Latar Belakang : Peroksidasi lipid yang terjadi pada pasien sindroma nefrotik (SN) yang mengalami dilipidemia dapat mempercepat laju dari penyakit ginjal. Stres oksidatif, yang berujung pada pembentukan Spesies Oksigen Reaktif (SOR), turut menyumbang pada proses degeneratif ini. Malondialdehyde (MDA) digunakan sebagai biomarker untuk mengukur stres oksidatif. Tujuan : Membuktikan hubungan antara dislipidemia dengan kadar MDA pada SN sensitif steroid relaps. Metode : Penelitian cross sectional pada anak dengan SN yang memenuhi kriteria inklusi di RSUP Dr. Kariadi Semarang dan RSUD sekitar Semarang periode Februari 2016 sampai Juni 2016. Pengukuran terhadap MDA, kolesterol total, trigliserida, Low Dencity Lipoprotein (LDL) dan High Dencity Lipoprotein (HDL) dinilai saat pasien SN sensitif steroid sedang relaps. Digunakan uji korelasi dan regresi linear untuk mengetahui hubungan antar variabel. Hasil : subyek penelitian sebanyak 37 anak yang terdiri 28 (75,7%) laki-laki dan 9 (24,3%) perempuan. Didapatkan korelasi positif antara MDA dengan kadar kolesterol total (r = 0, 386; p =Â 0,018), trigliserida (r = 0,036; p = 0,033) dan LDL (r = 0,196; p = 0,045). Sementara korelasi negatif didapatkan pada HDL (r = -0,31; p = 0,000). Pada regresi linear didapatkan kolesterol total memiliki hubungan korelasi terkuat dengan MDA dibandingkan variabel lain (r = 0,386). Besarnya angka koefisien determinasi adalah 0,188 atau sebesar 18,8%, dimana kenaikan MDA dapat dijelaskan dengan peningkatan kolesterol total, LDL dan Trigliserida. Kesimpulan : Terdapat hubungan antara dislipidemia dengan kadar MDA pada SN sensitif steroid relaps. Kata kunci : Sindroma nefrotik, dislipidemia, malondyaldehyde