Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS KINERJA DISTRIBUSI INSTALASI PENGOLAHAN AIR (IPA) (STUDI KASUS IPA DAERAH PEJOMPONGAN I) Shidiq Waluyo; Riris Riris
Jurnal Teknik Vol 2, No 2 (2013): Juli-Desember 2013
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/jt.v2i2.3952

Abstract

Air adalah zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara, ¾ bagian tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Di samping itu air juga dipergunakan untuk memasak, mencuci, mandi dan membersihkan kotoran yang ada di sekitar rumah,untuk keperluan industri, pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi. Peningkatan jumlah penduduk di tiap tahunnya mengakibatkan kebutuhan air bersih yang digunakan tiap hari semakin meningkat. Tentu saja peningkatan kebutuhan air bersih tersebut mempengaruhi ketersediaan air bersih yang berhasil diolah. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih tersebut, perlu dilakukan evaluasi dan analisis terhadap kondisi instalasi pengolahan air yang saat ini dengan meninjau aspek teknis dan finansial dari instalasi tersebut. Aspek teknik yang ditinjau adalah evaluasi kondisi unit-unit pengolahan kondisi eksisting terhadap  standar kriteriadesain, analisis kapasitas unit-unit pengolahan terhadap kebutuhan air hingga 20 tahun mendatang(Q20th) serta evaluasi kualitas air produksi terhadap standar Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010Sedangkan aspek finansial yang ditinjau adalah analisis pengaruh biaya produksi dan penjualan air bersih terhadap laba kotor IPA Pejompongan I. Variabel yang dikendalikan adalah biaya produksi seperti biaya sumber air bersih dan biaya pengolahan air bersih, biaya penjualan air bersih dan laba kotor. Dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan, diperlukan suatu evaluasi terhadap instalasi pengolahan air agar masalah tersebut dapat dikendalikan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kondisi eksisting IPA Pejompongan I ditinjau dari aspek teknis, seperti: Memproyeksikan pertumbuhan penduduk di wilayah pelayanan IPA hingga 20 tahun, mengetahui kebutuhan air bersih, menganalisis kapasitas unit instalasi pengolahan air berdasarkan kriteria desain, mengevaluasi kapasitas unit pengolahan air, mengevaluasi kinerja air baku sesuai standar  PP 82/2001, mengevaluasi kinerja air hasil produksi sesuai standar Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010, dan mengetahui seberapa besar pengaruh biaya sumber air bersih, biaya pengolahan air dan hasil penjualan air bersih terhadap laba kotor yang diterima oleh IPA PJ.
RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI INPARI 32 DENGAN PEMBERIAN BIOSTIMULAN DAN PUPUK N, P, K PADA TANAH ALUVIAL Riris Riris; Dini Anggorowati; Tantri Palupi
Agros Journal of Agriculture Science Vol 26, No 1 (2024): Edisi APRIL
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v26i1.4487

Abstract

Rice is one of the main food crop commodities in Indonesia. Almost most Indonesians consume rice as a staple food. Efforts to increase production can be done by reducing the use of inorganic fertilizers, namely by applying biostimulants combined with N, P, and K fertilizers. This study aims to obtain a combination of biostimulant concentrations and doses of N, P, and K that are best for the growth and yield of Inpari 32 variety rice plants in alluvial soil. This study was carried out in Pontianak, West Kalimantan starting from July to November 2023, using a non-factorial Complete Randomized Design, consisting of 6 treatments of Biostimulant + N, P, and K, repeated 4 times, and each repeat consisting of 4 experimental plant samples. The treatment in question: A = Biostimulant 0 ml/l + N, P, K 100% (250 kg Urea /ha, 100 kg SP-36/ha, 100 kg KCl/ha), B = Biostimulant 3 ml/l + N, P, K 90%, C= Biostimulant 6 ml/l + N, P, K 80%, D = Biostimulant 9 ml/l + N, P, K 70%, E = Biostimulant 12 ml/l + N,  P, K 60%, F = Biostimulant 15 ml/l + N, P, K 50%. Observed variables include plant height, total number of tillers, root volume, dry weight of the plant, productive tillers, panicle length and number of grains per panicle. The results showed that the application of biostimulants 15 ml / L + N, P, and K 50% was able to reduce the use of N, P and K fertilizers by 50% for the growth and yield of Inpari 32 rice on alluvial soils.  Key words:  alluvial, biostimulant, inpari 32, N, P, KINTISARIPadi merupakan salah satu komoditas tanaman pangan utama di Indonesia. Hampir sebagian besar rakyat Indonesia mengonsumsi beras sebagai bahan makanan pokoknya. Upaya peningkatan produksi dapat dilakukan dengan cara mengurangi penggunaan pupuk anorganik, yaitu dengan pemberian biostimulan yang dikombinasikan dengan pupuk N, P, dan K. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kombinasi dari konsentrasi biostimulan dan dosis N, P, dan K yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi varietas Inpari 32 di tanah Aluvial. Penelitian ini dilaksanakan di Pontianak, Kalimantan Barat dimulai pada Juli sampai November 2023, menggunakan Rancangan Acak Lengkap non faktorial, yang terdiri dari 6 perlakuan pemberian Biostimulan + N, P, dan K, diulang sebanyak 4 kali, dan setiap ulangan terdiri dari 4 sampel tanaman percobaan. Adapun perlakuan yang dimaksud: A = Biostimulan 0 ml/l + N, P, K 100% (250 kg Urea /ha, 100 kg SP-36/ha, 100 kg KCl/ha), B= Biostimulan 3 ml/l + N, P, K 90%, C= Biostimulan 6 ml/l + N, P, K 80%, D = Biostimulan 9 ml/l + N, P, K 70%, E = Biostimulan 12 ml/l + N, P, K 60%, F = Biostimulan 15 ml/l + N, P, K 50%. Variabel pengamatan meliputi tinggi tanaman, jumlah anakan total, volume akar, berat kering tanaman, anakan produktif, panjang malai dan jumlah gabah per malai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian biostimulan 15 ml/l + N, P, dan K 50% mampu mengurangi penggunaan pupuk N, P, dan K sebanyak 50% untuk pertumbuhan dan hasil padi Inpari 32 pada tanah aluvial.  Kata kunci:  aluvial, biostimulan, inpari 32, N, P, K