HADI SUDARMO
Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGEMBANGAN USAHATANI TUMPANGSARI WIJEN DAN PALAWIJA PADA KAWASAN HUTAN . NURHERU; HADI SUDARMO; . YASIN
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 10, No 4 (2004): Desember, 2004
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v10n4.2004.131-134

Abstract

Penelitian pengembangan usahatani tumpangsari wijen dan palawija pada kawasan hutan dilaksanakan di KPH Saradan, Madiun mulai bulan Maret sampai Desember 2001. Penelitian dilakukan dengan metode kasus, betujuan untuk memperbaiki dan mengembangkan sistem usahatani tumpangsari wijen dan palawija di kawasan hutan jati seta meningkatkan pendapatan petani penggarap di lahan Perhutani. Penelitian menggunakan areal hutan jati muda yang baru berumur 3 tahun seluas 10 ha milik Perum Perhutani kcrjasama dengan petani penggarap. Jumlah petani binaan (kooperator) sebanyak 36 orang masing-masing memiliki luas garapan 0.25 - 0.5 ha. Lahan garapan petani dibagi menjadi 2 bagian, satu bagian ditanami wijen + ubi kayu, sedangkan sisanya ditanami ubi kayu t jagung. Paket tcknologi yang ditawarkan pada petani terdiri atas penggunaan varietas unggul wijen, benih bcrmutu, tanam tepat waktu, penjarangan disisakan 2 tanaman/lubang, pemberian pupuk tepat jenis, dosis dan saat pemberiannya, serta penyiangan dilakukan sesuai keadaan gulma. Parameter yang diamati meliputi jumlah penggunaan sarana produksi (benih, pupuk dan pestisida) beseta harganya, penggunaan (cnaga kerja keluarga dan luar keluarga beserta tingkat upah, produksi wijen dan palawija beserta harga jualnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : komponen tcknologi yang diterima dan dilaksanakan oleh petani adalah varietas unggul wijen Sumberrejo-1, benih wijen bcrmutu, waktu tanam wijen, dosis dan cara pemupukan serta penyiangan gulma. Teknologi anjuran yang belum diterima petani adalah pemupukan petama bersamaan tanam dan penjarangan tanaman wijen. Pada tumpangsari wijen + ubi kayu diperoleh rata-rata produksi wijen 657 kg dan ubi kayu basah 3 210 kg per ha. Pada tumpangsari jagung + ubi kayu diperoleh produksi jagung I 220 kg pipilan kering dan ubikayu basah 3 350 kg per ha. Pendapatan usahatani wijen + ubi kayu sebesar Rp 1 124 000 per ha dengan B/C ratio 1.40, sedangkan usahatani ubi kayu + jagung mengalami kerugian Rp 424 000 per ha dengan B/C ratio 0.88.Kata kunci: Wijen, Sesamum indicum L., pendapatan petani, usahatani ABSTRACT Development of intercropping sesame and palawija in forest areaDevelopment research of sesame intercropping was conducted in KPH Saradan forest area, Madiun from March to December 2001. The research used 10 ha of 3 years old hardwood tree forest area. There were 36 farmers involved, each of them had 0.25 - 0.5 ha (o work on. The land was divided in(o 2 pats, one pat was planted with sesame and cassava, while the other pat was planted with cassava and com. The technology offered to the farmer consisted of: the use of superior variety, good seed, on schedule plantation, thinning up to 2 plants/hole, proper fetilizer, proper dose and application, and weeding. Parameters observed consisted of production input (i.e. seeds, fetilizer and pesticide) with the price, use of family worker and outside family worker with the salary rate, sesame and palawija production with their selling prices. The result showed that the technology accepted by the farmer was Sumberrejo 1 superior sesame variety, superior sesame seed, schedule of seed planting, fetilizer dossage and application, and weeding. The recommended technology that was not accepted yet by (he farmers was first fertilizer application at planting time and thinning of sesame. Area of sesame intercropped with cassava produced 657 kg of sesame and 3 210 kg of cassava per ha. Area of cassava intercropped with com produced 3 350 kg of cassava and 1 220 kg of com per ha. There was a profit of Rp 1 124 000 per ha in sesame + cassava intercropping with B/C ratio 1.40, while there was a financial lost of Rp 424 000 every ha in cassava + com intercropping with B/C ratio 0.88.Key words : Sesame, Sesamum indicum L„ farmer's income, intercropping
STABILITAS HASIL BEBERAPA GALUR JARAK RUSIM MARDJONO; HADI SUDARMO; . SUPRIJONO
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 9, No 3 (2003): September, 2003
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v9n3.2003.104-108

