Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

ANALISIS PETA JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN KEMENTERIAN PERTANIAN Etty Andriaty; Penny Ismiati Iskak; Heryati Suryantini
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol 29, No 1 (2020): Juni 2020
Publisher : Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpp.v29n1.2020.p25-32

Abstract

Jumlah dan kualitas pustakawan Kementerian Pertanian yangberagam menimbulkan ketimpangan dalam penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan. Di sisi lain, peta jabatan pustakawan belum mencerminkan kebutuhan pustakawan pada masa mendatang dan belum memerhatikan SNI 7496:2009 dan SNP 006:2011 tentang Perpustakaan Khusus Instansi Pemerintah. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui (1) keberadaan perpustakaan lingkup Kementerian Pertanian, (2) ketersediaan SDM perpustakaan sesuai dengan SNI Nomor 7496:2009, (3) beban kerja perpustakaan, (4) kebutuhan jabatan fungsional pustakawan, dan (5) hambatan dalam pengangkatan pustakawan. Hasil pengkajian menunjukkan hampir seluruh (98,49%) UK/UPT Kementerian Pertanian memiliki perpustakaan dan 93,75% UK/ UPT memiliki tupoksi pengelolaan perpustakaan. Sebanyak 61,54% perpustakaan tidak memiliki petugas perpustakaan, 30,8% perpustakaan memiliki pustakawan keterampilan, dan 38,5% mempunyai pustakawan keahlian. Hambatan dalam pengangkatan pustakawan ialah tidak ada peta jabatan (41,67%), kurang peminat (29,17%), keterbatasan SDM (20,83%), dan tidak ada izin untuk alih jabatan dan tidak tersedia anggaran untuk tenaga kontrak (8,34%). Unit kerja dengan kebutuhan pustakawan tertinggi yaitu Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan), rata-rata membutuhkan 11 pustakawan keterampilan dan 10 pustakawan keahlian, sementara yang terendah adalah Loka Penelitian (1 pustakawan keterampilan). Dari hasil kajian dapat direkomendasikan peta jabatan pustakawan Kementerian Pertanian sebagai berikut: (1) Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian 8 pustakawan keterampilan dan 24 pustakawan keahlian, (2) Puslit/Puslitbang, Sekretariat Badan/Biro/Direktorat/Balai Besar 1 pustakawan keterampilan dan 1 pustakawan keahlian, (3) PPMKP 2 pustakawan keterampilan dan 2 pustakawan keahlian, dan (4) Polbangtan 3 pustakawan keterampilan dan 3 pustakawan keahlian. 
ANALISIS PENILAIAN ANGKA KREDIT PUSTAKAWAN LINGKUP KEMENTERIAN PERTANIAN Etty Andriaty; Dyah Artati; Juju Juariah
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol 25, No 2 (2016): Oktober 2016
Publisher : Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpp.v25n2.2016.p45-54

Abstract

Pemahaman terhadap butir-butir kegiatan yang diatur dalam SK Menpan No. 132 Tahun 2002 maupun Peraturan Menpan dan RB No. 9 Tahun 2014 masih belum merata untuk setiap pustakawan. Hal ini mengakibatkan terjadinya perbedaan nilai angka kredit antara yang diajukan pustakawan dalam DUPAK dengan hasil penilaian Tim Penilai. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran pustakawan, perbedaan nilai angka kredit yang diajukan pustakawan dengan hasil penilaian Tim Penilai, dan masalah yang menyebabkan perbedaan nilai angka kredit tersebut. Pengkajian deskriptif dilakukan terhadap DUPAK di Sekretariat Tim Penilai Jabatan Fungsional Pustakawan Kementerian Pertanian tahun 2012-2016. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa sebaran pustakawan di lingkup Kementerian Pertanian belum merata, bahkan terdapat UK/UPT yang belum memiliki pustakawan. Pustakawan cenderung untuk melaporkan butir kegiatan yang nilainya besar. Hal ini dapat dilihat dari jumlah DUPAK untuk penelusuran informasi untuk bahan bacaan (117 orang), penyebaran informasi terseleksi (112 orang), dan menjadi pemandu pameran (26 orang). Kegiatan dengan nilai rata-rata angka kredit tertinggi adalah katalogisasi, membuat karya tulis populer yang diterbitkan di media massa, dan membuat karya tulis yang disampaikan pada pertemuan/diklat, dengan nilai masing-masing 34,458; 4,000; dan 8,450. Sebaliknya, kegiatan membuat karya saduran/terjemahan pada subunsur pengembangan profesi merupakan kegiatan yang mempunyai nilai Rata-rata angka kredit yang yang ditolak tertinggi  (93%). Perbedaan hasil penilaian (PAK) dengan DUPAK yang diajukan antara lain karena bukti fisik tidak terpenuhi, bukti fisik tidak sesuai, dan angka kredit melebihi ketentuan.
KETERSEDIAAN SUMBER INFORMASI TEKNOLOGI PERTANIAN DI BEBERAPA KABUPATEN DI JAWA Etty Andriaty; Endang Setyorini
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol 21, No 1 (2012): April 2012
Publisher : Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpp.v21n1.2012.p%p

