Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

MUTU PELAYANAN FARMASI UNTUK KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT SWASTA Yulyuswarni, Yulyuswarni
Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik Vol 10, No 1 (2014): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang Bandar Lampung Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (90.028 KB)

Abstract

Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Tuntutan pasien dan masyarakat akan mutu pelayanan farmasi, mengharuskan adanya perubahan pelayanan dari paradigma lama (drug oriented) ke paradigma baru (patient oriented) dengan filosofi Pharmaceutical Care (pelayanan kefarmasian). Penelitian ini  bertujuan untuk mengetahui mutu pelayanan farmasi yang berhubungan dengan kepuasan pasien rawat jalan di rumah sakit swasta X di Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan metode survei analitik (survey research method) kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel diambil secara kuota sampling. Analisis data secara univariat, bivariat dan multivariat menggunakan uji Chi Square pada tingkat kesalahan 5% dan logistik regresi  pada tingkat kesalahan 5%.Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara dimensi mutu pelayanan farmasi dengan kepuasan pasien rawat jalan yaitu dimensi tangibles (bukti fisik) (p-value=0,001), reliability (kehandalan) (p-value=0,004), responsiveness (daya tanggap) (p-value= 0,000), assurance (jaminan) (p-value= 0,005). Dimensi mutu bukti fisik paling dominan (OR=4,024) berhubungan dengan tingkat kepuasan pasien rawat jalan. 
FORMULASI ACNE GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L) DENGAN HPMC SEBAGAI GELLING AGENT Yulyuswarni Yulyuswarni
Jurnal Analis Farmasi Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.003 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v4i1.1309

Abstract

FORMULATION OF ACNE GEL SAPPAN WOOD EXTRACT (Caesalpinia sappan L) WITH HPMC AS GELLING AGENT Acne (acne vulgaris) is an abnormal condition of the skin due to the production of excess oil glands which causes blockage of the skin pores. These troublesome skin conditions can cause significant physiological problems such as the crisis of self-confidence. Acne develops into inflammation (inflammatory acne) when infected with bacteria, especially the bacteria Propioni bacterium acnes.Secang wood (Caesalpinia Sappan L) is one of the potential plants as anti-bacterial, anti-inflammatory, antihistamine, and anti-oxidant which has been widely used by the people of Indonesia. This study aimed to obtain a formulation of acne gel secang wood extract (Caesalpinia sappan L) at a concentration of 1% and on the basis of HPMC (Hydroxypropyl Methylcellulosa) as a gelling agent at concentrations of 3%, 4%, and 5% that met organoleptic requirements, homogeneity, pH and spreadability. Acne Gel of Sappan wood (Caesalpinia sappan L) with HPMC as gelling agent have a yellowish-red color, semi-solid texture, homogeneous, pH range 4.6-5.1, spreadability that meets the requirements of 6.3 cm. The formula for acne gel that fulfills the requirements is formula 1 with 3% HPMC concentration.Keywords : Gel, secang wood extract, HPMCJerawat (acne vulgaris) adalah kondisi abnormal kulit akibat produksi kelenjar minyak berlebih yang menyebabkan penyumbatan pori-pori kulit. Kondisi kulit yang menyusahkan ini dapat menyebabkan masalah fisiologis yang signifikan seperti krisis kepercayaan diri. Jerawat berkembang menjadi inflamasi(inflammatory acne) apabila terinfeksi bakteri, terutama bakteri Propioni bacterium acnes. Kayu Secang (Caesalpinia Sappan L) merupakan salah satu tanaman yang potensial sebagai anti bakteri, anti inflmasi, antihistamin, dan anti oksidan yang sudah banyak di gunakan oleh masyarakat Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi sediaan acne gel ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan L) pada konsentrasi 1% dandengan basis HPMC (Hydroxypropyl Methylcellulosa) sebagai gelling agent pada konsentrasi 3%, 4%, dan 5% yang memenuhi syarat organoleptik, homogenitas, pH, dan daya sebar. Sediaan acne gel ekstrak kayu Secang (Caesalpinia sappan L) dengan HPMC sebagai gelling agent memiliki warna merah coklat kekuningan, tekstur setengah padat, homogen, range pH 4.6-5.1, daya sebar yang memenuhi syarat 6.3 cm. Formula acne gel yang memenuhi syarat adalah formula 1 dengan konsentrasi HPMC 3%.Kata Kunci : Gel, Ekstrak Kayu Secang, HPMC
PELATIHAN PERACIKAN YANG BERTANGGUNGJAWAB BAGI TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN DAN JURU RACIK DI APOTEK KOTA BANDAR LAMPUNG Pudji Rahayu, Yulyuswarni, Endah Ratnasari Mulatasih
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sakai Sambayan Vol 4 No 3 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jss.v4i3.205

