Fadhlina Arief Wangsa
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PEMIKIRAN IBN HAZM: MAZHAB ZHAHIRI DAN FILSAFAT Fadhlina Arief Wangsa; I Gusti Bagus Agung Perdana Rayyn
AL-Fikr Vol 24 No 1 (2022): Jurnal Ushuluddin
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini membahas tentang biografi dan pemikiran Ibn Hazm sebagai seorang ulama fikih dan filsafat yang berasal dari Andalusia, Spanyol. Dalam artikel ini terdapat tiga hal penting yang menjadi pembahasan inti yaitu, pertama terkait biografi Ibn Hazm dan karya-karyanya, kedua pemikiran beliau secara umum tentang fikih, khusunya yang berkaitan dengan mazhab zhahiri, dan yang ketiga adalah pemikiran beliau tentang filsafat dalam hal proses penciptaan alam semesta. Oleh karena itu, maka perlu kiranya untuk memaparkan hal-hal tersebut agar tidak menimbulkan salah persepsi dengan melakukan kajian pustaka dan kajian tokoh untuk menambah wawasan tentang pemikiran ulama, Maka kesimpulannya adalah bahwa yang dapat dijadikan dalil hukum hanya Al Quran, hadis, dan ijma’. Sedangkan penciptaan alam semesta berasal dari ketidakadaan.
HADIS-HADIS ‘IMAMAH DALAM PERSPEKTIF AHMAD LUTFI FATHULLAH Rangga Rangga; Fadhlina Arief Wangsa
Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis Vol 10 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.195 KB) | DOI: 10.24252/tahdis.v10i2.12458

Abstract

Hadis-hadis ‘imamah bertujuan menjelaskan hakekat serban serta pemahaman Ahmad Lutfi Fathullah tentang serban. Diharapkan dapat memberikan pemahaman yang komperehensif kepada masyarakat tentang serban. Penelitian bersifat library research. Hasil penelitian menjelaskan bahwa serban adalah pakaian yang digunakan di bagian kepala.  atau menunjukkan kepada bentuk pakaian yang biasa digunakan seorang laki-laki di kepalanya, dengan model yang beragam, disesuaikan dengan budaya dan tradisi masing-masing daerah. Adapun pandangan Ahmad Lutfi Fathullah bahwa serban bukan bagian dari tradisi Islam dan bukan juga Sunnah melainkan budaya dan tradisi bagi bangsa Arab yang setiap  muslim boleh mengikutinya atau mengabaikanya. Ahmad Lutfi Fathullah juga berpendapat bahwa memakai serban dengan niat mencontohi prilaku Rasulullah,  maka akan menjadi Sunnah bagi orang yang melakukannya dan akan mendapatkan pahala disisi Allah SWT., karena segala sesuatu itu dinilai sesuai dengan niatnya.
Tasyahud Akhir (Kajian Teks Hadis Rasulullah saw.) Fadhlina Arief Wangsa; Nurul Iqram Asdar
Jurnal Ushuluddin: Media Dialog Pemikiran Islam Vol 25 No 1 (2023): Februari
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jumdpi.v25i1.36073

Abstract

Most of the verses of the Qur'an in tafshili (detail) need to be explained with hadith, such as the command to pray by looking at the hadith from the Prophet Muhammad, the pillars of prayer, one of which is sitting at the final tasyahud. This research is a library research, by collecting related literature, then it is presented in a qualitative descriptive manner, namely displaying the data as it is. Based on the hadith of the Prophet about the final tasyahud sitting provides an understanding that there are various views regarding the reading and the final tasyahud sitting position in prayer. it is obligatory during the recitation of tahiat to say salam to us and to the authentic servants of Allah. The last sitting in the prayer is done with iftirosy or Tawarruk. Various kinds of tahiat pronunciations included in the hadith can also be practiced.
Tasyahud Perspektif Hadis Nabi (Suatu Kajian Hadis) Fadhlina Arief Wangsa; Nurul Iqram Asdar
Jurnal Ushuluddin: Media Dialog Pemikiran Islam Vol 25 No 2 (2023): Agustus
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jumdpi.v25i2.39296

