Rossa Yunita
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PEMBENTUKAN PLANLET MUTAN TEBU TOLERAN NATRIUM KLORIDA DENGAN MUTASI DAN SELEKSI IN VITRO / Mutant Planlet Formation of Sugarcane Tolerant Sodium Chloride Through In Vitro Selection and Mutation Rossa Yunita; RR. Sri Hartati; Sri Suhesti; Syafaruddin Syafaruddin
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 25, No 1 (2019): Juni, 2019
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/littri.v25n1.2019.37-44

Abstract

The needs of sugarcane continue to increase so extensification of farming is needed to meet the demand. However, the available land is the sub-optimal land such as saline land. For this reason, salinity tolerant varieties are needed. To used create sugarcane varieties that are tolerant to salinity stress induction mutation technology using gamma rays combined with in vitro selection using NaCl can be used. The purpose of this study was to obtain sugarcane mutant planlets which were tolerant to the salinity resulted from the induction mutations and in vitro selection. The plant material used in this study were PS862 and PSJT941 sugarcane varieties. The environmental design used in this study was a completely randomized design. This study consisted of four main stages of activity namely (1) mutation induction using gamma ray irradiation (5, 10, 15 20, 25.30 and 35 Gy) and in vitro selection on media containing NaCl; (2) bud regeneration in MS medium + BA 3 mg / l + Zeatin 0.3 mg / l + Proline 100 mg / l for sugarcane callus PS862 and MS varieties + BA 3 mg / l + Zeatin 0.1 mg / l + Proline 100 mg / l for sugarcane callus PSJT941 and (3) root induction on MS + IBA 1 mg / l. The results of this study were 122 mutant plantlets originating from the PS862 variety and 66 mutant planlets originating from PSJT941 which were tolerant to NaCl salt stress. The mutants obtained were salinity tolerant because they were able to grow on media containing NaCl. To produce a population that is salinity tolerant, it is necessary to test it in a greenhouse and in the field that is gripped by salinity.Keywords : Salt stress, iradiation, PS862, PSJT941, Saccharum sp AbstrakKebutuhan komoditas tebu terus meningkat, sehingga diperlukan ekstensifikasi untuk memenuhinya dapat dilakukan dengan cara ekstensifikasi. Namun demikian, lahan yang tersedia adalah lahan sub optimal seperti lahan salin, untuk itu diperlukan varietas toleran salinitas.  Untuk merakit varietas tebu yang toleran terhadap cekaman salinitas dapat mengunakan teknologi mutasi induksi dengan menggunakan sinar gamma yang dikombinasikan dengan seleksi in vitro, Sedangkan untuk menyeleksi kalus secara in vitro digunakan NaCl. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan   planlet-planlet mutan tebu toleran salinitas hasil mutasi induksi dan seleksi in vitro. Bahan tanaman yang digunakan pada penelitian ini adalah kalus tebu varietas PS862 dan PSJT941. Rancangan lingkungan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan acak lengkap.  Penelitian ini yang  terdiri  atas empat tahap  kegiatan utama yaitu (1) induksi mutasi dengan menggunakan iradisi sinar gamma  (5, 10, 15 20, 25,30 dan 35 Gy) dan seleksi in vitro pada media yang mengandung NaCl;  (2) regenerasi tunas pada media MS + BA 3 mg/l + Zeatin 0,3 mg/l + Prolin 100 mg/l untuk kalus tebu varietas PS862  dan MS + BA 3 mg/l + Zeatin 0,1 mg/l + Prolin 100 mg/l untuk kalus tebu PSJT941dan (3) induksi akar pada media MS + IBA 1 mg/l. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah  122  planlet mutan  yang berasal dari varietas PS862 dan 66 planlet mutan yang berasal dari PSJT941 yang toleran cekaman garam NaCl. Mutan yang diperoleh memiliki sifat toleran salinitas karena mampu tumbuh pada media yang mengadung NaCl.  Untuk menghasilkan populasi yang toleran salinitas perlu dilakukan pengujian di rumah kaca dan di lapang yang tercekam salinitas.Kata Kunci :  Cekaman garam, iradiasi, PS862, PSJT941, Saccharum sp.
REGENERASI TUNAS DARI KALUS YANG TELAH DIBERI PERLAKUAN IRADIASI PADA PADI VARIETAS FATMAWATI Rossa Yunita; Endang G Lestari; Iswari S Dewi
BERITA BIOLOGI Vol 11, No 3 (2012)
Publisher : Research Center for Biology-Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/beritabiologi.v11i3.506