Abstract

Abstrak Pengabdian kepada masyarakat (Pengabmas) dilakukan untuk meningkatkan keterampilan tenaga teknis kefarmasian dan juru racik sehingga diperoleh puyer dengan keseragaman bobot dan dosis yang tepat. Puyer yang tidak memenuhi persyaratan dapat mempengaruhi proses penyembuhan. Pengabmas dilaksanakan dalam 2 periode kegiatan dengan total peserta sebanyak 20 orang. Pengetahuan peserta dievaluasi melalui pretes dan postes. Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan peserta setelah diberikan materi pelatihan. Keterampilan peserta dievaluasi melalui pengukuran keseragaman bobot puyer parasetamol sebelum dan sesudah diberikan materi pelatihan serta melalui penetapan kadar puyer. Evaluasi keterampilan peserta menunjukkan keseragaman bobot puyer lebih baik setelah diberikan materi peracikan yang baik. Selain itu, kadar puyer parasetamol menunjukkan kadar paling kecil 186,4 mg dan yang paling besar 288,4 mg. Dari 12 bungkus puyer yang di siapkan hanya 4 bungkus saja pada kelompok A yang memenuhi kadar yang seharusnya, 8 bungkus yang lain tidak memenuhi syarat. Pada kelompok B, terdapat 5 bungkus puyer yang memenuhi syarat dan 7 bungkus puyer lainnya tidak memenuhi syarat
Program Entrepreneurship Ecoprinting pada Unit Kegiatan Kemahasiswaan (UKM) Kewirausahaan Poltekkes Tanjungkarang Dias Ardini, Daria Br Ginting, Yulyuswarni, Febrina Sarlinda
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sakai Sambayan Vol 4 No 3 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jss.v4i3.201

