Yenni Kusandriani
Balai Penelitian Tanaman Sayuran

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Uji Daya Hasil Tujuh Genotipe Cabai Rawit pada Ekosistem Dataran Tinggi Pangalengan, Jawa Barat (Yield Trial of Seven Genotypes of Chili in Highland Ecosystem in Pangalengan, West Java) nFN Kusmana; Yenni Kusandriani; Diny Djuariah
Jurnal Hortikultura Vol 27, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v27n2.2017.p147-154

Abstract

Cabai rawit merupakan salah satu sayuran utama petani di dataran tinggi, karena memiliki nilai ekonomi tinggi dan dapat dengan mudah ditanam secara tumpang gilir dengan komoditas sayuran lainnya. Tujuan pengujian adalah mengetahui daya hasil genotipe-genotipe harapan cabai rawit pada agroekosistem dataran tinggi di Pangalengan. Pengujian menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak, dengan empat ulangan. Bahan pengujian terdiri dari empat genotipe harapan cabai rawit yang merupakan koleksi plasma nutfah Balai Penelitian Tanaman Sayuran, yaitu CRM 01, CRM 02, CRM 03, dan CRM 04 serta tiga varietas pembanding, yaitu Hot Seed, Patra, dan Bara. Pengujian dilakukan di Desa Gunung Cupu, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, 1.500 m dpl. Waktu pengujian bulan Maret sampai dengan Desember 2014. Data yang diamati meliputi data morfologi tanaman dan produktivitas hasil. Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan karakter fenotipik antartujuh genotipe yang diuji. Genotipe CRM 03 menampilkan potensi hasil yang tertinggi (9,64 ton/ha), dengan karakter buah muda berwarna putih dan buah tua berwarna merah oranye. Genotipe CRM 03 dan genotipe Bara sangat cocok ditanam di dataran tinggi Pangalengan karena memiliki potensi hasil yang tinggi, yaitu CRM 03 mencapai 9,64 ton/ha sementara varietas pembanding Bara 8,76 ton/ha. Genotipe CRM 03 diharapkan akan menjadi varietas unggul baru cabai rawit yang mempunyai produktivitas tinggi dan cocok ditanam di Pangalengan dan akan mendongkrak produktivitas cabai rawit di Pangalengan dan daerah lainnya yang mempunyai agroekologi mirip dengan dataran tinggi Pangalengan.KeywordsCabai rawit (Capsicum sp.); Genotipe; Hasil; Dataran tinggiAbstractChili (Capsicum sp.) is the main vegetable for farmers in the highland because it has high economic value and can be grown intercrop with others vegetables. The objective of the research was to test advanced genotypes of chili on yield under ecosystem highland of Pangalengan. The experimental design was randomized complete block design with four replications. Four genotypes of chili that were CRM01, CRM 02, CRM 03, and CRM 04 derived from advanced genotype from Indonesian Vegetables Research Institute and three varieties as comparison (Hot seed, Patra, and Bara) were used for treatments. The trial was conducted at Pangalengan, Bandung District, West Java Province, 1.500 m above sea level. The experiment was conducted since March until December 2014. Data observed was plant morphology and yield productivity. The result showed that was different phenotypic among the seven genotypes tested. CRM 03 Genotype was showed highest yielding (9.64 ton/ha), which has fruit character white and red orange for young and mature fruit. CRM 03 genotypes as well as variety of Bara was suitable to be grown in highland of Pangalengan due to high yielding. Yield obtained from CRM 03 was 9.64 ton/ha, whereas, Bara was 8.76 ton/ha. CRM 03 genotype hopefully can be released as a new variety with high yielding and adapted for Pangalengan and others locations similar to Pangalengan.
Keragaan Tiga Galur Lanjut Cabai Merah Pada Ekosistem Dataran Tinggi Lembang, Jawa Barat (Performance of Three New Advanced of Hot Pepper Genotypes Grown on High Land Ecosystem of Lembang, West Java) nFN Kusmana; Yenni Kusandriani; Rinda Kirana; Liferdi Lukman
Jurnal Hortikultura Vol 26, No 2 (2016): Desember 2016
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v26n2.2016.p133-142

Abstract

Cabai merupakan sayuran penting yang banyak digunakan masyarakat di Indonesia. Pengujian dilakukan dibawah kondisi agro ekosistem dataran tinggi di  Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Penelitian disusun dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan lima ulangan. Tiga galur baru cabai  merah yaitu,  1) PP 0537-7558, 2) YK-1, 3) YK-2 serta dua vartietas pembanding  Perisai dan Tanjung- 2 dijadikan sebagai perlakuan.  Setiap plot ditanami 30 tanaman per plot. Peubah yang diamati diantaranya ialah tinggi tanaman, vigor tanaman, intensitas kerusakan oleh Antracnosa dan virus kuning,  hasil panen bobot dan jumlah buah, serta panjang buah yang merupakan karakter kuantitatif. Untuk karakter kualitatif yang diamati ialah data yang diperlukan untuk penyusunan deskripsi morfologi tanaman. Hasil pengujian diketahui bahwa, peroleh bahwa, galur YK-2 menampilkan vigor tanaman yang paling bagus.  Disamping itu galur tersebut menampilkan tinggi tanaman yang tertinggi. Potensi hasil paling tinggi dihasilkan galur YK-2 (22,64 ton/ha) nyata lebih tinggi dibandingkan kedua varietas pembandingnya yaitu Perisai (14,96 ton/ha) dan Tanjung-2 (14,62 ton/ha). Disamping itu galur YK-2 memiliki panjang buah yang ideal yaitu 15,08 cm, lebih panjang dari varietas pembanding Perisai (9,06 cm). Galur-galur yang diuji dapat dideskripsikan dengan cukup lengkap. Implikasi dari kegiatan ini terpilih satu galur advanced cabai untuk pengujian lebih lanjut.KeywordCapsicum annuum L.; Galur; Keragaan; Ekosistem; Dataran tinggi AbstractHot pepper is one of important vegetable crops which are consumed by most Indonesian people for ingredient of daily menu. Production and quality yield are affected by interaction of genotypes and environment. Therefore, in the breeding program of hot pepper adaptation test of the genotypes to the spesific environment is a must. The experiment was conducted at high land ecosystem in Lembang, District Bandung,  West Java Province. The experimental used  randomized complete block design with five replications. Three genotypes of hot pepper  used in this experiment were (1) PP 0537-7558, (2) YK-1, and (3) YK-2 and two varieties Perisai and Tanjung- 2 as control variety.  Each plot was planted by 30 plants. Data collected were plant height, plant vigor, intensity plant damage due to anthracnose and yellowing virus,  fruit weight, fruit size, numbers of fruit, and morphology data. The results of research showed that  the most vigorous and  the highest plant was obtained from YK-2 genotype. The highest yielding was also obtained from YK-2 genotype (22.64 ton/ha) and significantly different compared to control varieties Tanjung-2 (14.62 ton/ha) and Perisai (14.96 ton/ha). YK-2 genotipe had  an ideal of fruit length (15,08 cm) which are longer than that of cv. Perisai (9.06 cm). The genotypes tested was morphologically characterized based on local growth condition.