Wakiah Nuryani
Balai Penelitian Tanaman Hias

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Induksi Resistensi Tanaman Krisan Terhadap Puccinia horiana P. Henn. Dengan Menggunakan Ekstrak Tanaman Elisitor (Resistance Induction of Chrysanthemum Plant to Puccinia horiana P. Henn Using Elicitor Plant Extracts) nFN Hanudin; Wakiah Nuryani; Budi Marwoto
Jurnal Hortikultura Vol 26, No 2 (2016): Desember 2016
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v26n2.2016.p245-256

Abstract

Penyakit karat putih yang disebabkan oleh Puccinia horiana Henn. merupakan salah satu penyebab masalah yang paling penting pada tanaman krisan (Dendranthema grandiflora Tzvelev.). Serangan pada tanaman ini dapat menurunkan nilai komersial bunga krisan. Induksi resistensi merupakan salah satu strategi untuk mengendalikan penyakit ini. Beberapa jenis tanaman elisitor terbukti efektif meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan berbagai jenis patogen. Tujuan penelitian adalah memperoleh minimal dua spesies ekstrak tanaman elisitor yang efektif menginduksi ketahanan tanaman krisan terhadap P. horiana, dan mendapatkan informasi kandungan asam salisilat pada tanaman krisan yang terbukti tahan terhadap P. horiana akibat perlakuan ekstrak tanaman elisitor. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium dan Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman Hias pada Januari hingga Desember 2013. Tujuh tanaman elisitor yang diuji, yaitu daun tanaman ivy (Hedera helix), batang tanaman wilow (Salix sp.), daun bunga pukul empat (Mirabilis jalapa), daun Phytholacca americana (anti viral), daun kecubung (Datura suaveolens), daun pagoda (Clerodendron japonicum), dan daun lengkuas (Alpinia galanga) yang masing-masing diencerkan dengan perbandingan 1 : 1 w/v (100 g bagian bahan tananam digerus menggunakan mortal sampai halus, kemudian ditambah 100 ml larutan 0,01 M fosfat buffer pH 7,0). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak batang Salix sp. dan daun C. japonicum efektif menginduksi ketahanan tanaman krisan terhadap P. horiana dengan persentase penekanan masing-masing mencapai 80,20 dan 75,46%. Kandungan asam salisilat pada tanaman krisan tahan P. horiana yang diinduksi oleh tanaman elisitor, masing-masing bervariasi antara 1.767,55– 3.767,55 ppm. Pemanfaatan hasil penelitian ini dapat meningkatkan daya saing bunga krisan di pasar internasional melalui aplikasi ekstrak tanaman elisitor sehingga ramah lingkungan dan ekonomis.KeywordsDendranthema grandiflora; Efektivitas; Tanaman elisitor; Induksi resistensi; Puccinia horianaAbstractWhite rust disease caused by Puccinia horiana Henn. Is one of the most important problems in chrysanthemum (Dendranthema grandiflora Tzvelev.) cultivation system. Attacks on these plants can reduce the commercial value of the Chrysanthemum flowers. Induction of resistance is one of reliable strategies for controlling the disease. Some types of plants elicitor are proved to be effective to improve plant resistance to various pathogens. The purpose of this study is to obtain at least two species of plant extracts that its effective to induce plant resistance to P. horiana of chrysanthemum, and obtain information on the content of salicylic acid of resistant plant has been induced by application of plant elicitor extract. The research was conducted in the Laboratory and Greenhouse Indonesian Ornamental Crops Research Institute conducted between January until December 2013. Seven elicitor plants that are leaf ivy (Hedera helix), the plant stem willow (Salix sp.). Leaves flowers at four o’clock (Mirabilis jalapa) , leaves Phytholacca americana (anti-viral), cone-shaped leaves (Datura suaveolens), leaf pagoda (Clerodendron japonicum), and leaves galangal (Alpinia galanga), were tested. Each of which is diluted in the ratio 1: 1 w / v (100 g of the material plants crushed using a mortal until smooth, then add 100 ml of 0.01 M phosphate buffer pH 7.0). The results showed that stem extract of Salix sp. and the leaves extract of C. japonicum were effectively induced plant resistance to P. horiana of chrysanthemum with emphasis percentages respectively reached 80.20 and 75.46%. Salicylic acid content in chrysanthemum effectively induced by elicitor plants, each contained varying between 1,767.55 to 3,767.55 ppm. The used of leave extract of both species can improve resistance plant species.
Kemangkusan Kandidat Biofungisida Berbahan Aktif Bakteri Antagonis terhadap Fusarium oxysporum pada Phalaenopsis (Effectiveness of Biofungicide Candidate with Bacteria Active Ingredient Againts Fusarium oxysporum on Phalaenopsis) I Djatnika; nFN Hanudin; Wakiah Nuryani
Jurnal Hortikultura Vol 26, No 1 (2016): Juni 2016
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v26n1.2016.p121-132

