Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Pertanian Agros

SELEKSI IN VITRO CEKAMAN GARAM (NaCl) TERHADAP RESISTENSI PLANLET ANGGREK Dendrobium striaenopsis M.A. Clem. & D.L. Jones Asrini Puspitasari; Endang Nurcahyani; Yulianty Yulianty; Mahfut Mahfut
Agros Journal of Agriculture Science Vol 24, No 2 (2022): edisi Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v24i2.1897

Abstract

Anggrek Dendrobium striaenopsis merupakan anggrek khas Maluku yang memiliki warna bunga cantik dan sering dijadikan souvenir, sehingga menyebabkan kenaikan permintaan produksi anggrek tersebut. Teknik kultur in vitro digunakan sebagai cara cepat dan efisien untuk menghasilkan anggrek, tetapi tidak jarang terdapat faktor lingkungan yang memengaruhi produksi anggrek salah satunya adalah salinitas. Penggunaan varietas yang toleran terhadap cekaman garam dengan NaCl sebagai agen seleksi merupakan salah satu cara yang efektif dalam menanggulangi cekaman garam. Tujuan penelitian: untuk menentukan konsentrasi NaCl yang toleran terhadap NaCl serta menentukan tingkatan resistensi pada planlet anggrek Dendrobium striaenopsis terhadap cekaman garam (NaCl) secara in vitro. Penelitian dilakukan Januari-Februari 2022 di Ruang Kultur In Vitro, Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. Planlet anggrek pada medium Vacin and Went diberi perlakuan konsentrasi NaCl 0%; 0.25%; 0.50%; 0.75%; dan 1% dengan ulangan 5 kali. Data kuantitatif setiap parameter dianalisis menggunakan analisis ragam dan uji lanjut Tukey pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian: kisaran konsentrasi NaCl 0.25% yang ditoleransi oleh planlet anggrek Dendrobium striaenopsis secara in vitro terdapat pada kisaran 0.0-0.25 yang dikategorikan cekaman ringan, konsentrasi NaCl 0.50% terdapat pada kisaran 0.25-0.5 dikategorikan cekaman sedang, sedangkan konsentrasi NaCl 0.75% sampai 1% terdapat pada kisaran 0.5-1.0 yang dikategorikan cekaman berat dan tingkat resistensi planlet anggrek Dendrobium striaenopsis adalah resistensi moderat.
UJI KETAHANAN PENYAKIT LAYU FUSARIUM PLANLET ANGGREK BULAN [Phalaenopsis amabilis (L.) Blume] HASIL INDUKSI ASAM SALISILAT SECARA IN VITRO Meilyana Santa Maria; Endang Nurcahyani; Tundjung Tripeni Handayani; Yulianty Yulianty
Agros Journal of Agriculture Science Vol 24, No 2 (2022): edisi Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v24i2.1912

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui konsentrasi asam salisilat yang efektif pada planlet P. amabilis yang toleran terhadap penyakit Layu Fusarium dan mengetahui indeks stomata pada planlet P. amabilis yang toleran terhadap F. oxysporum hasil induksi asam salisilat serta menentukan kriteria ketahanan planlet P. amabilis terhadap Fo hasil induksi asam salisilat. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan satu faktor, yaitu penambahan konsentrasi asam salisilat yang dibagi atas 5 taraf, yaitu 0 ppm, 85 ppm, 95 ppm, 105 ppm, dan 115 ppm. Analisis data menggunakan Uji Levene pada taraf 5 % dan dilanjutkan dengan Uji Anova One Way pada taraf 5 %, jika data menunjukkan berbeda nyata maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi asam salisilat 115 ppm lebih efektif untuk menekan perkembangan jamur dibandingkan konsentrasi 85 ppm, 95 ppm dan 105 ppm dan mampu menekan intensitas penyakit hingga 25 % serta meningkatkan kriteria ketahanan dari moderat ke tahan. Karakter ekspresi spesifik pada planlet P. amabilis yang diimbas asam salisilat yaitu semakin meningkatnya konsentrasi asam salisilat maka semakin meningkat nilai indeks stomata daun P. amabilis.
EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN KUPU-KUPU DALAM MENGENDALIKAN JAMUR Colletotrichum acutatum PADA CABAI MERAH Ghalda Alvina Fahlevi; Yulianty Yulianty; Salman Farisi; Bambang Irawan
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 2 (2023): edisi April
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v25i2.2773