Abstract

Penerapan inovasi teknologi oleh petani ditentukan oleh beberapafaktor, yaitu potensi individu untuk menerapkan inovasi, ketersediaansumber informasi, proses diseminasi, dan karakteristik inovasi.Penelitian dilakukan untuk menganalisis ketersediaan sumberinformasi teknologi pertanian dalam rangka memenuhi kebutuhaninformasi petani. Penelitian dilaksanakan melalui survei pada bulanJuli-Agustus 2011 di Kabupaten Banjarnegara, Magelang, Malang,dan Pacitan terhadap 160 petani sebagai responden. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa informasi teknologi pertanian yang tersediamasih terbatas pada informasi tentang varietas unggul, pemupukan,alat dan mesin pertanian, serta cara pembuatan dan pemberian pakan.Untuk memenuhi kebutuhan akan informasi pertanian, sebagian besarresponden (74%) menyatakan bahwa kelembagaan komunikasitersedia hingga sangat tersedia di lokasi. Penyuluh merupakan sumberutama petani dalam memperoleh informasi pertanian. Persepsiresponden terhadap pertemuan dengan penyuluh formal (daripemerintah) sangat baik (90%). Sebanyak 66,88% respondenmenyatakan tersedia media pertemuan dengan penyuluh swadaya/nonformal, seperti kontak tani dan petugas dari perusahaan pestisidaatau benih. Media pertemuan dengan kelompok-kelompok produktifjuga tersedia hingga sangat tersedia, begitu pula kelompok sosialkeagamaan. Hampir semua responden (95%) mempersepsikanmemiliki telepon, terutama telepon genggam. Demikian pula radio/televisi, 85,01% responden mempersepsikannya tersedia hinggasangat tersedia. Namun, untuk sarana akses informasi seperti warnetdan perpustakaan desa, sebagian besar responden mempersepsikannyatidak tersedia, yaitu masing-masing 75,63% dan 73,75%. Separuhresponden menganggap komputer tidak tersedia. Media cetak darilembaga penelitian/pengkajian masih kurang tersedia. Media cetakyang tersedia di lokasi penelitian adalah tabloid Sinar Tani dan koranlokal. The adoption of agricultural technology innovation by farmers isdetermined by potential person to adopt the technology, availabilityof information source, dissemination process and characteristic ofinnovation. A study was conducted to identify the availability oftechnology information source to fulfill the information need of thefarmers. The study was conducted using survey method in July-August2011 at Banjarnegara, Magelang, Malang, and Pacitan Districtsand 160 farmers as respondents. The results showed that agriculturaltechnology information available in research locations had beenlimited to information on superior varieties, fertilizers, agriculturalmachinery, and feed processing. To meet the information needs ofagricultural technology, most respondents (74%) stated thatcommunication institutions were available in the locations. Extensionworker was a major source of farmers in obtaining agriculturalinformation. Farmers’ perceptions of formal meetings with theextension worker (of government) were very good (90%). As much as66.88% of respondents stated that the meetings with a counselor ofnon-formal organization such as pesticide or seed companies wereavailable. Almost all respondents (95%) perceived to have telephone,especially handphones. Similarly, 85.01% of respondents perceivedthat radio/television/VCD were available, but computers, internet cafe,and library were limited. Printed material from research instituteswas still limited. Printed media available for farmers in researchlocations were Sinar Tani and local newspaper.
Analisis Karya Tulis Peneliti Pertanian dalam Jurnal Ilmiah Internasional pada Basis Data Sciencedirect Etty Andriaty
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol 28, No 1 (2019): Juni 2019
Publisher : Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpp.v28n1.2019.p16-24

