Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

RANCANGAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK LAHAN DI KABUPATEN ACEH BESAR Abraham Suriadikusumah; Nad Darga Talkulputra; Ema Alemina
Bionatura Vol 13, No 1 (2011): Bionatura Maret 2011
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.863 KB)

Abstract

Kebijakan Otonomi Daerah dan Desentralisasi di Indonesia, membawa nuansa dan paradigma baru dalam pengembangan daerah. Metode perencanaan bottom up (dari bawah/masyarakat) adalah suatu usaha untuk meningkatkan partisipasi dari semua pihak (stake holder) sesuai dengan karakteristik daerahnya. Aspirasi dan informasi daerah yang diperoleh melalui analisis multi-faceted, wawancara, kuesioner, dan informasi lainnya, memunculkan Kabupaten Aceh Besar sebagai salah satu lokasi penelitian yang mempunyai potensi besar di bidang pertanian di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada tiga kecamatan di Aceh Besar yang dapat dikembangkan menjadi wilayah agropolitan. Kecamatan Indrapuri memiliki potensi paling besar untuk pengembangan kawasan agropolitan ini, karena memiliki persyaratan paling lengkap untuk kebutuhan tersebut. Pengelompokkan zona-zona pengembangan dan komoditas dari hasil analisis, menggunakan metode zona agroekologi, adalah : Zona I untuk kehutanan sekitar 81.465 ha (27, 39%), Zona II untuk perkebunan seluas 44.365 ha (14,92%), Zona III untuk keperluan agroforestri sekitar 65.232 ha (21,93%), Zona IV untuk tanaman pangan sebesar 56.350 ha (18,95%) dan Zona VI untuk kawasan mangrove seluas 50.100 ha (16,85%).Kata kunci: perencanaan wilayah, wilayah agropolitan, Kabupaten Aceh Besar.
ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DALAM UPAYA PENGEMBANGAN KOMODITAS UNGGULAN DI WILAYAH BARAT PROVINSI ACEH Sulaiman Ali; Indra indra; Yadi Juftri; Ema Alemina; Irham Iskandar
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol 11, No 2 (2020): JURNAL EKONOMI DAN PEMBANGUNAN
Publisher : Bappeda Provinsi Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jep.v11i2.113

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk; pertama, mendeskripsikan pengembangan komoditas unggulan komparatif pada masing-masing sub sektor sesuai dengan “potensi wilayah” yang ada di wilayah Barat - Selatan Provinsi Aceh; dan kedua, peran pegembangan komoditas unggulan komparatif masing-masing sub sektor (tanaman pangan, perkebunan dan perikanan) dalam mendukung kebijakan distribusi terhadap pemerataan pendapatan bagi masyarakat di wilayah Barat - Selatan Provinsi Aceh (aspek fisik, sosial dan ekonomi). Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode survei yang bersifat diskriptif, pertama adalah metode eksplorasi data sekunder mulai dari kondisi umum komoditas yang ada, sehingga dengan dasar ini akan ditetapkan jenis komoditas unggulan masing-masing sub sektor pada wilayah Barat – Selatan Provinsi Aceh; kedua adalah metode survey dengan teknik random sampling. Hasil analisa ditemukan bahwa; pertama, komoditas unggulan komparatif pada masingmasing sub sektor (pertanian tanaman pangan, perkebunan dan perikanan) yang sesuai dengan “potensi wilayah” di wilayah Barat – Selatan, berdasarkan aspek biofisik, sosial dan ekonomi adalah Kabupaten Aceh Jaya seperti padi sawah dan nilam, Kabupaten Aceh Barat seperti padi sawah dan karet, Kabupaten Nagan Raya seperti kelapa sawit dan padi sawah, Kabupaten Aceh Barat Daya seperti padi sawah dan kelapa sawit, Kabupaten Aceh Selatan seperti pala dan padi sawah, Kabupaten Aceh Singkil seperti kelapa sawit, karet dan perikanan darat, dan Kabupaten Simeulue seperti padi sawah, karet dan perikanan laut, Kota Subussalam seperti komoditas padi sawah dan kelapa sawit; kedua, komoditas unggulan komparatif berperan dalam menghasilkan jumlah produksi yang optimal karena sesuai dengan kondisi biofisik wilayah, sosial dan ekonomi sehingga berdampak pada pendapatan yang lebih besar dan berperan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat.
KAJIAN ZONA AGROEKOLOGI DAN PREFERENSI PETANI DALAM PENGEMBANGAN KOMODITI PERTANIAN DI WILAYAH TENGAH ACEH Aswin Nasution; Ema Alemina; Irham Iskandar
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol 11, No 2 (2020): JURNAL EKONOMI DAN PEMBANGUNAN
Publisher : Bappeda Provinsi Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jep.v11i2.112

Abstract

Peningkatan kebutuhan dan jumlah manusia tidak terpisahkan dari persoalan penggunaan lahan dan beban yang harus dipikul oleh lahan, karena lahan sebagai penyedia kebutuhan manusia, tempat hidup dan beraktivitasnya manusia. Perencanaan tataguna lahan yang baik menjadi sangat penting dilakukan. Wilayah Tengah Aceh merupakan daerah dataran tinggi Aceh yang potensial sebagai penghasil berbagai tanaman pertanian, namun saat ini telah memiliki keterbatasan dalam ketersediaan lahan bagi usaha ekstensifikasi pertanian. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji zona agroekologi lahan bagi pengembangan komoditi pertanian dan preferensi petani terhadap pengembangan pertanian di Wilayah Tengah Aceh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola zona agroekologi lahan dengan kombinasi kelerengan 25–40%, curah hujan < 1.500 mm/tahun dan jenis tanah Entisol seluas 36.963,65 Ha merupakan pola terluas yang diikuti dengan kombinasi kelerengan 15–25 %, curah hujan > 3.000 mm/tahun dan jenis tanah Entisol seluas 28.273,40 Ha. Pola zona agroekologi ini sama pada Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah dan Gayo Lues, akan tetapi pola zona agroekologi lahan di ketiga kabupaten ini berbeda dengan di Kabupaten Aceh Tenggara. Dalam pengembangan pertanian di Wilayah Tengah Aceh petani memiliki berbagai permasalahan yang memerlukan tindakan penyelesaian dari pemerintah sebagai pemangku kebijakan program pengembangan pertanian.
PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI DI WILAYAH PESISIR BARAT SELATAN ACEH Fakhruddin Fakhruddin; Cut Risya Varlitya; Ema Alemina; Sufirmansyah Sufirmansyah; Irham Iskandar
MediaTrend Vol 17, No 2 (2022): OKTOBER
Publisher : Trunojoyo University of Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/mediatrend.v17i2.10588

Abstract

This research aims to identify alternative areas as the new growth pole and formulate a development strategy in the South West region of Aceh. The methods used are Klassen typology, gravity models, and breaking point. The scope of this research covers 7 (seven) districts and 1 (one) city for the period of 2011 to 2016. The entire district and city are assumed to be an economic unit treated as a parent area for all districts/cities. The results showed that, firstly, there could be 2 (two) growth poles if we divided by coastal areas, namely Nagan Raya District for the west coastal region of Aceh and  Southwest Aceh District for the southern coastal region of Aceh.  However, Nagan Raya Regency is the alternative choice for the new growth pole in South West  region of Aceh. Secondly, the improvement of the agricultural, forestry and fishery sectors as well as the development of human resources in accordance with the needs of the labor market is necessary to be able to develop the new center of economic growth.