Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Sistem Ketahanan Pangan Nasional: Kontribusi Ketersediaan dan Konsumsi Energi serta Optimalisasi Distribusi Beras Retno Lantarsih; Sri Widodo; Dwidjono Hadi Darwanto; Sri Budhi Lestari; Sipri Paramita
Analisis Kebijakan Pertanian Vol 9, No 1 (2011): Analisis Kebijakan Pertanian
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/akp.v9n1.2011.33-51

Abstract

Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Kecukupan ketersediaan beras pada tingkat nasional maupun regional menjadi prasarat bagi terwujudnya ketahanan pangan nasional. Masalah beras di Indonesia juga tidak terlepas dari aspek distribusi akibat adanya kesenjangan produksi antar daerah dan antar waktu. Studi ini mencoba untuk mengkaji (1) ketahanan pangan wilayah ditinjau dari ketersediaan energi, dan kontribusi beras dalam ketersediaan energi, (2) ketahanan pangan tingkat rumah tangga dan kontribusi konsumsi energi yang bersumber dari beras terhadap konsumsi energi total, (3) keragaan wilayah provinsi di Indonesia berdasar ketersediaan dan konsumsi beras, (4) optimalisasi distribusi beras antar daerah di Indonesia. Hasil studi menunjukkan bahwa ketahanan pangan wilayah pada tingkat nasional maupun regional dari aspek ketersediaan energi adalah terjamin, meskipun jika dilihat dari Pola Pangan Harapan (PPH) maka ketersediaan pangan belum memenuhi aspek keragaman pangan. Berdasar ketahanan pangan tingkat rumah tangga masih ditemukan rumah tangga yang tergolong rawan pangan yaitu sebanyak 10,39 persen di Provinsi Jawa Timur, dan 9,21 persen di Provinsi Sulawesi Selatan dengan ketergantungan terhadap konsumsi energi yang bersumber dari beras masing-masing senesar 47,9 dan 84,19 persen. Secara nasional, terdapat 11 provinsi yang mengalami defisit beras dan 22 provinsi yang mengalami surplus. Jumlah defisit beras di Indonesia tahun 2009 sebesar 2,09 juta ton. Biaya minimum yang diperlukan untuk mendistribusikan beras  daerah surplus ke daerah defisit tersebut sebesar Rp 1,016 milyar.
DAMPAK KEPEMILIKAN LAHAN PADI SAWAH TERHADAP EFISIENSI TEKNIS DAN EFISIENSI LINGKUNGAN DI KABUPATEN ROKAN HULU Defidelwina Defidelwina; Jamhari Jamhari; Lestari Rahayu Waluyati; Sri Widodo
AGRARIS: Journal of Agribusiness and Rural Development Research Vol 5, No 1: January-June 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (888.157 KB) | DOI: 10.18196/agr.5177

Abstract

Land ownership, technical and environmental efficiency are interrelated aspects one another which influences the sustainability of farming. This study aims to estimate the impact of land ownership on the technical and environmental efficiency of wetland rice farming in the Rokan Hulu Regency. Data obtained from interviews with 100 farm households, and analyzed using the translog stochastic frontier production function estimated by the maximum likelihood method. This production function includes conventional and detrimental input (Nitrogen). The results showed that the average technical efficiency of farming was 84.8%. Meaning that farmers can increase their technical efficiency by 15.2%. While the average of environmental efficiency is 23.7%. It is recommended to farmers to reduce their detrimental inputs by 76.3%. The technical efficiency of landowners was lower than the tenant or sharing farmers. Otherwise, the environmental efficiency of landowners higher than tenant or sharing farmers.
Reorientasi Pembangunan Pertanian dalam Era Globalisasi dan Tuntutan Reformasi Sri Widodo
Agro Ekonomi Vol 6, No 1 (1999): JUNI 1999
Publisher : Department of Agricultural Socio-Economics Faculty of Agriculture Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1806.422 KB) | DOI: 10.22146/jae.23799

Abstract

 Krisis ekonomi sepintas nampak merupakan akibat dari terpuruknya nilai tukar rupiah dan langkanya dollar dalam rangka pembayaran kembali hutang yang terlalu besar, terutama hutang komersial yang kurang terkendali. Akan tetapi kalau kita kaji lebih mendalam krisis ekonomi ini merupakan akibat dari sistem ekonomi dan politik yang salah, yang mengandung banyak celah kelemahan sebagai akibat dari struktur ekonomi, sosial dan politik yang telah terbina selama tiga dasawarsa lebih. Hal ini telah menghasilkan beberapa penyimpangan yang saling terkait(1).Kekuasaansentralistikyangberlebihan,(2).Penyelewengan yang berbau kolusi, nepotis medan korupsi (KNK),(3).Pemberian privilage pada kelornpok tertentu di dunia usaha sehingga mengarah ke monopoli,(4).Maraknyaberbagairekayasauntukmempertahankanstatusdipemerintahandandiduniausaha(5).Kebijakanekonomiyangkurangmendasardankurangberbasispadapotensipembangunanyanglebihmerata.(6).Liberalisasiperbankanyanglebihmemanfaatkan.fasilitaspemerintahdan