Abstract

Layu fusarium yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum pada tanaman anggrek dapat menimbulkan kerusakan tanaman hingga mencapai 40%. Bakteri antagonis B 37 dan B 26 hasil isolasi dari tanaman anggrek efektif mengendalikan penyakit layu fusarium pada tanaman anggrek masing-masing sebesar 65,3 dan 48,9%. Isolat bakteri tersebut belum diidentifikasi, diuji kompatibilitasnya, dan diaplikasikan masih dalam bentuk biakan murni. Tujuan penelitian ini ialah: (a) mengidentifikasi secara biokimia isolat bakteri B 26 dan B 37, (b) mendapatkan formulasi bahan pembawa organik yang kompatibel dengan isolat bakteri B 26 dan atau B 37, serta (c) mengendalikan F. oxysporum pada tanaman anggrek Phalaenopsis dengan menggunakan kedua bakteri tersebut yang sudah dikemas dalam bahan pembawa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (a) hasil identifikasi secara biokimia bakteri B 26 dan B 37 ialah Bacillus spp., (b) semua bahan aktif calon biopestisida (Bacillus spp. B 26 dan B 37) kompatibel terhadap bahan pembawa dari bahan alami yang mengandung karbohidrat dan protein minimal, tetapi kurang kompatibel pada media pembawa dari bahan alami yang mengandung karbohidrat dan protein optimal serta air steril, dan (c) perlakuan Bacillus spp. B26 atau B 37 dalam media pembawa yang mengandung karbohidrat dan protein minimal atau disuspensikan dalam air (disuspensikan dalam air setiap akan dilakukan perlakuan) yang diaplikasikan dengan merendam benih selama 1 jam yang kemudian diikuti dengan penyemprotan tanaman setiap 7 hari, efektif mengendalikan penyakit layu fusarium pada anggrek Phalaenopsis.KeywordsPhalaenopsis; Fusarium oxysporum; Identifikasi; Kemangkusan; BiopestisidaAbstractFusarium wilt caused by Fusarium oxysporum on orchid plants caused damage plants up to 40%. Antagonistics bacteria isolate B 37 and B 26 effectively control fusarium wilt on orchids respectively by 65.3 and 48.9%. The isolates has not been yet identified, tested for compatibility and are applied in the form of a pure culture. Purposes of the study were (a) identify bacteria isolates of B 26 and B37 biochemically, (b) obtain isolates of Bacillus spp. B 26 and or B 37 are compatible with the organic carrier, and (c) controlling of F. oxysporum on Phalaenopsis orchid plant by using both the bacteria that have been packaged in a carrier. The results showed that (a) results of biochemical identification, biopesticide active ingredient B 26 and B 37 concluded as bacteria of Bacillus spp., (b) all biopesticides active ingredient (Bacillus spp. B 26 and B 37) are compatible to the carrier material that contains carbohydrates and protein minimum, but not in carrier contains carbohydrates and protein optimum, as well in sterile water, and (c) the treatments of Bacillus spp. B 26 or B 37 were suspended in carrier of natural ingredients that contains carbohydrates and protein minimum or in sterile water (suspended in the water each will be treated) were applied by means of dipping of seedling for 1 hour and followed by spray on plants every 7 days, consistently suppress fusarium wilt on Phalaenopsis orchids.