Deni Emilda
Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Identifikasi dan Karakterisasi Penyakit Bintik Batang dan buah pada Tanaman Buah Naga (Hylocereus spp.) di Indonesia I nFN Jumjunidang; Resta Patma Yanda; nFN Riska; Deni Emilda
Jurnal Hortikultura Vol 29, No 1 (2019): Juni 2019
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v29n1.2019.p103-110

Abstract

[Identification and Characterization of Stem and Fruit Canker Diseases on Dragon Fruit (Hylocereus spp.) in Indonesia]Kendala utama budidaya tanaman buah naga di Indonesia adalah masalah penyakit. Ada beberapa jenis patogen yang menyerang tanaman buah naga, namun penyakit yang paling berbahaya dan sangat merugikan adalah penyakit bintik batang. Penelitian ini bertujuan  mengkarakterisasi gejala serangan dan mengidentifikasi penyebab penyakit bintik batang pada tanaman buah naga. Penelitian dilakukan di kebun petani di area endemik Padang Pariaman dan Solok serta laboratorium penyakit dan molekular Balitbu Tropika sejak tahun 2014 sampai 2016. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif dan pengujian laboratorium. Karakterisasi gejala serangan penyakit diamati  terhadap bagian tanaman yang terserang. Identifikasi dilakukan dengan pengamatan cendawan penyebab penyakit secara mikroskopis, uji postulat Koch dan uji DNA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gejala awal penyakit ditandai dengan adanya bintik kecil berwarna putih pada tunas muda dan buah  tanaman buah naga, ditengah bintik ditemukan lubang halus seperti tusukan jarum. Gejala lebih lanjut berupa bercak-bercak yang sedikit membesar, menyatu dan bagian batang yang lunak berlubang dan hancur. Berdasarkan ciri-ciri mikroskopis dan hasil amplifikasi region ITS DNA isolat cendawan asal buah naga teramplifikasi pada 580 bp dan berdasarkan identifikasi bank gen (BLAST), sekuen nukleotida isolat cendawan menunjukkan 99% kesamaan dengan Neoscytalidium dimidiatum. Hasil penelitian ini selanjutnya dapat menjadi dasar/rujukan dalam melakukan penelitian untuk mencari teknik pengendalian di lapangan nantinya.KeywordsHylocereus spp.; Penyakit; Identifikasi; Karakterisasi gejalaAbstractDiseases are the main obstacles in the cultivation of dragon fruit plants in Indonesia. Several types of pathogens attack dragon fruit plants, but the most dangerous and detrimental disease is the stem canker. This study aimed to characterize disease symptoms and identify the causes of stem canker disease in dragon fruit plants. The research was carried out at the farmer’s farms in the endemic areas of Padang Pariaman and Solok as well as the Laboratory of Disease and Molecular Balitbu Tropika from 2014 to 2016. The study was conducted using descriptive methods and laboratory testing. Characterization of symptoms of disease was observed in the affected part of the plant. Identification is done by observing the fungus that causes disease microscopically, Koch's postulate test and DNA test. The results showed that the initial symptoms of the disease were characterized by the presence of small white spots on young shoots and fruit of dragon fruit plants, in the middle of the spots found a fine hole like a needle puncture. Further symptoms include patches that are slightly enlarged, fused and the soft part of the stem is hollow and broken. Based on microscopic characteristics and the results of amplification of the ITS region the fungus isolates DNA from dragon fruit amplified at 580 bp and based on gene bank identification (BLAST), nucleotide sequences of fungal isolates showed 99% similarity with Neoscytalidium dimidiatum. Further research is needed on the ecobiology of pathogen and effective control techniques.
Pengaruh Berbagai Campuran Media yang Diperkaya Mikoriza Terhadap Pertumbuhan Benih Petai (The Effect of Several Media Mixtures Enriched by Mycorrhiza for Stink Bean Seedlings Growth) Deni Emilda; Ni Luh Putu Indriyani; nFN Muryati; nFN Sunyoto
Jurnal Hortikultura Vol 29, No 2 (2019): Desember 2019
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v29n2.2019.p169-180

Abstract

Media tanam mempunyai peran penting dalam menghasilkan benih petai bermutu. Namun, informasi mengenai media tanam yang dapat memacu pertumbuhan benih dan menghambat serangan penyakit tular tanah pada tanaman petai belum banyak tersedia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh satu komposisi media terbaik untuk pertumbuhan benih petai. Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2017 – April 2018 di Kebun Percobaan Sumani Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Solok, Sumatra Barat. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan 10 perlakuan dan tiga ulangan, setiap unit perlakuan terdiri atas 30 tanaman. Perlakuan yang digunakan adalah 10 komposisi media yang terdiri atas kombinasi dua atau tiga bahan yang terdiri atas tanah, pupuk kandang, kompos, dan arang sekam serta penambahan agens hayati mikoriza. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media terbaik untuk pertumbuhan benih petai sampai 6 bulan setelah transplanting adalah tanah: pupuk kandang = 1 : 1 (v/v) di mana menghasilkan bobot kering tanaman sebesar 24,47 g sementara media yang sama dengan penambahan mikoriza menghasilkan bobot kering tanaman lebih tinggi, yaitu sebesar 29,94 g, namun tidak berbeda secara signifikan dengan media tanpa penambahan mikoriza. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pemilihan media untuk perbenihan petai.KeywordsCampuran media; Mikoriza; Pertumbuhan; PetaiAbstractPlanting media used has an important role in producing quality stink bean seedling. However, information about planting media that can enhance seedling growth and inhibit infectious soilborne diseases on stink bean plants is not yet available. The purposes of this study were to obtain the best media compositions for the growth of stink bean seedlings. The research was conducted in September 2017 – April 2018 at Sumani Experimental Station of Balitbu Tropika, Solok, West Sumatra. The experimental design used was Randomized Complete Block Design (RCBD) with 10 treatments and three replications in which each treatment unit consisted of 30 plants. The treatments used were 10 media compositions consisting of a combination of two or three materials comprising soil, manure, compost, and rice husk charcoal and the addition of mycorrhizal biological agent. The results showed that the best medium for stink bean seedling growth up to 6 months after transplanting was soil: manure = 1 : 1 (v/v) which produced total plant dry weight 24.47 g whereas the same media with addition of mycorrhiza produced higher total dry weight 29.94 g, however this result did not show significantly different with treatment without mycorrhiza. This result can be used for media selection of stink bean seedlings.
Efek Aplikasi Fungi Mikoriza Arbuskula dan Pupuk KaliumTerhadap Pertumbuhan dan Produksi Pisang Ketan (Effects of Arbuscular Mycorrhizal Fungi and Potash Fertilizer Application on the Growth and Production of Banana cv. Ketan) Irwan Muas; nFN Jumjunidang; nFN Hendri; Deni Emilda; Dewi Fatria
Jurnal Hortikultura Vol 29, No 1 (2019): Juni 2019
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v29n1.2019.p61-68

