Nidya Triastuti Patricia
Balai Bahasa Kalimantan Selatan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

NILAI-NILAI DIDAKTIS DALAM CERITA RAKYAT “PUTRI GUMBILI DENGAN BAMBANG HARUMAN” Nidya Triastuti Patricia
UNDAS: Jurnal Hasil Penelitian Bahasa dan Sastra Vol 15, No 1 (2019): UNDAS
Publisher : Balai Bahasa Kalimatan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.093 KB) | DOI: 10.26499/und.v15i1.1462

Abstract

Indonesia has lots of folklores. Usually, folklore reflects value, believe, and tradition of the society. One of them is a folklore entitled “Putri Gumbili dengan Bambang Haruman” from South Kalimantan. This folklore contains didactics values that can be valuable lesson for the readers. That is why this study is done to answer some questions what are didactics values in “Putri Gumbili dengan Bambang Haruman” folklore. This study aims to describe didactics values in South Kalimantan folklore entitled “Putri Gumbili dengan Bambang Haruman”. This study uses content analysis approach. To collect the data, this study uses library method. Meanwhile, to analyse the data this study uses descriptive qualitative method. Didactics values which are analysed in this folklore “Putri Gumbili dengan Bambang Haruman” are ethics value, philosophy value, religious value, and intellectual value. Base on the result, in ethics values, there are respect to the ruler, well-behaved, to know one’s place and return a favor. In philosophy value, there are mantaining harmonious relationship between husband and wife, nurturing children, paying attention to other people and be respect, and do good deeds. In religious value, there are pray for goodness, do not commit suicide, and obey to our parent. And the last one is intelletual value, there are having knowledge, having skill, and clever.
Kearifan Orang Banjar dalam Cerita Rakyat Kalimantan Selatan “Mencari Ilmu Berumah Tangga” Nidya Triastuti Patricia; Dede Hidayatullah
UNDAS: Jurnal Hasil Penelitian Bahasa dan Sastra Vol 18, No 2 (2022): UNDAS
Publisher : Balai Bahasa Kalimatan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/und.v18i2.5358

Abstract

Abstrak : Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bagaimana kearifan orang Banjar dalam berumah tangga yang tergambar dalam cerita rakyat Kalimantan Selatan “Mencari Ilmu Berumah Tangga”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Sumber data primer penelitian ini adalah cerita rakyat Banjar yang berjudul “Mencari Ilmu Berumah Tangga” yang diperoleh dari buku Cerita Rakyat Daerah Kalimantan Selatan hasil penelitian Drs. Abdurrahman Ismail, dkk. yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara teknik dibaca dan dicatat, yaitu dengan mencatat dan mengkalsfikasi kearifan lokal yang terdapat dalam cerita rakyat “Mencari Ilmu Berumah Tangga”. Hasil penelitian menunjukkan adanya karifan lokal seperti budaya menuntut ilmu, kesetaraan jender dalam menuntut ilmu, mau bermodal dalam menuntut ilmu, tidak pelit membagi ilmu, tidak memperjualbelikan ilmu dengan cara yang buruk, dan mengaplikasikan ilmu yang berhubungan dengan rumah tangga. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Banjar mengutamakan ilmu dalam setiap sisi kehidupan. Kata kunci: kearifan lokal, cerita rakyat, ilmu, dan rumah tangga Abstract: This study aims to describe how the wisdom of the Banjarese in the household is depicted in the South Kalimantan folklore “Mencari Ilmu Berumah Tangga”. The method used in this study is the descriptive method. The primary source of data for this study is Banjar folklore entitled “Mencari Ilmu Berumah Tangga” which was obtained from the South Kalimantan Regional Folklore book researched by Drs. Abdurrahman Ismail, et al. published by the Ministry of Education and Culture. Data collection techniques are used by reading and recording techniques, The results showed that there are local wisdom such as the culture of studying, gender equality in studying, being willing to be capitalized in studying, not being stingy in sharing knowledge, not selling knowledge in a bad way, and applying knowledge related to the household. This shows that Banjarese prioritizes knowledge in every side of life.Keywords: local wisdom, folklore, knowledge, household