Abstract

Anthracnose disease caused by Colletotrichum acutatum and often attacks red chilies in Asia. Generally farmers use chemical fungicides in controlling this disease. Utilization of butterfly leaf extract as a natural fungicide can be an alternative for environmentally friendly control. This study aims to determine the effectiveness of ethanol extract of butterfly leaves and determine the best concentration of ethanol extract of butterfly leaves in controlling fungus. Colletotrichum acutatum on red chilies. The study used a RAL with seven concentrations of ethanol extract of butterfly leaves, there are  0%, 0.5%, 1%, 1.5%, 2%, 2.5%, 3%. Each treatment was repeated 4 times. The data obtained were analyzed by ANOVA and continued with the Least Significant Difference (LSD) test with a level of  5% (α = 5%). The results showed that the ethanol extract of butterfly leaves had no significant effect on mushroom colony diameter and weight loss. Significantly affect the incidence of disease and disease severity. The best concentration of ethanol extract of butterfly leaves in inhibiting the incidence and severity of anthracnose disease is 3%.INTISARIPenyakit antraknosa yang disebabkan oleh jamur Colletotrichum acutatum yang sering menyerang tanaman cabai merah di Asia. Fungisida kimia umumnya digunakan oleh para penati untuk mengendalikan penyakit ini. Pemanfaatan ekstrak daun kupu-kupu sebagai fungisida alami dapat menjadi salah satu alternatif pengendalian yang ramah lingkungan.   Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak etanol daun kupu-kupu dan mengetahui konsentrasi terbaik ekstrak etanol daun kupu-kupu dalam mengendaikan jamur Colletotrichum acutatum pada buah cabai merah (Capsicum annuum L.). Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tujuh konsentrasi ekstrak etanol daun kupu-kupu, yaitu 0 %, 0,5 %, 1 %, 1,5 %, 2 %, 2,5 %, 3 %. Setiap perlakuan dilakukan 4 kali pengulangan. Data yang diperoleh dianalisis dengan ANOVA dan dilanjutkan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan taraf 5 % (α= 5 %). Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol daun kupu-kupu tidak berpengaruh nyata terhadap diameter koloni jamur dan susut bobot. Berpengaruh nyata terhadap kejadian penyakit dan keparahan penyakit. Konsentrasi terbaik ekstrak etanol daun kupu-kupu dalam menghambat kejadian penyakit dan keparahan penyakit antraknosa adalah 3%.
ANALISIS KANDUNGAN KARBOHIDRAT TERLARUT TOTAL PLANLET JERUK KEPROK BW (Citrus reticulata Blanco) SETELAH DIINDUKSI LARUTAN ATONIK DALAM KONDISI CEKAMAN KEKERINGAN SECARA IN VITRO Ni Made Nada Elsika; Endang Nurcahyani; Yulianty Yulianty; Sri Wahyuningsih
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 3 (2023): edisi Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v25i3.3300

Abstract

Tangerine BW (Citrus reticulata Blanco) is cultivated in lampung province. The obstacle is the low level of rainfall which causes water availability to decrease and soil conditions to become dry. Atonic is used as growth regulator. Peg 6000 can reduce osmotic potential so that water availability is reduced and mimic drought stress conditions. This study aims to determine the carbohydrate content of bw orange planlets that are resistant to drought stress. this research was conducted from January to march 2021 in the in vitro room botany laboratory, department of biology, faculty of mathematics and natural sciences, university of lampung. This study used a factorial complete randomized design, consisting of 2 factors, namely atonic solution with 3 levels of treatment 0ml/l(a1), 3ml/l(a2) and 6ml/l(a3) and PEG 6000 with concentration levels of 0% and 10% with 4 replications. Homogeneity of variance using levene test at 5% real level, then continued with two way factorial anova at 5% real level and honest real difference further test at 5% level. The results showed that combination of 0ml/l atony and 10% peg 6000 can increase the total soluble carbohydrate content in bw orange planlets (Citrus reticulata Blanco).Keywords: atonyc; Citrus reticulata; peg 6000INTISARIJeruk BW (Citrus reticulata Blanco) dibudidayakan di Propinsi Lampung. Kendalanya adalah tingkat curah hujan yang rendah menyebabkan pasokan air menurun dan kondisi tanah menjadi kering. Atonik dipakai sebagai Zat Pengatur Tumbuh. PEG 6000 dapat menurunkan potensial osmotik sehingga ketersedian air berkurang dan menirukan kondisi cekaman kekeringan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan karbohidrat planlet jeruk BW yang tahan cekaman kekeringan. Penelitian ini dilaksanakan Januari-Maret 2021 di ruang in vitro, Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial, yang terdiri dari 2 faktor yaitu larutan Atonik dengan 3 taraf perlakuan (0 mL/L (a1), 3 mL/L (a2), 6 mL/L (a3) ) dan PEG 6000 dengan taraf konsentrasi (0% dan 10%) dengan 4 kali ulangan. Homogenitas ragam menggunakan uji Levene pada taraf nyata 5%, kemudian dilanjutkan dengan Uji Two Way Factorial Anova pada taraf nyata 5% dan uji lanjut Beda Nyata Jujur pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan Kombinasi PEG 6000 10% dan atonik 0% dapat meningkatkan kandungan karbohidrat terlarut total pada planlet jeruk BW (Citrus reticulata Blanco). Kata kunci : Atonik; Citrus reticulata; PEG 6000 
STUDI IN VITRO: KARAKTERISASI PLANLET PISANG CAVENDISH (Musa acuminata Colla) TAHAN CEKAMAN KEKERINGAN Tarisa Livia Hr; Endang Nurcahyani; Sri Wahyuningsih; Yulianty Yulianty
Agros Journal of Agriculture Science Vol 26, No 4 (2024): Edisi Oktober
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v26i4.4790

Abstract

More than 200 types of bananas are found in Indonesia, one type widely known by the public is the Cavendish banana. Drought stress can be the main factor causing cavendish banana plants to not grow in a dry environment. The compound polyethylene glycol (PEG) 6000 is a chemical compound that is not toxic to plants, so it is often used to determine the resistance of a plant to the threat of drought. This research needs to be conducted to determine the optimum concentration of PEG 6000 in cavendish banana (Musa acuminata Colla) plantlets against drought stress based on biotechnology in vitro. This research was conducted in a completely randomized design with 1 factor, namely PEG 6000 with 5 levels: 0%, 5%, 10%, 15%, and 20% with 5 repetitions. The homogeneity of variance was tested using Levene's test at a 5% significance level, followed by One-Way ANOVA at a 5% significance level, then if the data showed a significant difference, it was followed by a Significant Difference Test at a 5% significance level. The results of this study indicated that the concentration of PEG 6000 which was tolerant to drought stress in cavendish banana plantlets was 10%. The higher the PEG 6000 concentration, the lower the chlorophyll a, b, and total content.