Abstract

Penelitian mi dilaksanakan di dua lokasi yaitu di Sandubaya (l-ombok Timur. NTB) dan Bayan (I-ombok Barat, NTB) dilakukan pada musim lanam 1998/1999 dan 1999/2000 bulan Nopember 1998 sampai dengan September 2000. Penelitian ini bertujuan unluk mem¬ peroleh galur-galur unggul jarak bcrproduktivitas tinggi, dan spcsiik di Kawasan Timur Indonesia. Galur yang diuji sebanyak 9 galur harapan yaitu RC.67, RC.74. RC.86, RC.104, RC.106, RC.220, RC.221, RC.64, KF.VIII dan sebagai pembanding digunakan 3 varietas komersial yaitu Asembagus 22, Asembagus 60 dan Asembagus 81. Penelitian mengguna¬ kan rancangan acak kelompok dengan ulangan 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan 3 galur unggul yaitu RC.67, RC.221 dan RC.64, yang sama potensi dengan varietas Asb.81, mempunyai adaptasi luas (varietas stabil). Dua galur lainnya yaitu RC.74 dan RC.104 beradaplasi sempit (spesiik lokasi) sesuai untuk daerah Bayan Nusa Tenggara BaratKata kunci : Ricmus commums, stabilitas hasil, spesifik lokasi ABSTRACT Yield Stability of Castor LinesThe experiment was conducted in two locations at Sandubaya (East I-ombok) and Bayan (West lombok), in planting session 1998/1999 and 1999/2000 from November 1998 to September 2000 This experiment was aimed to ind oul superior lines of castor, high productivities, that can be developed in speciic dry area in easten pat of Indonesia. The trial was arranged in randomized block design with 3 replications. Nine lines, RC.67, RC.74, RC.86, RC.104. RC.106. RC.220, RC. 221, RC6I, KF.VIII and 3 control varieties, Asembagus 22, Asembagus 60 and Asembagus 81 were used as treatment. Results of this experiment found out 3 superior lines: RC 67, RC.221 and RC.64, which have the same potential with Asb.81 variety, have broad adaptation (stable lines). Two other lines : RC.74 and RC.104 have narrow adaptation (speciic location) just for Bayan. West Nusa Tenggara.Key words: Ricmus commums, yield stability, specific location
STABILITAS HASIL BEBERAPA GALUR WIJEN . SUPRIJONO; RUSIM MARDJONO; HADI SUDARMO
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 10, No 4 (2004): Desember, 2004
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v10n4.2004.127-130

Abstract

Penelitian dilaksanakan pada musim tanam 2003 di 4 lokasi yaitu, Kabupaten Lumajang, Bojonegoro, Nganjuk dan Sragen. Penelitian ini betujuan untuk memperoleh galur-galur unggul yang dapat beradaptasi dengan lingkungan pengembangan wijen dengan produktivitas tinggi. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan. Perlakuan tcrdiri dari 12 galur harapan yaitu SI.14, SI.16, SI.18, SI 20, SI.21, SI.24, SI.25, SI.26, S1.28, SI.31, SI.13, SI.40, dan sebagai pembanding digunakan 2 varietas komersial yaitu Sumberrejo 1 dan Sumberrejo 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 4 galur unggul yaitu galur SI.14, SI.16, SI.18, SI.24 potensi hasil sama dengan varietas Sbr. I mempunyai adaptasi luas (galur stabil). Empat galur lainnya dapat bcrproduksi tinggi apabila ditanam pada kondisi lingkungan sesuai (spesifik lokasi). Galur SI. 21 dan SI 25 sesuai untuk daerah Nganjuk dan Sragen, galur SI 20 untuk daerah Bojonegoro dan Nganjuk, dan SI 28 untuk daerah Lumajang.Kata kunci : Wijen, Sesamum indicum L., galur, hasil, spesifik lokasi ABSTRACT Yield Stabibity of Sesame LinesThe experiment was conducted at four locations of sesame development area, viz. Lumajang, Bojonegoro, Nganjuk and Sragen districts, in 2003 planting seasons. The aim of this experiment was to find out the sesame lines having high productictivity and suitable for the development areas. Twelve promising lines, namely SI.14, SI.16, SI.18, SI.20, SI.21, SI.24, SI.25, SI.26, SI.28, SI.3I, SI.13, SI.40, and two control varieties (Sumberrejo 1 and Sumbenejo 2) were evaluated in randomized block design with three replications. The result of this experimental found out 4 superior lines (SI 14, SI 16, SI 18, and SI 24) that have the same potential as Sbr I variety, gave broad adaption to all locations (stable lines). Nevertheless the other four lines evaluated showed as the specific location lines. Those lines arc SI 21 and SI 25 that are appropriate for nganjuk and Sragen; SI 20 that is appropriate for Bojonegoro and Nganjuk, and SI 28 that is appropriate for Lumajang.Key words : Sesame, Sesamum indicum L., line, yield, specific location
STABILITAS HASIL BEBERAPA GALUR WIJEN . SUPRIJONO; RUSIM MARDJONO; HADI SUDARMO
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 10, No 4 (2004): Desember, 2004
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (860.577 KB) | DOI: 10.21082/jlittri.v10n4.2004.127-130