Abstract

Differences in terms of understanding and practice from various groups, not only within the community, but there are also differences among the clergy, especially the scholars of the four schools of thought. This research is a library research, by collecting related literature and then presenting it in a qualitative descriptive manner, namely displaying the data as it is. There are different views regarding the reading, sitting position and position of the fingers at the time of the final tasyahud which is a difference in understanding or interpreting a hadith. However, sitting at the end of the day is a must (rukun) when performing prayers. Sitting last in prayer, some are done with iftirosy or Tawarruk. There are also various tahiat pronunciations contained in the hadith that can be practiced.
SEJARAH PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN QAWAID AL-TAHDIS Fadhlina Arief Wangsa; Muhammad Baitullah
Jurnal Ushuluddin: Media Dialog Pemikiran Islam Vol 27 No 01 (2025): Februari
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jumdpi.v27i01.54110

Abstract

Artikel ini membahas tentang sejarah pertumbuhan dan perkembangan qawaid al-tahdis. Dalam artikel ini terdapat beberapa topik penting yang akan menjadi fokus bahasan yaitu, sejarah kelahiran dan pertumbuhan qawaid al-tahdis serta sejarah pembukuan dan pembakuan qawaid al-tahdis. Oleh karena itu maka perlu kiranya menjelaskan hal-hal tersebut agar tidak menimbulkan kekeliruan dalam memahami sejarah perkembangan qawaid al-tahdis. Pengkajian masalah ini dilakukan dengan cara melakukan kajian pustaka dengan pendekatan historis yang bertujuan untuk mengetahui historisitas pertumbuhan dan perkembangan qawaid al-tahdis. Maka kesimpulannya adalah sejarah pertumbuhan dan perkembangan qawaid al-tahdis telah semenjak masa Nabi saw. hingga masa sahabat Nabi saw. dan pada generasi inilah para sahabat mulai membuat kaidah dalam menerima maupun meriwayatkan hadis yang datang dari Nabi saw. Qawaid al-tahdis mulai berkembang secara pesat di generasi setelah sahabat Nabi saw. di akhir masa generasi sahabat kecil memasuki tabi’in besar yang mencapai puncak pembukuan dan pembakuan diakhir abad ke tiga memasuki awal abad ke empat ditandai dengan banyaknya ulama yang menulis kitab-kitab tentang qawaid al-tahdis.
Pertemanan Lintas Iman: (Kajian Toleransi Beragama Dalam Perspektif Fenomenologi Dan Al-Hadis Di Sermani Kota Makassar): Kajian Toleransi Beragama dalam Perspektif Fenomenologi dan Al-Hadis di Sermani Kota Makassar Fadhlina Arief Wangsa; Andi Nirwana
Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis Vol 16 No 1 (2025): Edisi Juni 2025
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/tahdis.v16i1.56837

Abstract

Conflict often emerges when friendships in a diverse society like Indonesia are founded upon differing ideological foundations. These tensions are typically rooted in variations in belief systems and interpersonal interactions among individuals or groups. Such discord can disrupt social harmony, particularly within familial contexts, and can subsequently impact political, economic, and societal stability. This article seeks to describe, illustrate, and analyze the practices and procedures employed in resolving enduring conflicts between Muslims and Christians in Makassar City. Employing a qualitative methodology grounded in phenomenology and lived experience, the researcher conducted direct observations and in-depth interviews. These methods were further supported by an exploration of hadiths pertaining to interfaith harmony. The findings indicate that Muslims and Christians in the Sermani area maintain strong and positive relationships, which extend beyond routine interactions into collaborative social activities, including mutual aid and conflict resolution. The study emphasizes that Islamic teachings, particularly those conveyed through hadith, encourage Muslims to cultivate good relations with all people, including Christians. To mitigate negative perceptions of religion, it is recommended that the government increase support for Islamic education, with a particular focus on peacebuilding and addressing issues of religious persecution.