Abstract

Abstrak — Kemajuan zaman di era globalisasi memerlukan adanya penyelarasan antara dunia pendidikan dan dunia kerja sehingga mampu melatih lulusan untuk dapat mandiri menjadi wirausaha yang membuka lapangan kerja bagi dirinya maupun orang lain. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa minat wirausaha di kalangan mahasoswa masih cukup rendah. Untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan dalam diri mahasiswa perlu adanya pembinaan yang komprehensif mulai dari membuka wawasan tentang kewirausahaan, pelatihan penciptaan produk, hingga tahap pemasaran. Salah satu bidang wirausaha berbasis keilmuan yang dapat ditekuni oleh mahasiswa adalah ecoprinting, yaitu teknik pembuatan motif dan warna pada bahan tekstil (kain, kerudung, dan totebag) dengan menggunakan pewarna alami dedaunan. Program pengabdian masyarakat pengembangan kewirausahaan ini dilakukan dengan tahapan “brainstorming” membuka wawasan dan mengembangkan minat di bidang kewirausahaan, workshop pembuatan produk ecoprint dan pemasaran secara digital melalui marketplace sesuai tuntutan era industi 4.0. Dengan program kewirausahaan ini mahasiswa mendapatkan motivasi dan ide kewirausahaan, mampu menghasilkan produk ecoprint, mendapatkan pengetahuan tentang pemasaran secara digital dan mampu melakukan pemasaran produk melalui media marketplace. Kata kunci : ecoprint, pelatihan, wirausaha, Abstract — In the globalization era, it requires alignment between education world and the working world in order to train the graduates to become independent entrepreneurs who are able to open jobs for themselves and others. Various studies show that entrepreneurial interest among students is still quite low. To develop an entrepreneurial spirit within students, it is necessary to have a comprehensive guidance starting from opening up an entrepreneurship insight, training in product creation, and training in product marketing. One of the fields of scientific-based entrepreneurship that students can pursue is ecoprinting, the technique of making motifs and colors in textile materials (fabrics, veils, and totebags) by using natural dyes of leaves. This entrepreneurial development community service program is carried out with the "brainstorming" stage to develop interest in entrepreneurship, workshops on making ecoprint products and digital marketing through the marketplace according to the demands of the industrial era 4.0. With this entrepreneurship program students got motivation and entrepreneurial ideas, can to produce ecoprint products, got knowledge about digital marketing and can market product digitally through the digital marketplace. Keywords— ecoprint, workshop, entrepreneurship
Formulasi Ekstrak Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) Sebagai Pewarna Alami Dalam Sediaan Lipstik Yulyuswarni Yulyuswarni
Jurnal Analis Kesehatan Vol 7, No 1 (2018): JURNAL ANALIS KESEHATAN
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jak.v7i1.917

Abstract

Hasil pengawasan yang dilakukan oleh BPOM selama bulan Januari-Juni tahun 2016 menemukan 43 item kosmetika mengandung bahan berbahayaantara lain merkuri, hidrokuinon, asam retinoat, deksametason, klindamisin, serta bahan pewarna merah K3 dan merah K10. Kosmetika yang mengandung bahan pewarna berbahaya beberapa diantaranya adalah lipstik. Penggunaan zat warna berbahaya dalam sediaan lipstik sendiri dapat menjadi pemicu masalah kesehatan khususnya pada kulit. Salah satu alternatif yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan pearna alami dalam sediaan lipstik. Kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) merupakan tanaman yang mengandung pigmen warna betalain yang bisa dimanfaatkan sebagai pewarna alami dalam formulasi sediaan lipstik). Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan lipstik menggunakan ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) sebagai pewarna alami dengan konsentrasi 17.5 %, 20%, 22,5% dan 25%, dan mengetahui mutu sediaan lipstik berupa organoleptis, homogenitas, pH, titik lebur, daya lekat, iritasi serta kesukaan panelis. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental kualitatif dengan menganalisis hasil evaluasi sediaan lipstik dengan cara membandingkan data yang diperoleh dengan persyaratan sediaan lipstik dan ANAVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan lipstik ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dengan variasi konsentrasi memiliki peningkatan warna yaitu dari cokelat muda menjadi cokelat tua, berbau khas, dan memiliki konsistensi setengah padat cenderung keras. Seluruh formula tidak homogen, memiliki pH antara 5.3-6,1. Titik lebur  530C-55.30C, perbedaan titik lebur berbeda secara bermakna antara F0 dengan F3 dan F4, kemudian F1 dengan F2, F3, dan F4. Seluruh formula memiliki daya lekat yang kurang baik dan tidak menyebabkan iritasi. Uji kesukaan tidak dilakukan karena tidak ada formula yang memenuhi semua syarat mutu sediaan lipstik
Profil Pelayanan Informasi Obat Terhadap Pasien Dengan Resep Antibiotika di Apotek Kota Bandar Lampung Yulyuswarni Yulyuswarni
Jurnal Analis Kesehatan Vol 6, No 1 (2017): JURNAL ANALIS KESEHATAN
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jak.v6i1.794

