Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Uji Adaptasi Teknologi Budidaya Bawang Merah di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan Muh Asaad; Warda Halil; Nurjanani ;
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 16, No.1 (2013): Maret 2013
Publisher : Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpptp.v16n1.2013.p%p

Abstract

ABSTRACTApplication of Shallot Cultivation Technology in Enrekang, South Sulawesi.  Shallot is one of the important vegetable crops in South Sulawesi, but the level of productivity is still low at 6 t / ha. This is caused partly by the lack of specific location technology. The purpose of the assessment is to to get a package of shallot cultivation technology appropriate and in accordance with local conditions. Assessments conducted at  Tominawa Village, Baraka Sub-district, Enrekang District from March to December 2008, using a paired plot design, with two treatments: (1) The application of cultivation technology and (2) Cultivation of  farmer ways. The assessment indicated that the application of cultivation technology as recommended giving shallot growth better than the way farmers plant growth. In this treatment of tuber fresh weight per 10 groves of shallots, tubers and higher tuber diameter of each 937 g, 3.86 cm and 4.20 cm. Furthermore, the number of tubers per hill and tuber dry weight per 10 clusters each tuber and 810 g. 7.28 While the yield obtained on the recommendation technology is 2772 kg/ha, equivalent 0.35 7.92 t/ha. Acceptance of farmers on the application of technology recommended treatment is USD. 30,492,000  as of 0.35 ha with RC ratio of 2.45.Key words: Shallot, dry bulb, technology, cultivationABSTRAK Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran penting di Sulawesi Selatan, namun tingkat produktivitasnya masih rendah yaitu 6 t/ha. Hal ini disebabkan antara lain kurang tersedianya teknologi spesifik lokasi. Tujuan pengkajian adalah untuk mendapatkan paket teknologi budidaya tanaman bawang merah yang tepat dan sesuai dengan kondisi setempat. Pengkajian dilakukan di Kelurahan Kelurahan Tominawa, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang dari bulan Maret sampai Desember 2008, menggunakan rancangan petak berpasangan, dengan dua perlakuan yaitu (1)  Penerapan teknologi budidaya dan (2) Budidaya berdasarkan cara petani. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa penerapan teknologi budidaya sesuai anjuran memberikan pertumbuhan bawang merah yang lebih baik dibanding dengan pertumbuhan tanaman pada cara petani. Pada perlakuan ini berat basah umbi bawang merah per 10 rumpun, diameter umbi dan tinggi umbi masing-masing 937 g; 3,86 cm dan 4,20 cm. Selanjutnya jumlah umbi per rumpun dan berat kering umbi per 10 rumpun masing-masing 7,28 umbi dan 810 g. Sementara hasil umbi yang diperoleh pada teknologi anjuran adalah 2.772 kg per 0,35 ha atau setara 7,92 t/ha. Penerimaan petani pada perlakuan penerapan teknologi anjuran adalah Rp.30.492.000 per 0,35 ha dengan RC ratio 2,45.Kata kunci: Bawang merah, umbi kering, teknologi, budidaya
KAJIAN JENIS PENGERINGAN DAN BEBERAPA BAHAN PENGISI TERHADAP KUALITAS BUBUK BAWANG MERAH VARIETAS PIKATAN Wanti Dewayani; Riswita Samsuri; Erina Septianti; Warda Halil
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 22, No 3 (2019): November 2019
Publisher : Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpptp.v22n3.2019.p251-262