Abstract

Gamma ray mutative induction for increasing genetic variation has been applied for plant prime variety engineering. The materials are derrived from seed organ, shoot and calli. Calli is a group of actively dividing cell and have not been organized to form plant. The benefit of using calli explant is that the gamma ray could directly shot to DNA in the nuclear cell in such a way that there is higher opportunity for genetic change to occur. The problema of using calli explant are the difficulties in regenerating the calli into shoots, due to the deformation as a result of radiation process. Therefore, this research is aimed at obtaining the appropriate media formulation for shoot regeneration from Fatmawati-rice calli which has been irradiated with gamma ray. The reseach was conducted in BB-Biogen laboratory consisting of three experiments, such as : (1) calli iradiation with the dosage of 0; 5; 10; 15; 20; 25; 30; 35; 40; 45; 50; 55 and 60 Gy, (2) shoot regeneration at the MS + BA (0, 1, dan 3 mg/l) + IAA (0 dan 0,8 mg/l) media, and BA (0, 1, and 3 mg/l) + zeatin ( 0; 0,1; 0,2 and 0,3 mg/l) + IAA 0,8 mg/l and (3) Shoot induction at MS + IBA (0, 1, 2 and 3 mg/l) media. The result shows that the range of LD50 was obtained at the dosage of 30 Gy, the most apropriate media for shoot regeneration is MS + BA 3 mg/l + IAA 0,8 + zeatin 0,1 mg/l and media for root induction is IBA 1 mg/l.
PEMBENTUKAN PLANLET MUTAN TEBU TOLERAN NATRIUM KLORIDA DENGAN MUTASI DAN SELEKSI IN VITRO / Mutant Planlet Formation of Sugarcane Tolerant Sodium Chloride Through In Vitro Selection and Mutation Rossa Yunita; RR. Sri Hartati; Sri Suhesti; Syafaruddin Syafaruddin
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 25, No 1 (2019): Juni, 2019
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/littri.v25n1.2019.37-44

