Sonia Nofti Hanugrah
Universitas Negeri Padang

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Melihat Penyimpangan Politik Masa Orde Baru dari Kaca Mata Karya Sastra Sonia Nofti Hanugrah; Etmi Hardi
Galanggang Sejarah Vol 1 No 3 (2019): GALANGGANG SEJARAH: Publishing July 2019
Publisher : PAMA Aksara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.509 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.3514443

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang penyimpangan politik masa Orde Baru dari perspektif karya sastra mengenai masa itu. Karya yang diteliti adalah novel Ahmad Tohari yang berjudul “Orang-orang Proyek” dan novel karya Kuntowijoyo yang berjudul “Wasripin dan Satinah”. Sebagai salah satu dari sumber sejarah, kedua novel ini mampu memberikan gambaran tentang penyimpangan politik yang terjadi masa Orde Baru. Penelitian ini bertujuan menggambarkan bagaimana sebenarnya penyimpangan politik yang disorot melalui karya sastra kedua penulis yang memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan, di mana penelitian ini hanya membataskan diri pada bahan-bahan yang koleksi perpustakaan saja, tanpa melakukan riset ke lapangan atau wawancara. Metode yang digunakan adalah metode analisis isi. Temuan dalam penelitian ini adalah adanya kesamaan antara penyimpangan politik masa Orde Baru yang digambarkan oleh kedua karya novel ini. Tidak tertadapat perbedaan antara kedua karya novel dengan pemaparan yang terdapat dalam buku teks sejarah yang telah dibaca. Walaupun begitu, terdapat perbedaan penggambaran tentang penyimpangan politik oleh kedua karya novel ini. Karya Ahmad Tohari lebih menggambarkan penyimpangan politik yang dilakukan adalah elit politik yang berkuasa dengan memanfaatkan dan menguras dana proyek, tanpa memikirkan dampak negatif yang dialami. Kuntowijoyo lebih menggambarkan penyimpangan politik, yaitu berbagai cara yang dilakukan oleh partai politik untuk mendapatkan kekuasaan, termasuk mengorbankan orang-orang yang tidak bersalah. Selain itu, juga terdapat persamaan antar kedua karya novel ini, yaitu korban yang dilakukan pihak yang berkuasa adalah rakyat kecil.