refrigerator. Suggestions given for problem-solving are: 1) Presenting other flavor variants so that they become an attraction for consumers or tourists; 2) Create a new variant by replacing one of the ingredients in the recipe used to make Experimental Milk Caramel Candy with other ingredients such as using Stevia Sugar in the hope of expanding the market reach and thereby attracting consumers who cannot consume sugar; 3) To develop further research on the use of Cow Colostrum for other processed products considering the nutritional content is better than Cow's Milk so that it becomes another new product variant, and 4) Further research is conducted to increase the shelf life of the product for a longer period.
The Use Of Banana Stem In The Making Of Dendeng Batokok Lu’luwatin Rosdiana Aprilia; Sara Rabasari; Mentari Sonya S
Gastronomy Tourism Journal Vol 9, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/gastur.v9i1.48225

Abstract

Dendeng batokok is a processed culinary delicacy from West Sumatra or the Minang tribe that is made from beef or buffalo meat. The authors of this investigation substituted banana stems for beef. This study employs experimental research methodologies, with data gathered through observation, panelist evaluation, and a review of the literature. Meanwhile, the Organoleptic Test and Preference Test are being used for data analysis. The results showed that beef dendeng made from banana stems tasted similar to beef dendeng with higher nutritional value (calories, fat, and carbs) than beef dendeng with lower production costs.
Pkm Peningkatan Kesadaran Ibu Rumah Tangga Melalui Pemahaman “Giesani Laman” Pada Tim Penggerak Pkk Di Desa Gudangkahuripan Kabupaten Bandung Barat Lu'luwatin Rosdiana Aprilia; Sri Marini; Sara Rabasari
aksararaga Vol. 3 No. 1 (2021): Jurnal Pengabdian Aksara Raga
Publisher : STKIP Pasundan Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37742/aksaraga.v3i1.1

Abstract

Tujuan pengabdian adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran Ibu-ibu Rumah Tangga mengenai sanitasi dan hygiene pengolahan makanan. Upaya meningkatkan hygiene dan sanitasi pengolahan makanan pada Ibu-ibu Rumah Tangga diharapkan dapat meningkatkan kualitas makanan yang sehat dan pengelolaan makanan dan sampahnya menjadi turut serta membantu dalam pengelolaan sampah yang ditangani Pemerintah. Untuk menjawab permasalahan kemitraan diperlukan solusi. Beberapa solusi yang ditawarkan dalam program kemitraan masyarakat ini adalah: Pemberian pengetahuan tentang hygiene sanitasi makanan pada Ibu-ibu Rumah tangga materi tentang hygiene dan sanitasi makanan melalui 6 prinsip sanitasi hygiene pengelolaan makanan rumah tangga dinilai mampu meningkatkan sikap dan perilaku Ibu-ibu Rumah tangga dalam mengelola makanan di rumahnya sehingga akan tercapai segi kehidupan keluarga yaitu makanan, kesehatan dan perencanaan sehat. Selain pemberian pengetahuan tentang hygiene dan sanitasi makanan melalui 6 prinsip sanitasi hygiene pengelolaan makanan (Giesani Laman), diberikan juga  pelatihan kebersihan dapur dan food preparation di Rumah Tangga dalam menekan angka food waste rumah tangga. Penyuluhan seputar masalah ini, disampaikan oleh pemateri yang berkompeten sehingga permasalahan mitra dapat dibahas dan dikomunikasikan dua arah oleh pemateri dan masyarakakat sehingga pemahaman masyarakat mengenai hygiene sanitasi pengelolaan makanan dapat meningkat dan mencapai standar yang baik serta dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan, selain itu juga terdapat video kegiatan yang dipublikasikan pada media elektronik. Luaran program kemitraan masyarakat ini juga diharapkan dapat terpublikasi pada jurnal nasional ber-ISSN dan/atau prosiding seminar nasional ber-ISBN. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1) Berkoordinasi dengan perangkat desa yang ada dimulai dari tingkat, Rukun Warga sampai Kelurahan; 2) Berkoordinasi dengan Tim Penggerak PKK di Desa Gudangkahuripan untuk merencanakan hal-hal yang lebih spesifik terkait rencana program kemitraaan masyarakat; 3) Menentukan prioritas dan jadwal acara dari setiap solusi yang ditawarkan; 4) Pelaksanaan setiap kegiatan sesuai prioritas; dan 5) Evaluasi Kegiatan.