Abstract

The needs of sugarcane continue to increase so extensification of farming is needed to meet the demand. However, the available land is the sub-optimal land such as saline land. For this reason, salinity tolerant varieties are needed. To used create sugarcane varieties that are tolerant to salinity stress induction mutation technology using gamma rays combined with in vitro selection using NaCl can be used. The purpose of this study was to obtain sugarcane mutant planlets which were tolerant to the salinity resulted from the induction mutations and in vitro selection. The plant material used in this study were PS862 and PSJT941 sugarcane varieties. The environmental design used in this study was a completely randomized design. This study consisted of four main stages of activity namely (1) mutation induction using gamma ray irradiation (5, 10, 15 20, 25.30 and 35 Gy) and in vitro selection on media containing NaCl; (2) bud regeneration in MS medium + BA 3 mg / l + Zeatin 0.3 mg / l + Proline 100 mg / l for sugarcane callus PS862 and MS varieties + BA 3 mg / l + Zeatin 0.1 mg / l + Proline 100 mg / l for sugarcane callus PSJT941 and (3) root induction on MS + IBA 1 mg / l. The results of this study were 122 mutant plantlets originating from the PS862 variety and 66 mutant planlets originating from PSJT941 which were tolerant to NaCl salt stress. The mutants obtained were salinity tolerant because they were able to grow on media containing NaCl. To produce a population that is salinity tolerant, it is necessary to test it in a greenhouse and in the field that is gripped by salinity.Keywords : Salt stress, iradiation, PS862, PSJT941, Saccharum sp AbstrakKebutuhan komoditas tebu terus meningkat, sehingga diperlukan ekstensifikasi untuk memenuhinya dapat dilakukan dengan cara ekstensifikasi. Namun demikian, lahan yang tersedia adalah lahan sub optimal seperti lahan salin, untuk itu diperlukan varietas toleran salinitas.  Untuk merakit varietas tebu yang toleran terhadap cekaman salinitas dapat mengunakan teknologi mutasi induksi dengan menggunakan sinar gamma yang dikombinasikan dengan seleksi in vitro, Sedangkan untuk menyeleksi kalus secara in vitro digunakan NaCl. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan   planlet-planlet mutan tebu toleran salinitas hasil mutasi induksi dan seleksi in vitro. Bahan tanaman yang digunakan pada penelitian ini adalah kalus tebu varietas PS862 dan PSJT941. Rancangan lingkungan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan acak lengkap.  Penelitian ini yang  terdiri  atas empat tahap  kegiatan utama yaitu (1) induksi mutasi dengan menggunakan iradisi sinar gamma  (5, 10, 15 20, 25,30 dan 35 Gy) dan seleksi in vitro pada media yang mengandung NaCl;  (2) regenerasi tunas pada media MS + BA 3 mg/l + Zeatin 0,3 mg/l + Prolin 100 mg/l untuk kalus tebu varietas PS862  dan MS + BA 3 mg/l + Zeatin 0,1 mg/l + Prolin 100 mg/l untuk kalus tebu PSJT941dan (3) induksi akar pada media MS + IBA 1 mg/l. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah  122  planlet mutan  yang berasal dari varietas PS862 dan 66 planlet mutan yang berasal dari PSJT941 yang toleran cekaman garam NaCl. Mutan yang diperoleh memiliki sifat toleran salinitas karena mampu tumbuh pada media yang mengadung NaCl.  Untuk menghasilkan populasi yang toleran salinitas perlu dilakukan pengujian di rumah kaca dan di lapang yang tercekam salinitas.Kata Kunci :  Cekaman garam, iradiasi, PS862, PSJT941, Saccharum sp.
PERBANYAKAN TANAMAN HIAS AIR Bacopa australis SECARA IN VITRO PADA BERBAGAI FORMULASI HORMON MEDIA PERTUMBUHAN Rossa Yunita; Endang Gati Lestari; Mastur Mastur; Media Fitri Isma Nugraha
Media Akuakultur Vol 13, No 2 (2018): (December, 2018)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.778 KB) | DOI: 10.15578/ma.13.2.2018.75-82

Abstract

Suksesnya pembentukan indukan (mother plant) tanaman hias air Bacopa australis pada penelitian sebelumnya, mendorong perbanyakan tanaman dengan menggunakan teknik kultur in vitro secara massal untuk menghasilkan bibit Bacopa australis dalam jumlah yang banyak dan relatif lebih cepat. Tujuan penelitian adalah mendapatkan formulasi media yang tepat untuk induksi tunas, multiplikasi tunas, dan induksi perakaran yang cepat secara in vitro dari Bacopa australis. Penelitian ini terdiri atas tiga tahapan kegiatan, yaitu induksi tunas, multiplikasi tunas, dan induksi akar. Hasil penelitian menunjukkan formulasi media yang terbaik induksi tunas Bacopa australis secara in vitro adalah MS + BA 0,3 mg/L. Formulasi media yang optimal untuk multiplikasi tunas adalah MS + BA 0,5 mg/L + Thidiazuron 0,1 mg/L dan induksi perakaran adalah MS + IBA 0,5 mg/L.The successful establishment of mother plant Bacopa australis in the previously related research opens an opportunity to produce relatively fast and in large quantities Bacopa australis seeds using in vitro mass culture techniques. The objective of the study was to determine suitable formulated media for shoot induction, shoot multiplication, and root induction of Bacopa australis. This study consisted of three research stages, namely shoot induction, shoot multiplication, and root induction. The results showed that the best formulated media for in vitro Bacopa australis shoot induction was MS + BA 0.3 mg/L. The optimal formulated media for shoot multiplication was MS + BA 0.5 mg/L + Thidiazuron 0.1 mg/L and for root induction was MS + IBA 0.5 mg/L.