Abstract

Penelitian dilaksanakan pada musim tanam 2003 di 4 lokasi yaitu, Kabupaten Lumajang, Bojonegoro, Nganjuk dan Sragen. Penelitian ini betujuan untuk memperoleh galur-galur unggul yang dapat beradaptasi dengan lingkungan pengembangan wijen dengan produktivitas tinggi. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan. Perlakuan tcrdiri dari 12 galur harapan yaitu SI.14, SI.16, SI.18, SI 20, SI.21, SI.24, SI.25, SI.26, S1.28, SI.31, SI.13, SI.40, dan sebagai pembanding digunakan 2 varietas komersial yaitu Sumberrejo 1 dan Sumberrejo 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 4 galur unggul yaitu galur SI.14, SI.16, SI.18, SI.24 potensi hasil sama dengan varietas Sbr. I mempunyai adaptasi luas (galur stabil). Empat galur lainnya dapat bcrproduksi tinggi apabila ditanam pada kondisi lingkungan sesuai (spesifik lokasi). Galur SI. 21 dan SI 25 sesuai untuk daerah Nganjuk dan Sragen, galur SI 20 untuk daerah Bojonegoro dan Nganjuk, dan SI 28 untuk daerah Lumajang.Kata kunci : Wijen, Sesamum indicum L., galur, hasil, spesifik lokasi ABSTRACT Yield Stabibity of Sesame LinesThe experiment was conducted at four locations of sesame development area, viz. Lumajang, Bojonegoro, Nganjuk and Sragen districts, in 2003 planting seasons. The aim of this experiment was to find out the sesame lines having high productictivity and suitable for the development areas. Twelve promising lines, namely SI.14, SI.16, SI.18, SI.20, SI.21, SI.24, SI.25, SI.26, SI.28, SI.3I, SI.13, SI.40, and two control varieties (Sumberrejo 1 and Sumbenejo 2) were evaluated in randomized block design with three replications. The result of this experimental found out 4 superior lines (SI 14, SI 16, SI 18, and SI 24) that have the same potential as Sbr I variety, gave broad adaption to all locations (stable lines). Nevertheless the other four lines evaluated showed as the specific location lines. Those lines arc SI 21 and SI 25 that are appropriate for nganjuk and Sragen; SI 20 that is appropriate for Bojonegoro and Nganjuk, and SI 28 that is appropriate for Lumajang.Key words : Sesame, Sesamum indicum L., line, yield, specific location
PENGEMBANGAN USAHATANI TUMPANGSARI WIJEN DAN PALAWIJA PADA KAWASAN HUTAN . NURHERU; HADI SUDARMO; . YASIN
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 10, No 4 (2004): Desember, 2004
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v10n4.2004.131-134