Abstract

Aplikasi mikroba inducer dan pemupukan merupakan komponen teknologi yang dapat memengaruhi keberhasilan pengelolaan tanaman pisang. Informasi tentang pemanfaatan mikroba induser dan pemupukan kalium untuk meningkatkan produktivitas tanaman pisang di Indonesia masih sangat terbatas sehingga penelitian mengenai hal tersebut perlu dilakukan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efek aplikasi fungi mikoriza arbuskula (FMA) dan pemupukan kalium terhadap pertumbuhan   dan produksi pisang ketan. Penelitian disusun berdasarkan rancangan petak terbagi dan diulang tiga kali. Sebagai petak utama adalah aplikasi FMA (tanpa inokulasi dan diinokulasi FMA), sedangkan anak petak adalah pemberian pupuk kalium (0, 200, 400, dan 600 g K2O/ tanaman/tahun). Pengamatan karakter tanah   dilakukan sebelum dan setelah percobaan, antara lain terhadap  pH,  N total, P , K, Ca, Mg, dan  KTK efektif.   Pengamatan  karakter pertumbuhan tanaman (vegetatif dan generatif) meliputi tinggi  tanaman  , jumlah daun, diameter batang, yang dilakukan   1 bulan sekali, serta saat keluar jantung. Pengamatan terhadap  kandungan hara makro pada daun (N, P, K, Ca, Mg)  dan kolonisasi FMA pada akar pisang  dilaksanakan pada kondisi tanaman akan memasuki fase generatif. Parameter produksi  yang diamati meliputi bobot buah per tandan,  jumlah sisir per tandan dan jumlah buah per tandan. Jumlah tanaman sampel yang diamati adalah sebanyak delapan tanaman dari setiap perlakuan. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi aplikasi FMA dan pupuk kalium terhadap parameter pertumbuhan dan komponen produksi. Aplikasi FMA  memberikan pengaruh terhadap saat keluar jantung dan bobot buah/tandan, tetapi tidak memberikan pengaruh terhadap beberapa parameter produksi seperti saat panen, jumlah sisir serta jumlah buah per sisir.  Pemberian pupuk kalium   dapat meningkatkan tinggi tanaman, diameter batang, mempercepat saat keluar jantung, saat panen dan meningkatkan produksi.. Implikasi dari penelitian ini adalah dalam meningkatkan produksi pisang perlu dilakukan aplikasi FMA dan pemupukan kalium. KeywordsPisang;Fungi mikoriza arbuskula; Kalium; Produksi dan kualitasAbstractApplication of microbial inducer and fertilization is part of technology components that can affect the success of the banana cultivation management. Information about the use of microbial inducers and pottasium fertilizer to increase the productivity of banana plants in Indonesia is still very limited, further reseach is needed. The objective of this study was to determine the effects of application of arbuscular mycorrhizal fungi (AMF) and potassium fertilization on the growth and production of banana (var. Ketan).   The study is based on split plot design and repeated three times. As main plot was application of arbuscular mycorrhizal fungi (without and with inoculation) while as subplot was different dose of potassium fertilizer (0, 200, 400 and 600 g K2O/plant/year). Observations of soil characteristics were carried out before and after the experiment, including pH, N total, P, K, Ca, Mg, and effective CEC. Observation of plant growth characters (vegetative and generative), including plant height, number of leaves, stem diameter, which is done once a month, and bud appearing. Observation of macro nutrient content in leaves (N, P, K, Ca, Mg) and FMA colonization on banana roots, carried out on plant conditions will enter the generative phase. Production parameters observed included fruit weight per bunch, hand number   and fnger number per bunch. The number of plants observed was 8 plants from each treatment. The results showed that there was no interaction effect between application arbuscular mycorrhizal fungi (AMF) and potassium fertilizers to growth parameters, and production.  Application of FMA accelerated bud appearing and increased the yield of banana (fruit weight/bunch) but it did not give a real impact on some production parameters such as the harvesting time, hand number and finger number per bunch.  Application of potassium fertilizer increasedA plant height, stem diameter, accelerated bud appearing, harvesting time and increased the yield of banana (fruit weight/bunch). The implication of this research is to improve banana production with application FMA and potassium fertilizer.