Abstract

ScienceDirect merupakan pangkalan data jurnal ilmiah internasional terbesar di dunia yang dikelola oleh penerbit Elsevier. Kontribusi peneliti Indonesia khususnya dalam bentuk karya tulis ilmiah (KTI) dalam jurnal internasional masih jauh di bawah negara- negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura, padahal dari segi jumlah peneliti, Indonesia berada jauh di atas negara-negara tersebut. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui (1) jumlah peneliti Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) yang karya tulis ilmiahnya dimuat dalam jurnal ilmiah pada ScienceDirect, (2) tahun terbit jurnal yang memuat  KTI peneliti Balitbangtan, (3) nama jurnal yang memuat KTI peneliti Balitbangtan, (4) komoditas dan subjek yang ditulis oleh peneliti Balitbangtan, dan (5) jumlah jurnal ilmiah yang terindeks dalam Scopus. Kajian dilaksanakan pada bulan Agustus-Oktober 2018, menggunakan metode analisis isi. Objek yang dikaji adalah artikel- artikel yang ditulis oleh peneliti Balitbangtan dan dimuat dalam jurnal pada ScienceDirect. Hasil kajian menunjukkan bahwa jumlah peneliti yang artikelnya diterbitkan dalam jurnal pada ScienceDirect mencapai 80 orang, sementara jumlah peneliti Balitbangtan lebih dari 1.600 orang pada 2017. Jenjang jabatan terbanyak Peneliti Ahli Madya (34 orang). Artikel terbanyak ditulis oleh peneliti Balai Penelitian Tanah (Markus Anda). Pemuliaan (tanaman dan ternak) merupakan subjek terbanyak (33 artikel), diikuti tanah (30 artikel). Sementara tanaman pangan merupakan komoditas pertanian yang paling banyak ditulis, yaitu 40 artikel. HAYATI: Journal of Biosciences merupakan jurnal ilmiah yang paling banyak memuat artikel peneliti Balitbangtan, yaitu 18 artikel. Sebagian besar artikel peneliti Balitbangtan dalam jurnal pada ScienceDirect terbit pada tahun 2015. Hampir semua jurnal ilmiah yang memuat artikel peneliti Balitbangtan terindeks Scopus.
Pengelolaan Literatur Kelabu (Grey Literatur) di Perpustakaan lingkup Badan Litbang Pertanian Etty Andriaty; Tuti Sri Sundari
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol 21, No 2 (2012): Oktober 2012
Publisher : Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpp.v21n2.2012.p%p

Abstract

Management of Grey Literature in Libraries within Indonesian Agencyfor Agricultural Research and DevelopmentGrey literature is the most current research information source andis the intellectual property of an organization, government agenciesand other science and technology assessment agencies, unpublishedcommercially, and official documents issued in limited copies. Thestudy aimed to find out the management of grey literature in librarieswithin the Indonesian Agency for Agricultural Research andDevelopment (IAARD), which was conducted in April-May 2012 ina descriptive survey. Respondents were 54 IAARD librarians/librarymanagers. The results showed that most of the librarians/librarymanagers knew kinds of library collection of grey literature. Mostlibraries collected grey literature from gifts and of their institutes ownpublications. Registration, cataloging and classification were doneby most libraries. Almost all respondents use the UDC for classification,AGROVOC Thesaurus to determine keywords, and data entry weredone electronically. More than half of respondents had digitized greyliterature. Most of grey literature’s collection were kept separatingfrom other collections. Circulation of the grey literature was the mostservices provided by the respondents.
Kajian Bibliometrik Publikasi Bidang Perkebunan Etty Andriaty
Media Pustakawan Vol. 29 No. 3 (2022): Desember
Publisher : Perpustakaan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37014/medpus.v29i3.3336

