Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

EVALUASI EFEK KEMASAN PLASTIK TERHADAP DAYA SIMPAN BERAS (Evaluation on The Effects of Type of Plastics Packaging on The Storage Life of Rice) Elmi Kamsiati; Emmy Darmawati; Yadi Haryadi
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 11, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v11n1.2014.9-18

Abstract

Beras merupakan komoditas penting karena merupakan makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia. Selama penyimpanan, beras dapat mengalami kerusakan karena pengaruh lingkungan, maupun serangan serangga hama pascapanen. Sitophilus oryzae merupakan serangga hama pascapanen yang banyak menyerang beras, menyebabkan susut bobot dan pencemaran kualitas selama penyimpanan. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh jenis kemasan terhadap kematian Sitophilus oryzae dan menentukan kemasan yang sesuai untuk penyimpanan beras. Tiga varietas beras lokal Kalimantan Tengah (Siam Jurut, Siam Unus dan Karang Dukuh) yang diinfestasi dengan Sitophilus oryzae dikemas dengan plastik “hermetik” laminat, polipropilen (PP) dan poli etilen densitas rendah (LDPE). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jenis plastik berpengaruh nyata pada kematian Sitophilus oryzae dalam kemasan. Total kematian Sitophilus oryzae dicapai setelah tiga hari dalam plastik “hermetik” laminat, tujuh hari dalam plastik PP. Sedangkan dalam plastik LDPE, total kematian dicapai setelah 20 hari penyimpanan.Kata kunci :beras, kemasan plastik, Sitophilus oryzae, penyimpananEnglish Version AbstractRice is an important agricultural commodity serves as staple food for most of Indonesian people. During storage, rice can be damaged due to environmental factors as well as postharvest pest. Sitophilus oryzae is insect pest that attacks rice during storage causing quantity and quality losses. The objective of this research was to study the effects of type of packaging on the S.oryzae mortality and determine the appropriate packaging for rice during the storage. Three varieties of Central Kalimantan local rice (Siam Jurut, Siam Unus and Karang Dukuh) that infested by S.oryzae were packaged using three types of packaging, i.e “hermetic” laminat, polypropilen (PP) and low density polyetylen (LDPE) plastics. The result of showed that the type of packaging significantly effected the S.oryzae mortality. Total mortality of S.oryzae reached after three days, seven days, and 20 days in hermetic, PP, LDPE respectively.Keywords :rice, plastics packaging, Sitphilus oryzae, storage
Aplikasi Tepung Jewawut (Pennicetum Glaucum) Dan Whey Tahu Untuk Memberikan Nilai Tambah Snack Bar Fransiska R Zakaria; Stephanie Wijaya; Yadi Haryadi; Ridwan Thahir; nFN Suismono
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 7, No 2 (2010): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v7n2.2010.103-109

Abstract

Snack bars dengan kandungan gizi dan antioksidan sekarang ini sangat diminati masyarakat pekerja elit karena selain praktis juga dapat memberikan dampak yang baik bagi kesehatan. Tepung jewawut, air tahu dan daging kelapa telah dikenal sebagai sumber zat gizi dan komponen bioaktif. Tujuan penelitian ini adalah menggunakan jewawut (Pennisetum glaucum) dan air tahu untuk membuat snack bars dengan rasa unik serta nilai gizi dan antioksidan yang tinggi sehingga dapat diterima dengan baik oleh konsumen. Dalam penelitian ini diperoleh enam formulasi snack bars dengan komposisi tepung jewawut, daging kelapa parut kering dan air tahu yang berbeda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keenam formulasi yang diperoleh tidak mempunyai rasa dan tekstur yang berbeda berdasarkan uji organoleptik. Aktivitas antioksidan yang tertinggi terdapat pada formula yang mengandung air tahu dan tepung jewawut yang tertinggi. Fomula dengan kandungan air tahu yang tertinggi mengandung serat pangan yang tertinggi juga. Sedangkan formula yang memiliki aktivitas antioksidan tertinggi mempunyai kadar serat yang terendah. Dengan demikian, disimpulkan babwa formula dengan kadat serat total dan aktivitas antioksidan optimum adalah formula dengan rasio tepung jewawut : daging kelapa sebesar 1: 1 dengan penambahan air tahu 40%. Formula ini mengandung serat pangan total 10,93%, kapasitas antioksidan setara 7,85 mg vitamin C per/100g. Formula ini juga mengandung kalsium 1574,17ppm, Fe 53,33 ppm, dan Zn 22,43 ppm. The Usage of Barley Flour (Pennicetum Glaucum) and Tofu Whey for Increasing the Biological Value of Snack Bar.Snack bars with beneficial nutritional and antioxidant content are considered desirable, especially in bringing good impact for better health. Pearl millet flour, tofu whey and coconut flesh are known for their nutritive and bioactive compound value. The aim of this study was to utilize pearl millet (Pennisetum glaucum) and tofu whey in producing snack bar with unique taste, good nutrition and antioxidant, and high consumer acceptability. There were six formulations of snack bar from two different variables combination, which were the ratio of pearl millet flour to desiccated coconut and percentage of tofu whey. The results showed that all formula snack bars have no significant difference in preference of taste and texture based on organoleptic test. The highest activity of antioxidant was on the formula which contained the highest amount of tofu whey and pearl millet flour. Formula which contained the highest amount of tofu whey had the highest dietary fiber. However, the formula that had the highest antioxidant activity had the lowest total dietary fiber. Based on the results, the best formula with the optimum total dietary fiber and antioxidant activity was the formula with 1:1 ratio of pearl millet flour to desiccated coconut and 40% tofu whey as it had 10.93% total dietary fiber and antioxidant capacity 7.85 mg vitamin C equivalent/100g. This formula also had 1574.17 ppm of calcium, 53.33 ppm of iron, and 22.43 ppm of zinc.
Screening Varietas Padi Lokal Kalimantan Tengah Terhadap Serangan Sitophilus oryzae selama Penyimpanan (Screening of Local Rice Varieties from Central Kalimantan to Sitophilus oryzae Attack During Storage) Elmi Kamsiati; Emmy Darmawati; Yadi Haryadi
JURNAL PANGAN Vol. 22 No. 2 (2013): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v22i2.82

