Yeni Kusandriani
Balai Penelitian Tanaman Sayuran

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengaruh Perangkap Likat Kuning, Ekstrak Tagetes erecta, dan Imidacloprid Terhadap Perkembangan Vektor Kutukebul dan Virus Kuning Keriting Pada Tanaman Cabai Merah Neni Gunaeni; Wiwin Setiawati; Yeni Kusandriani
Jurnal Hortikultura Vol 24, No 4 (2014): Desember 2014
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v24n4.2014.p346-354

Abstract

Penyakit virus kuning keriting disebabkan oleh virus Gemini merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman cabai merah. Virus ini menjadi penting pada tanaman cabai karena tanaman inang alternatifnya banyak dan vektor pembawanya yaitu serangga Bemisia tabaci yang polyfag dan selalu ada pada setiap musim. Usaha pengendalian yang banyak dilakukan para petani saat ini yaitu pengendalian terhadap vektor virus dengan menggunakan insektisida yang dilakukan secara rutin dan terjadwal. Alternatif cara pengendalian yang efektif yaitu aman bagi lingkungan dan harganya relatif murah. Cara pengendalian penyakit virus tular kutukebul dapat dilakukan melalui penekanan populasi vektor virus. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan cara pengendalian penyakit virus kuning keriting dan populasi vektor virus yang efektif dan ramah lingkungan serta pengaruhnya terhadap hasil tanaman cabai. Penelitian dilaksanakan di Balai Penelitian Tanaman Sayuran di Lembang dengan ketinggian 1.250 m dpl. dan tipe tanah Andosol pada bulan Juni sampai Desember 2010. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok dengan empat ulangan dan tujuh perlakuan untuk mengendalikan kutukebul yaitu (1) perangkap likat kuning, (2) ekstrak nabati Tagetes erecta konsentrasi 12,50%, (3) insektisida berbahan aktif imidacloprid 0,02%, (4) kombinasi perangkap likat kuning + ekstrak nabati tagetes, (5) kombinasi perangkap likat kuning + bahan insektisida imidacloprid, (6) kombinasi tagetes + imidacloprid, (7) kombinasi perangkap likat kuning + ekstrak nabati tagetes + bahan aktif imidacloprid, dan (8) tanpa perlakuan (kontrol). Varietas cabai yang digunakan adalah Lembang-2. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perlakuan (perangkap + tagetes + imidacloprid), (tagetes + imidacloprid), dan (perangkap + imidacloprid) berpengaruh baik terhadap pertumbuhan tanaman, dapat menekan vektor, insiden, dan intensitas gejala virus kuning keriting serta hasil panen dibandingkan perlakuan tunggal dan kontrol (tanpa perlakuan) sebesar 15,56–21,61%. Implikasi dari penelitian ini diharapkan dapat mengurangi bahan kimia pertanian dan pemanfaatan sumberdaya alam (nabati) untuk menekan perkembangan vektor kutukebul dan virus kuning keriting pada tanaman cabai merah.
Studi Adopsi Cabai Merah Varietas Tanjung-2 Hasil Penelitian Balai Penelitian Tanaman Sayuran di Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat Rofik Sinung Basuki; Idha Widi Arshanti; L Zamzani; Nur Khaririyatun; Yeni Kusandriani; Luthfy Luthfy
Jurnal Hortikultura Vol 24, No 4 (2014): Desember 2014
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v24n4.2014.p355-362

Abstract

Kontribusi Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) sebagai institusi pemerintah penghasil teknologi baru, termasuk varietas dalam meningkatkan pendapatan petani masih belum diketahui. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat adopsi dan kontribusi cabai merah varietas Tanjung-2 dari Balitsa dalam meningkatkan keuntungan petani serta mengetahui tingkat pengembalian investasi (ROI) biaya penelitian dan diseminasi dari cabai merah varietas Tanjung-2. Penelitian evaluasi ex-post ini dilakukan di Desa Cibeureum, Kabupaten Ciamis pada bulan Agustus-September 2013. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode Fokus Grup Diskusi (FGD) dan wawancara individual menggunakan kuesioner terstruktur. Responden yang diwawancara adalah 15 petani adopter dan 15 petani nonadopter varietas Tanjung-2. Selain itu wawancara informal juga dilakukan terhadap seorang petani kunci di Ciamis, seorang pemulia dan seorang peneliti dari Balitsa yang menghasilkan dan mendiseminasikan varietas Tanjung-2 di Ciamis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada periode tahun 2008–2012 varietas Tanjung-2 telah ditanam petani seluas lebih dari 600 ha yang tersebar di Kabupaten Tasikmalaya, Garut, Majalengka, Cirebon, Indramayu, Sumedang, dan Cianjur. Khususnya di Kabupaten Ciamis, pada tahun 2012 varietas Tanjung-2 telah diadopsi seluas 140 ha yang tersebar di 10 kecamatan. Adopsi varietas Tanjung-2 di Ciamis dapat meningkatkan profit petani sebesar 52,9 juta rupiah per hektar. Total peningkatan profit yang diterima petani dari adopsi varietas Tanjung-2 seluas 140 ha adalah 7,4 milyar rupiah. Tingkat pengembalian investasi (ROI) biaya penelitian dan diseminasi cabai merah varietas Tanjung-2 di Ciamis adalah sebesar 2.558%. Artinya setiap Rp100,00 yang dialokasikan Balitsa untuk biaya penelitian dan diseminasi varietas Tanjung-2 memberikan peningkatan profit sebesar Rp2.558,00 bagi petani adopter atau 25 kali lipat dari biaya investasi yang dikeluarkan.