Abstract

The plantation sector has large to the country's foreign exchange, employment provider farmers welfare and national economic growth. This study aims to find out: 1) the development of scientific, 2) distribution of affiliation, 3) distribution of scientific papers by commodity, 4) Patterns of authorship and productivity of researchers. The study uses a bibliometric approach from March to September 2022. The object of this study is scientific papers in the plantation sector. The indicators studied were: author, affiliation, commodity, authorship pattern, and productivity. The pattern of authorship is seen from single author and multiple author, as well as the level of collaboration which is calculated based on the Subramanyam formula. The results show that the number of scientific articles of plantations during the 2015-2021 period was 596 titles which were published nationally and internationally. The highest affiliation was Balittro (329), while the lowest was Puslitbangbun (108). The highest researched and published commodities were sugar cane, coconut and coffee with 66, 65 and 59 titles respectively, followed by cocoa with 46 titles and pepper with 36 titles. The most productive researchers publishing scientific articles are Edi Wardiana (21 titles), Rita Harni (17 titles) and Nurindah, M. Syakir, Ismail Maskromo and Miftahorrachman, 16 titles each. Most (89.93%) of scientific articles are written in collaboration, while the articles written by a single author are 10.07%. Based on calculations using the Subramanyam formula, the average collaboration level of plantation researchers is 0.902. This figure shows that most scientific articles on plantations are written in collaboration.
Perilaku Pencarian Informasi di Kalangan Calon Pustakawan Penny Ismiati Iskak; Etty Andriaty
LIBRARIA : Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Informasi Volumen 6, Nomor 2, Tahun 2017 (Desember 2017)
Publisher : FPPTI Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.389 KB)

Abstract

Keterbatasan sumber daya manusia bidang perpustakaan mempengaruhikinerja layanan di perpustakaan. Salah satu upaya yang dilakukanadalah menambah pustakawan melalui alih jalur dari struktural kefungsional pustakawan. Keputusan seseorang untuk alih jalur diawalidengan meningkatnya keingintahuan tentang pustakawan dan perpustakaan.Pada kondisi demikian, seseorang akan aktif mencari informasiseluk beluk pustakawan dan perpustakaan. Proses terus berlanjut sampaiketidakpastian tentang pustakawan dan perpustakaan berkurang danpara calon pustakawan memahami sepenuhnya dunia perpustakaandan pustakawan. Tujuan pengkajian ini adalah mengetahui kebutuhaninformasi, jenis informasi yang dicari, sumber informasi yang digunakan,dan strategi yang digunakan calon pustakawan dalam mencari informasicalon pustakawan dalam proses perpindahan dari jabatan structural kefungsional pustakawan. Pengkajian dilakukan melalui survei denganmenggunakan kuesioner terstruktur yang terdiri atas pertanyaan terbukatertutup. Dari 24 orang sampel, hanya 16 orang yang bersedia menjawabpernyataan tentang pencarian informasi. Hasil pengkajian menunjukkanbahwa jenis informasi yang paling banyak dibutuhkan adalah informasitentang pendidikan dan pelatihan bidang perpustakaan, diikuti denganRegulasi bidang perpustakaan dan penilaian dan penetapan angka kreditdiurutan ke dua. Peringkat ke tiga adalah informasi tentang jenjang karirpustakawan, dan pustakawan dan aktivitasnya. Peringkat informasi yangdibutuhkan sama dengan informasi yang dicari. Sumber infomasi interpersonalyang paling banyak digunakan responden adalah pustakawansenior, pustakawan senior, dan tim penilai jabatan fungsional pustakawan.Sumber informasi interpersonal yang banyak digunakan untuk bertanyalangsung adalah pustakawan senior, diikuti dengan teman sejajar, timpenilai jabatan fungsional pustakawan, dan staf kepegawaian. Sedangkanresponden yang menelusur Internet lebih banyak dibandingkan denganresponden yang membaca buku dan petunjuk teksnis tercetak.