Abstract

Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah bergeser orientasinya dari obat (drug oriented) ke pasien (patient oriented) yang mengacu kepada pharmaceutical care. Kegiatan pelayanan kefarmasian yang semula hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan yang komprehensif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.Pelayanan kefarmasian dinilai banyak pengamat masih dibawah standar.Intensitas penggunaan antibiotika yang relative tinggi dan tidak diikuti dengan pemberian informasi obat yang cukup, memicu terjadinya resistensi antibiotika. Penelitian ini  bertujuanuntuk mengetahui profil pemberian informasi obat terhadap pasien dengan resep antibiotika pada 30apotek di Kota Bandar Lampung,meliputijenis tenaga kefarmasian yang memberikan informasi obat, teknik komunikasi verbal dan non verbal serta komponen informasi obat yang diberikan kepada pasien. Penelitian dilakukan dengan metode survey deskriptif.Pengumpulan data dilakukan melalui observasi partisipasif menggunakan ceklist dan metoda sampling simple random sampling.Data kemudian dianalisis menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan 83,3% informasi obat diberikan oleh tenaga kefarmasian non Apoteker. Teknik komunikasi verbal tenaga kefarmasian yang memberikan informasi obat terhadap pasien dengan resep antibiotika 73,3% dinilai tidak baik dan pertanyaan terbuka yang digunakan dalam rangka penggalian informasi hanya sebatas “untuk siapa obat diberikan” sedangkan 73,3% teknik komunikasi non verbal dinilai baik. Komponen informasi obat yang diberikan kepada pasien dengan resep antibiotika hanya 3 komponen yaitu nama obat, dosis, indikasi/cara pakai
Formulasi dan Evaluasi Lotion Kombinasi Magnesium Oil dan Minyak Biji Kelor (Moringa Seed Oil) Yulyuswarni Yulyuswarni
Jurnal Kesehatan Vol 12, No 1 (2021): Jurnal Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jk.v12i1.2491

Abstract

Magnesium plays a role in nearly 600 important metabolic and enzymatic reactions in the body. In developing countries, 10-30% of people have a magnesium deficiency. Magnesium deficiency can result in migraines, insomnia, leg cramps, anxiety, arrhythmias, diabetes mellitus, hypertension, etc. Transdermal magnesium supplementation has been shown to be useful as a muscle relaxant in treating leg cramps. Moringa Oleifera Seed Oil contains antioxidants, anti-aging, amino acids, collagen, omega 3,6 and 9, complete vitamins and minerals that are widely used in cosmetics. This experimental study aims to obtain a combination lotion formula of magnesium oil and moringa seed oil that meets the requirements and functions as an intake of magnesium and antioxidants. The data obtained were compared with the standard requirements for topical lotion preparations. The formula is designed with a magnesium chloride concentration of 250 mg / 5 ml, with four concentrations of moringa seed oil F1 (3%), F2 (6%), F3 (9%), and F4 (12%). Based on the results of the study, it was obtained that the dosage data was white, the semi-solid texture was easy to pour with a lavender aroma. All the formulas meet the requirements of pH (5,0-5,5) and some of the formulas meet the requirements of dispersion, specific gravity, viscosity. The Antioxidant activity of all formulas is very weak. Only one formula (F4) meets all the requirements for the lotion preparation.
FORMULASI ACNE GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L) DENGAN HPMC SEBAGAI GELLING AGENT Yulyuswarni Yulyuswarni
Jurnal Analis Farmasi Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.003 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v4i1.1309