Abstract

Study of Drying Types and Fillers On The Quality of Shallot Powder of Pikatan Variety. This study aimed to examine the drying types and some fillers for effective quality of shallot powder. The activity was carried out at the Postharvest Laboratory of the Assessment Institute of Agricultural Technology of South Sulawesi for 8 months from April to December 2016. The experiment used a factorial randomized block design with two factors. The first factor was type of dryer namely manual oven 60oC, electric oven temperature 60oC, electric oven temperature 100oC and sun drying, and the second factor was the filler as tapioca, maizena, and without filler. Materials and equipment used were shallot variety of Pikatan, tapioca, maizena and water, shallot slicer, knife, manual oven, electric oven, cabinet drier, household manual oven with gas stove, blender, winnow, spoon, basin and packaging. Tools and chemicals were used for analysis of moisture, ash, fat and protein. The results of the activity showed that the type of drying and filling material had an effect on the quality of the Pikatan variety of shallot powder. There was a real interaction between the type of drying and filling material on moisture, ash, fat, protein, and organoleptic characteristics (color, taste, texture and overall acceptance). The best shallot powder was shallot powder such as combination of manual drying temperature of 60oC and tapioca filler with  yield of 21.0%,  moisture content 7.98%, ash content 3.16%,  fat content 0.98% and  protein content 7.87%.   Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji jenis pengering dan beberapa bahan pengisi terhadap kualitas bubuk bawang merah yang efektif. Kegiatan dilaksanakan di Laboratorium Pascapanen Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan selama 8 bulan mulai bulan April sampai Desember 2016. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dengan dua faktor. Faktor I jenis pengeringan terdiri dari oven manual suhu 60oC, oven listrik suhu 60 oC, oven listrik suhu 100oC dan sinar matahari. Faktor II adalah bahan pengisi meliputi tapioka, maizena, dan tanpa bahan pengisi. Bahan dan alat yang digunakan, terdiri dari bawang merah varietas Pikatan, tepung tapioka, pati jagung (maizena) dan air, pengiris bawang, pisau, oven manual, oven listrik, cabinet drier, oven manual rumah tangga dengan kompor gas, blender, tampah, sendok, baskom, dan kemasan. Alat dan bahan kimia digunakan untuk analisis kadar air, kadar abu, kadar lemak, dan protein. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa jenis pengeringan dan bahan pengisi berpengaruh terhadap kualitas bubuk bawang merah varietas Pikatan. Hasil penelitian menunjukkan adanya interaksi nyata antara jenis pengeringan dan bahan pengisi terhadap kadar air, kadar abu, lemak, protein, dan karakterisrik organoleptik (warna, rasa, tekstur dan penerimaan secara keseluruhan). Bubuk bawang merah yang terbaik adalah bubuk bawang merah dengan pengeringan manual suhu 60oC dengan bahan pengisi tapioka dengan rendemen 21,0 %, kadar air 7,98%, kadar abu 3,16%, lemak 0,98%, dan protein 7,87%.
RESPON PETANI TERHADAP VARIETAS UNGGUL BARU PADI KHUSUS INPARI IR NUTRI ZINC MELALUI METODE DEMONSTRASI PLOT DI KABUPATEN BANTAENG: Farmer’s Response to New Superior Rice Varieties Specially Inpari IR - Nutri Zinc Through the Demonstration Plot Method in Bantaeng District A.R. Tondok; Warda Halil; Nely Lade
Jurnal Agrisistem: Seri Sosek dan Penyuluhan Vol. 18 No. 2 (2022): Jurnal Agrisistem: Seri Sosek dan Penyuluhan
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Pembangunan Pertanian Gowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52625/j-agr-sosekpenyuluhan.v18i2.239

Abstract

Beras memiliki kandungan mineral yang berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Salah satu kandungan mineral mikro yang ada pada beras adalah zinc atau seng. Zinc berperan dalam aktifasi dan sintesis hormon pertumbuhan,sertamenjaga kekebalan tubuh. Adapun tujuan dilaksanakanya kegiatan ini ialah untuk mengetahui respon petani terhadap varietas unggul baru padi khusus Inpari  IR Nutri Zinc melalui demplot. Kegiatan  ini di dilaksanakan di kelompok tani Lamalaka III, kelurahan Lembang, kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan dengan melibatkan 52 orang petani responden. Respon petani menunjukkan bahwa  varietas Inpari Nutri Zinc yang dikembangkan, dikategorikan beradaptasi baik (tingkat adaptasi tergolong  cukup tinggi) karena produksi yang dicapai di atas rata-ratayaitu : 7,1 ton/ha GKP dibandingkan dengan rata-rata produksi padi petani, 5,6 ton/ha, tingkat ketahanan terhadap serangan hama penyakit tinggi, malainya Panjang dan jumlah anakan yang banyak dengan penampilan tinggi tanaman di atas rata-rata varietas lain yang ada pada petani.  Namun demikian dari sifat bulirnya, sebagian petani kurang menyukai Inpari Nutri Zinc, karena bulirnya mudah rontok.  Dari segi manfaatnya 87% petani menyukai Inpari Nutri Zinc karena manfaat yang dikandung oleh Inpari Nutri Zinc. Berdasarkan perhitungan Analisis usahatani dengan menggunakan teknologi introduksi diperoleh keuntungan sebesar Rp. 16,346,000 sehingga dapat memberi R/C rasio sebesar 2,15 yang berindikasi bahwa teknologi tersebut menguntungkan untuk dilakukan.