Abstract

Beras merupakan komoditas penting, karena merupakan makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia termasuk di propinsi Kalimantan Tengah. Selama penyimpanan, beras dapat rusak, baik karena pengaruh lingkungan maupun serangan hama pascapanen. Sitophilus oryzae merupakan serangga hama pascapanen yang banyak menyerang beras selama penyimpanan, menyebabkan susut bobot dan kualitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyeleksi resistensi dari beberapa varietas beras lokal Kalimantan Tengah. Delapan varietas beras diuji terhadap serangan S.oryzae. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa indeks perkembangan yang paling rendah terdapat pada varietas Siam Jurut, diikuti oleh Siam Palun, Siam Palas dan Bayar Pahit yang menjadi varietas resisten. Siam Unus memiliki nilai indeks perkembangan yang medium. Sedangkan varietas Rantul, Siam Pandak dan Karang Dukuh memiliki indeks perkembangan yang tinggi. Setelah penyimpanan, kelompok resisten mimiliki persentase susut bobot dan biji berlubang yang rendah dibanding kelompok yang rentan.Rice is an important commodity as it is the staple food of most of the Indonesian people, including in the regions of Central Kalimantan. During storage, the rice can be damaged due to environmental factors as well as postharvest pest. Sitophilus oryzae is postharvest insect pest that attacks rice during storage causing quantity and quality losses. The objective of this research is to screen resistance of several local rice varieties of Central Kalimantan. Eight rice varieties were tested against S.oryzae. The result of this research shows that the lowest index of susceptibility was Siam jurut, followed by Siam palun, Siam palas, and Bayar Pahit which were resistant varieties. Siam unus had a medium index of susceptibility. Rantul, Siam pandak and Karang dukuh had a high index of susceptibility. After storage, the resistant group had lower quantity losses, lower amount of damaged grains, and lower moisture contents than those classified in the susceptible group. 
Peranan Penyimpanan Dalam Menunjang Ketahanan Pangan Yadi Haryadi
JURNAL PANGAN Vol. 19 No. 4 (2010): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v19i4.163

Abstract

Ketahanan pangan didefinisikan sebagai keadaan pada saat semua orang pada setiap saat secara fisik sosial, dan ekonomi memiliki akses terhadap pangan yang cukup, aman, dan bergizi untuk dapat memenuhi kebutuhan pangan yang sesuai dengan seleranya bagi kehidupan yang aktif dan sehat. Arah kebijakan ketahanan pangan Indonesia saat ini masih cenderung difokuskan pada tahap budidaya (on farm), sementaraperhatian pada tahap pasca panen masih belum memadai. Padahal, selama tahap pasca panen dapat terjadi kerusakan, kehilangan, dan penurunan mutu dan nilai gizi, serta keamanan pangan, yang dapat membuat pangan yang ada tidak memenuhi kriteria pemenuhan ketahanan pangan. Penyimpanan merupakan salah satu tahap pasca panen yang berpotensi memberi andil pada terjadinya kehilangan dan kerusakan bahan pangan yang telah diproduksi. Pada tahap penyimpanan dapat diterapkan teknik-teknik penyimpanan yang benar dan pengendalian hama yang tepat sehingga selama masa penyimpanan kerusakan ditekan sekecil mungkin.Food security is defined as a situation in which all people physically, socially, and economically at all times have access to sufficient, safe and nutritious food to meet their needs in accordance with their taste for an active and healthy life. It seems that the current policy of Indonesian food security is heavily focused on the food production phase (on farm), whereas insufficient attention is given on post harvest stage. In fact, during post-harvest stage food loss, quality deteriorations, and loss of nutritional value, as well as loss of food safety may take place, which can make food that does not fulfill the criteria of food security compliance. Storage is one of post-harvest stages that could potentially contribute to the occurrence of above quantitative and qualitative food losses. During storage different proper storage techniques and pest control could be applied, so that the food losses during storage could be reduced to as small as possible.