Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Isolation and molecular identification of fungi causing stem rot disease in Bali's local legumes Ni Made Susun Parwanayoni; Dewa Ngurah Suprapta; Nyoman Darsini; Sang Ketut Sudirga
Biogenesis: Jurnal Ilmiah Biologi Vol 9 No 1 (2021)
Publisher : Department of Biology, Faculty of Sci and Tech, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/bio.v9i1.20426

Abstract

Efforts to improve food security in Indonesia, particularly Bali, need to be supported by improvements in cultivation techniques, including the management of pests and diseases. Meanwhile, legume crops are often attacked by stem rot diseases which potentially decrease production and leads to economic losses. This disease is generally caused by the soil-borne pathogenic fungus Sclerotium rolfsii or Athelia rolfsii. The macroscopic and microscopic morphologies of these two species are the same and difficult to distinguish, hence, molecular identification is needed to differentiate between the species. Therefore, this study aims to isolate and molecularly identify the fungi causing stem rot disease in local legume plants in Bali. The methods used include isolation of pathogenic fungi from legumes showing symptoms of stem rot disease, pathogenicity test, identification of isolates with the highest virulent levels, DNA extraction, DNA amplification by PCR and electrophoresis, ITS region sequencing and computer analysis sequences. The isolation procedure identified six fungal isolates coded SKT, SKB1, SKB2 SKB3, SKL and SKN isolates. SKT isolates had the highest virulence rate as indicated by the pathogenicity test of peanut plants. Furthermore, molecular identification results show that SKT isolate is Athelia rolfsii, a similar clade with the fungi sequences in GenBank with 100% bootstrap support.
Komunikasi Singkat: Jenis temu-temuan yang dijual di Pasar Badung, manfaat, serta anatominya Nyoman Darsini
Jurnal Biologi Udayana Vol 26 No 2 (2022): JURNAL BIOLOGI UDAYANA
Publisher : Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBIOUNUD.2022.v26.i02.p14

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang temu-temuan atau bebungkilan yang dilakukan di Pasar Badung, dengan metode penelitian elalui metode wawancara. Berdasarkanr teknik penelitian wawancara dengan 5 pedagang temu-temuan, telah ditemukan 10 temu-temuan. Adapunn jenis temu-temuan yang telah ditemukan tersebut yakni: temu kunci, temu lawak, temu ireng, lengkuas, kencur, jangu, kunyit, bangle, jahe merah, temu tis. Secara morfologi, sertiap temu memiliki ciri khas masing-masing, sedangkan pada anatominya tampak sek sekretori yang tersebar acak. Adapun manfaat dari temu-temuan tersebut adalah sebagian sebagai obat dan sebagian bumbu dapur. Bebungkilan khusunya di Bali yang sering digunakan sebagai bumbu genep adalah kunyit, kencur, jahe dan lengkuas. Adapun temu-temuan yang lain seperti, temu ireng, temu kunci, temulawak, bangle selain kunyit, kencur, jahe, lengkuas berkhasiat obat. Manfaat dari temu-temuan tersebut bagi kesehatan, mulai dari mengatasi infeksi saluran pencernaan, penyakit kulit, menyembuhkan luka, antioksidan, antikanker, menyembuhkan penyakit maag, menunda penuaan dini, menurunkan kadar kolestrol jahat, batuk dan asma, gangguan menstruasi, dispepsia, penghangat tubuh, bengkak bisul, mencegah penyakit kanker, meredakan kejang, dan masih banyak lagi.