This Author published in this journals
All Journal Sirok Bastra
Dwi Agus Erinita
Pusat Pengembangan dan Pelindungan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS RANAH RASA DENGAN PENDEKATAN NATURAL SEMANTIC METALANGUAGE Dwi Agus Erinita
Sirok Bastra Vol 4, No 2 (2016): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (583.902 KB) | DOI: 10.37671/sb.v4i2.82

Abstract

Pancaindra yang dimiliki manusia menghasilkan ranah tersendiri dalam mengungkapkan apa yang dilihat, dicium, didengar, diraba, dan dirasanya. Berkaitan dengan hal itu, makalah ini menganalisis salah satu ranah, yaitu ranah rasa yang dihasilkan oleh indra perasa. Pendekatan yang digunakan adalah natural semantic metalinguage (NSM) yang dikembangkan oleh Anna Wierzbicka. NSM menggunakan sudut pandang antropologi dengan menyatukan ancangan tipologi dalam kajian bahasa serta logika dalam kajian maknanya. Berdasarkan analisis, ranah rasa dalam bahasa Indonesia tidak hanya empat rasa pokok, yaitu manis, asam, asin, dan pahit, tetapi juga ada pedas, sepat, gurih, getir, hambar, dan tawar. Semua konsep rasa itu dapat dijelaskan melalui apa yang ada di alam dan kehidupan sehari-hari, seperti buah, bumbu, dan masakan.
PERBEDAAN PREFIKS BER- DAN ME- DARI SUDUT MAKNA INHEREN TELIS DAN ATELIS Dwi Agus Erinita
Sirok Bastra Vol 4, No 1 (2016): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.564 KB) | DOI: 10.37671/sb.v4i1.69

Abstract

Penelitian ini beranjak dari kesulitan mahasiswa asing dalam mempelajari prefix ber- dan me- secara bersamaan. Kedua prefiks tersebut merupakan imbuhan pertama yang dipelajari oleh peserta BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing). Dengan menggunakan metode deskriptif,  penelitian kecil ini bertujuan mendeskripsikan perilaku prefiks ber- dan me- apabila bersanding dengan sebuah kata dasar.Perbedaan antara ber- yang bermakna ‘sedang melakukan’ dan me- yang bermakna ‘melakukan’ tidak dengan mudah dipahami oleh pengajar dan pembelajar bahasa Indonesia. Namun, jika kita memandang keduanya dari sudut situasi telis dan atelis, akan lebih mudah menjelaskannya. Berdasarkan analisis, makna prefiks ber- yang dapat dianalisis berdasarkan situasi telis dan atelis ialah leksem berkategori verba yang mempunyai makna ‘(sedang) melakukan sesuatu’, sedangkan pada prefiks me- yang dapat dianalisis ialah leksem berkategori verba yang bermakna ‘melakukan’.