Abstract

FORMULATION OF ACNE GEL SAPPAN WOOD EXTRACT (Caesalpinia sappan L) WITH HPMC AS GELLING AGENT Acne (acne vulgaris) is an abnormal condition of the skin due to the production of excess oil glands which causes blockage of the skin pores. These troublesome skin conditions can cause significant physiological problems such as the crisis of self-confidence. Acne develops into inflammation (inflammatory acne) when infected with bacteria, especially the bacteria Propioni bacterium acnes.Secang wood (Caesalpinia Sappan L) is one of the potential plants as anti-bacterial, anti-inflammatory, antihistamine, and anti-oxidant which has been widely used by the people of Indonesia. This study aimed to obtain a formulation of acne gel secang wood extract (Caesalpinia sappan L) at a concentration of 1% and on the basis of HPMC (Hydroxypropyl Methylcellulosa) as a gelling agent at concentrations of 3%, 4%, and 5% that met organoleptic requirements, homogeneity, pH and spreadability. Acne Gel of Sappan wood (Caesalpinia sappan L) with HPMC as gelling agent have a yellowish-red color, semi-solid texture, homogeneous, pH range 4.6-5.1, spreadability that meets the requirements of 6.3 cm. The formula for acne gel that fulfills the requirements is formula 1 with 3% HPMC concentration.Keywords : Gel, secang wood extract, HPMCJerawat (acne vulgaris) adalah kondisi abnormal kulit akibat produksi kelenjar minyak berlebih yang menyebabkan penyumbatan pori-pori kulit. Kondisi kulit yang menyusahkan ini dapat menyebabkan masalah fisiologis yang signifikan seperti krisis kepercayaan diri. Jerawat berkembang menjadi inflamasi(inflammatory acne) apabila terinfeksi bakteri, terutama bakteri Propioni bacterium acnes. Kayu Secang (Caesalpinia Sappan L) merupakan salah satu tanaman yang potensial sebagai anti bakteri, anti inflmasi, antihistamin, dan anti oksidan yang sudah banyak di gunakan oleh masyarakat Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi sediaan acne gel ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan L) pada konsentrasi 1% dandengan basis HPMC (Hydroxypropyl Methylcellulosa) sebagai gelling agent pada konsentrasi 3%, 4%, dan 5% yang memenuhi syarat organoleptik, homogenitas, pH, dan daya sebar. Sediaan acne gel ekstrak kayu Secang (Caesalpinia sappan L) dengan HPMC sebagai gelling agent memiliki warna merah coklat kekuningan, tekstur setengah padat, homogen, range pH 4.6-5.1, daya sebar yang memenuhi syarat 6.3 cm. Formula acne gel yang memenuhi syarat adalah formula 1 dengan konsentrasi HPMC 3%.Kata Kunci : Gel, Ekstrak Kayu Secang, HPMC
PELATIHAN PEMBUATAN SABUN CAIR CUCI TANGAN NATURAL RAMAH LINGKUNGAN DAN EDUKASI CARA MENCUCI TANGAN YANG BENAR Yulyuswarni Yulyuswarni; Isnenia Isnenia; Endah Ratnasari Mulatasih
Pharmacy Action Journal Vol 1, No 2 (2022): 2022
Publisher : UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.042 KB) | DOI: 10.52447/paj.v1i2.5911