Abstract

Penelitian pengembangan usahatani tumpangsari wijen dan palawija pada kawasan hutan dilaksanakan di KPH Saradan, Madiun mulai bulan Maret sampai Desember 2001. Penelitian dilakukan dengan metode kasus, betujuan untuk memperbaiki dan mengembangkan sistem usahatani tumpangsari wijen dan palawija di kawasan hutan jati seta meningkatkan pendapatan petani penggarap di lahan Perhutani. Penelitian menggunakan areal hutan jati muda yang baru berumur 3 tahun seluas 10 ha milik Perum Perhutani kcrjasama dengan petani penggarap. Jumlah petani binaan (kooperator) sebanyak 36 orang masing-masing memiliki luas garapan 0.25 - 0.5 ha. Lahan garapan petani dibagi menjadi 2 bagian, satu bagian ditanami wijen + ubi kayu, sedangkan sisanya ditanami ubi kayu t jagung. Paket tcknologi yang ditawarkan pada petani terdiri atas penggunaan varietas unggul wijen, benih bcrmutu, tanam tepat waktu, penjarangan disisakan 2 tanaman/lubang, pemberian pupuk tepat jenis, dosis dan saat pemberiannya, serta penyiangan dilakukan sesuai keadaan gulma. Parameter yang diamati meliputi jumlah penggunaan sarana produksi (benih, pupuk dan pestisida) beseta harganya, penggunaan (cnaga kerja keluarga dan luar keluarga beserta tingkat upah, produksi wijen dan palawija beserta harga jualnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : komponen tcknologi yang diterima dan dilaksanakan oleh petani adalah varietas unggul wijen Sumberrejo-1, benih wijen bcrmutu, waktu tanam wijen, dosis dan cara pemupukan serta penyiangan gulma. Teknologi anjuran yang belum diterima petani adalah pemupukan petama bersamaan tanam dan penjarangan tanaman wijen. Pada tumpangsari wijen + ubi kayu diperoleh rata-rata produksi wijen 657 kg dan ubi kayu basah 3 210 kg per ha. Pada tumpangsari jagung + ubi kayu diperoleh produksi jagung I 220 kg pipilan kering dan ubikayu basah 3 350 kg per ha. Pendapatan usahatani wijen + ubi kayu sebesar Rp 1 124 000 per ha dengan B/C ratio 1.40, sedangkan usahatani ubi kayu + jagung mengalami kerugian Rp 424 000 per ha dengan B/C ratio 0.88.Kata kunci: Wijen, Sesamum indicum L., pendapatan petani, usahatani ABSTRACT Development of intercropping sesame and palawija in forest areaDevelopment research of sesame intercropping was conducted in KPH Saradan forest area, Madiun from March to December 2001. The research used 10 ha of 3 years old hardwood tree forest area. There were 36 farmers involved, each of them had 0.25 - 0.5 ha (o work on. The land was divided in(o 2 pats, one pat was planted with sesame and cassava, while the other pat was planted with cassava and com. The technology offered to the farmer consisted of: the use of superior variety, good seed, on schedule plantation, thinning up to 2 plants/hole, proper fetilizer, proper dose and application, and weeding. Parameters observed consisted of production input (i.e. seeds, fetilizer and pesticide) with the price, use of family worker and outside family worker with the salary rate, sesame and palawija production with their selling prices. The result showed that the technology accepted by the farmer was Sumberrejo 1 superior sesame variety, superior sesame seed, schedule of seed planting, fetilizer dossage and application, and weeding. The recommended technology that was not accepted yet by (he farmers was first fertilizer application at planting time and thinning of sesame. Area of sesame intercropped with cassava produced 657 kg of sesame and 3 210 kg of cassava per ha. Area of cassava intercropped with com produced 3 350 kg of cassava and 1 220 kg of com per ha. There was a profit of Rp 1 124 000 per ha in sesame + cassava intercropping with B/C ratio 1.40, while there was a financial lost of Rp 424 000 every ha in cassava + com intercropping with B/C ratio 0.88.Key words : Sesame, Sesamum indicum L„ farmer's income, intercropping
STABILITAS HASIL BEBERAPA GALUR JARAK RUSIM MARDJONO; HADI SUDARMO; . SUPRIJONO
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 9, No 3 (2003): September, 2003
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v9n3.2003.104-108

Abstract

Penelitian mi dilaksanakan di dua lokasi yaitu di Sandubaya (l-ombok Timur. NTB) dan Bayan (I-ombok Barat, NTB) dilakukan pada musim lanam 1998/1999 dan 1999/2000 bulan Nopember 1998 sampai dengan September 2000. Penelitian ini bertujuan unluk mem¬ peroleh galur-galur unggul jarak bcrproduktivitas tinggi, dan spcsiik di Kawasan Timur Indonesia. Galur yang diuji sebanyak 9 galur harapan yaitu RC.67, RC.74. RC.86, RC.104, RC.106, RC.220, RC.221, RC.64, KF.VIII dan sebagai pembanding digunakan 3 varietas komersial yaitu Asembagus 22, Asembagus 60 dan Asembagus 81. Penelitian mengguna¬ kan rancangan acak kelompok dengan ulangan 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan 3 galur unggul yaitu RC.67, RC.221 dan RC.64, yang sama potensi dengan varietas Asb.81, mempunyai adaptasi luas (varietas stabil). Dua galur lainnya yaitu RC.74 dan RC.104 beradaplasi sempit (spesiik lokasi) sesuai untuk daerah Bayan Nusa Tenggara BaratKata kunci : Ricmus commums, stabilitas hasil, spesifik lokasi ABSTRACT Yield Stability of Castor LinesThe experiment was conducted in two locations at Sandubaya (East I-ombok) and Bayan (West lombok), in planting session 1998/1999 and 1999/2000 from November 1998 to September 2000 This experiment was aimed to ind oul superior lines of castor, high productivities, that can be developed in speciic dry area in easten pat of Indonesia. The trial was arranged in randomized block design with 3 replications. Nine lines, RC.67, RC.74, RC.86, RC.104. RC.106. RC.220, RC. 221, RC6I, KF.VIII and 3 control varieties, Asembagus 22, Asembagus 60 and Asembagus 81 were used as treatment. Results of this experiment found out 3 superior lines: RC 67, RC.221 and RC.64, which have the same potential with Asb.81 variety, have broad adaptation (stable lines). Two other lines : RC.74 and RC.104 have narrow adaptation (speciic location) just for Bayan. West Nusa Tenggara.Key words: Ricmus commums, yield stability, specific location