Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan

Keunggulan Ekonomis Tumpangsari Kedelai dengan Jagung di Lahan Kering Iklim Kering Elisabeth, Dian Adi Anggraeni; Harsono, Arief
Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan Vol 4, No 1 (2020): April 2020
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (503.829 KB) | DOI: 10.21082/jpptp.v4n1.2020.p53-62

Abstract

Peningkatan produksi kedelai nasional dapat diupayakan melalui intensifikasi pada lahan optimal, dan perluasan area tanam pada lahan-lahan suboptimal diantaranya lahan kering iklim kering (LKIK). Salah satu upaya peningkatan produktivitas di LKIK adalah dengan penerapan pola tanam tumpangsari. Penelitian bertujuan untuk mengetahui keunggulan ekonomis dan penerimaan petani terhadap introduksi paket teknologi tumpangsari kedelai dengan jagung di sentra produksi jagung pada LKIK Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Penelitian dilaksanakan pada musim tanam Maret-Juli 2019 di Desa Pongpongan Kecamatan Merakurak, dan Desa Gesing Kecamatan Semanding. Parameter yang diamati meliputi keragaan hasil biji kedelai dan jagung, biaya produksi, penerimaan, dan keuntungan usahatani, keunggulan ekonomis pola tanam tumpangsari (R/C rasio, B/C rasio, IKF, dan NKP), dan penerimaan petani. Paket teknologi tumpangsari kedelai dengan jagung, yakni jagung ditanam baris ganda (40 cm x 20 cm) x 200 cm satu tanaman/lubang dan kedelai diantara baris ganda jagung dengan jarak tanam 30 cm x15 cm dua tanaman/lubang (isi 5 baris kedelai), dosis pupuk sesuai kesuburan tanah dan populasi tanaman mampu memberikan keuntungan lebih tinggi dibandingkan pola tanam monokultur jagung. Hal ini karena hasil jagung pada pola tanam tumpangsari juga relatif sama dengan hasil jagung pola tanam monokultur. Tumpangsari kedelai varietas Dena 1 dengan jagung memiliki keunggulan ekonomis lebih tinggi dibandingkan tumpangsari jagung dengan varietas kedelai lainnya, dengan keuntungan Rp 19.146.500/ha; R/C rasio 2,51; B/C rasio 1,51; IKF 12.843; dan NKP 1,69. Petani tertarik untuk mengadopsi paket teknologi tumpangsari ini apabila hasil yang didapatkan lebih menguntungkan dibandingkan pola tanam monokultur jagung yang selama ini diterapkan oleh petani.Kata kunci: lahan kering iklim kering, keunggulan ekonomis, tumpangsari kedelai dengan jagung
Analisis Kelayakan Finansial dan Nilai Tambah Agroindustri Skala Rumah Tangga Berbasis Ubikayu Di Kabupaten Barito Koala, Kalimatan Selatan Elisabeth, Dian Adi Anggraeni; Prasetiaswati, Nila
Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan Vol 2, No 2 (2018): Agustus 2018
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1108.444 KB) | DOI: 10.21082/jpptp.v2n2.2018.p129-136

Abstract

Financial feasibility and added value analysis of home scale-agroindustries development based on cassava commodity in Barito Koala District, South Kalimantan. Cassava processing into food products aimed to improve shelf-life of fresh cassava in order to be feasible to be consumed and to give added value in order to improve cassava’s selling value. Prospect of home scale-agroindustries development based on cassava was observed by analyze their financial feasibility and added value. Research location was detemined using purposive sampling method; while sample taking was determined using simple random sampling and key person methods. Data obtained was analyzed using both qualitative and quantitative descriptive methods. Stages of financial feasibility and added value analysis were production cost analyses, revenue, benefit, and efficiency (B/C ratio), and added value. Home scale-agroindustries based on cassav in Barito Koala District have prospect to be developed. However, with B/C ratio greater than 1 (1.67), cassava chips industry has more chance to be developed due to it is more efficient and feasible. The highest added value ratio as well as benefit ratio i.e. 63.13% and 90.79% respectively, showed that the chips indsutry can give the high added value and benefit for producer.