Abstract

AbstrakMencuci tangan pakai sabun merupakan salah satu bagian dari protocol kesehatan yang diterapkan dalam rangka memutus rantai penyebaran covid-19. Himbauan mencuci tangan pakai sabun menyebabkan pemakaian sabun untuk cuci tangan meningkat. Penggunaan sabun banyak menggunakan bahan aktif yang mengandung detergen yang relatif lebih sulit terurai di alam. Oleh karena itu, kegiatan  pengabmas ini bertujuan untuk memberikan pelatihan pembuatan sabun cair cuci tangan natural ramah lingkungan dan edukasi cara mencuci tangan yang benar. Kegiatan pengabmas ini dilaksanakan di Pondok pesantren Nurul Huda, Lampung Selatan dalam 2 tahap yaitu 1) pembuatan sabun dan 2) edukasi cuci tangan yang benar. Peserta kegiatan ini berjumlah 20 orang meliputi santri dan pengurus pondok. Hasil kegiatan ini adalah produk berupa sabun cuci tangan yang dapat digunakan langsung oleh penghuni pondok pesantren. Hasil uji kesukaan produk sabun cuci tangan menunjukkan pada rentang agak suka–sangat suka dengan kriteria penilaian tingkat kesukaan adalah kesan kesat. Pada edukasi cuci tangan yang benar menunjukkan peningkatan pengetahuan pada seluruh peserta sebesar 100%. Kata kunci: Pelatihan; sabun; cuci tangan 
Formulasi dan Evaluasi Sabun Padat Transparant Ekstrak Frezzed Drying Kayu Secang (Caesalpinia Sappan L) Sebagai Sabun Anti Jerawat: Formulation and Evaluation of Transparent Solid Soap Extract Freezed Drying Sappan wood (Caesalpinia Sappan L) As Anti-Acne Soap Yulyuswarni Yulyuswarni; Endah Ratnasari Mulatasih
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 3 No. 4 (2021): J. Sains Kes.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jsk.v3i4.464

Abstract

Acne (acne vulgaris) is an abnormal condition of the skin due to the production of excess oil glands that cause clogging of skin pores. Acne develops into inflammation (inflammatory acne) when infected with bacteria, especially the Propionibacterium acnes bacteria. Secang wood extract (Caesalpinia sappan L) contains Brazilin flavonoids which are known to have inhibitory properties against the Propionibacterium acne bacteria. One of the acne treatments is using acne soap. Therefore, this study aims to obtain a transparent soap preparation formula with the active ingredient of Secang wood extract (Caesalpinia sappan L), formulation techniques and to determine the antibacterial activity against P. acne bacteria that causes acne. So it is hoped that Secang wood can be developed into a medicinal cosmetic product, which has economic value. The colour of transparent soap is light purple to dark purple red, with a solid texture and a distinctive VCO aroma, has a pH of 9.3-9.7. The levels of free fatty acids / free alkalis are 0.04-0.4% , unsweetened fats 0.29-0.34% , have a water content of 18% -30.6% , have total fat content 15.96% -30.98% . The inhibitory diameter of transparent solid soap F4 = 24.50 mm was greater than F0 = 21.67 mm but it was not significantly different Keywords: Transparent soap, Sappan wood, Freez drying Abstrak Jerawat (acne vulgaris) adalah kondisi abnormal kulit akibat produksi kelenjar minyak berlebih yang menyebabkan penyumbatan pori-pori kulit. Jerawat berkembang menjadi inflamasi (inflammatory acne) apabila terinfeksi bakteri, terutama bakteri Propionibacterium acnes. Ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan L) mengandung senyawa flavonoid Brazilin yang diketahui memiliki daya hambat terhadap bakteri Propionibacterium acne. Salah satu pengobatan jerawat dengan sabuna ntijerawat (acne soap). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formula sediaan sabun padat transparan dengan bahan aktif ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan L), teknik formulasi dan mengetahui aktivitas antibakteri terhadap bakteri Propionibacterium Acne penyebab jerawat. Sehingga diharapkan kayu secang dapat dikembangkan menjadi produk kosmetika obat (cosmeceutical) yang bernilai ekonomis. Berdasarkan uji organoleptik, sabun padat transparan ekstrak kayu secang berwarna merah ungu muda sampai merah ungu tua, dengan tekstur padat dan aroma khas VCO, memiliki pH 9,3-9,7. Kadar asam lemak bebas/alkali bebas yaitu 0,04-0,4%, lemak tak tersabunkan 0,29-0,34%, Memiliki kadar air 18%-30,6% , memiliki kadar total lemak 15,96%-30,98%. Diameter hambat sabun padat transparan F4 = 24,50 mm lebih besar dibandingkan F0 =21,67 mm namun tidak berbeda secara bermakna Kata Kunci : Sabun padat transparant, Ekstrak Kayu Secang, Freez Drying