St. A. Rahayuningsih
Unknown Affiliation

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Teknologi Budidaya Praktis Ubi Jalar Mendukung Ketahanan Pangan Dan Usaha Agroindustri Yudi Widodo; St. A. Rahayuningsih
Buletin Palawija No 17 (2009): Buletin Palawija No 17, 2009
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bul palawija.v0n17.2009.p21-32

Abstract

Teknologi budidaya praktis ubi jalar mendukung ketahanan pangan dan usaha agroindustri. Ubi jalar telah sejak lama dikenal dan dibudidayakan masyarakat Indonesia. Meskipun demikian ubi jalar masih merupakan tanaman pangan sekunder dan selama lima tahun terakhir luas areal tanam ubi jalar cenderung turun meskipun produktivitasnya sedikit meningkat. Penurunan luas areal ini seiring dengan alih fungsi lahan-lahan sawah menjadi lahan industri, pemukiman atau komoditas lain yang lebih prospektif. Untuk mengimbangi penurunan luas panen dapat ditempuh dengan meningkatkan produksi per satuan luas atau menggunakan lahan-lahan yang belum dimanfaatkan secara optimal. Pada tahun 2008, rata-rata produktivitas ubi jalar mencapai 10,8 t/ha, masih jauh lebih rendah dibanding potensi hasil beberapa varietas unggul yang mencapai 35 t/ha. Masih rendahnya produktivitas ubi jalar di tingkat petani disebabkan oleh teknologi budidaya yang digunakan masih sederhana dan menggunakan varietas lokal yang pada umumnya potensi produksinya rendah serta rentan terhadap serangan hama. dan penyakit tanaman. Oleh karena itu teknologi budidaya ubi jalar baku untuk mencapai produktivitas tinggi yang meliputi pengolahan tanah, penyiapan bibit dan penanamannya, pemupukan, pengendalian hama penyakit, panen dan penanganan pascapanen yang mampu mempertahankan kualitas ubi jalar perlu diketengahkan.
Perbaikan Perbenihan Guna Mendukung Peningkatan Produksi Ubi Jalar Yudi Widodo; St. A. Rahayuningsih; Nasir Saleh
Buletin Palawija No 18 (2009): Buletin Palawija No 18, 2010
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bul palawija.v0n18.2009.p48-57

Abstract

Perbaikan perbenihan guna mendukung peningkaan produksi ubi jalar. Ubi jalar (Ipomoea batatas) merupakan tanaman yang sudah lama dikenal dan dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia. Sebagai sumber karbohidrat, ubi jalar banyak dimanfaatkan untuk bahan pangan dan bahan baku industri. Sejalan dengan program diversifikasi pangan yang menjadikan sumber karbohidrat sebagai alternatif selain beras, perkembangan industri kimia berbasis ubi jalar, dan berkembangnya industri pakan ternak, kebutuhan ubi jalar dipastikan akan meningkat tajam sehingga diperlukan peningkatan produksi baik melalui peningkatan produktivitas maupun perluasan areal tanaman komoditas tersebut. Teknologi budidaya untuk peningkatan produktivitas maupun lahan untuk pengembangan ubi jalar telah tersedia. Namun masih diperlukan sistem perbenihan yang mampu menjamin tersedianya benih bermutu secara memadai dan berkesinambungan. Sistem perbenihan ubi jalar yang perbanyakannya menggunakan bagian vegetatif berupa stek batang atau stek pucuk dan secara genetis tidak berbeda dengan induknya perlu diatur tersendiri agak berbeda dengan tanaman yang diperbanyak melalui biji. Hubungan, keterkaitan dan koordinasi antara produsen benih/benih terutama penyedia benih sumber, penangkar benih, distributor/penyalur benih yang selama ini masih dirasa kurang harmonis masih perlu ditingkatkan. Untuk mencapai pertumbuhan industri benihan yang berkelanjutan, diperlukan peran sinergi sektor swasta, institusi riset pemerintah dan institusi yang menangani regulasi serta fasilitasi perbenihan.
PENYAKIT VIRUS TANAMAN UBIJALAR DAN UPAYA PENGENDALIANNYA Nasir Saleh; St. A. Rahayuningsih
Buletin Palawija No 27 (2014): Buletin Palawija No 27, 2014
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bulpa.v0n27.2014.p15-25

Abstract

Di Indonesia, tanaman ubijalar (Ipomoea batatas) merupakan sumber karbohidrat yang penting sebagai bahan pangan, pakan maupun bahan baku berbagai industri pangan/non-pangan. Namun demikian karena bukan merupakan komoditas utama, penelitian dan pengembangan komoditas tersebut masih terbatas. Pada tahun 2011, rata-rata nasional hasil ubijalar adalah 12,2 t/ha, masih di bawah potensi hasil beberapa varietas unggul yang mencapai 30–35 t/ha. Salah satu penyebab rendahnya produktivitas ubijalar adalah adanya infeksi virus. Hingga kini di Indonesia, paling tidak terdapat enam jenis virus yang menginfeksi tanaman ubijalar yaitu: Sweet potato feathery mottle virus (SPFMV), sweet potato mild mottle virus (SPMMV), Sweet potato latent virus (SPLV), Sweet potato chlorotic fleck virus (SPCFV), Sweet potato virus-6 (SPV-6) dan Sweet potato virus-8 (SPV-8). Diduga Sweet potato virus disease (SPVD) yang merupakan infeksi ganda SPFMV+SPCSV juga telah ada di Indonesia. Di luar negeri infeksi virus telah terbukti secara nyata merugikan. Infeksi SPVD dapat mengakibatkan kehilangan hasil hingga 90%. Pengendalian penyakit virus dapat dilakukan dengan merakit varietas tahan/toleran, menanam bibit sehat, pengaturan lokasi/musim tanam, rotasi tanam, dan pengendalian vektor dengan pestisida. Pendekatan PHT dengan melaksanakan sekolah lapang bagi petani akan lebih meningkatkan efektivitas pengendalian penyakit virus.
Profil dan Peluang Pengembangan Ubi Jalar untuk Mendukung Ketahanan Pangan dan Agroindustri Nasir Saleh; St. A. Rahayuningsih; Yudi Widodo
Buletin Palawija No 15 (2008): Buletin Palawija No 15, 2008
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bul palawija.v0n15.2008.p21-30

Abstract

Ubi jalar merupakan tanaman pangan yang sudah lama dikenal dan dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia. Sebagai sumber karbohidrat, ubi jalar banyak dimanfaatkan untuk bahan pangan, pakan maupun bahan baku industri. Sejalan dengan program diversifikasi pangan yang menjadikan sumber karbohidrat alternatif selain beras, perkembangan industri kimia berbasis ubi jalar, dan berkembangnya industri pakan ternak, kebutuhan ubi jalar dipastikan akan meningkat tajam sehingga diperlukan peningkatan produksi baik melalui peningkatan produktivitas maupun perluasan areal komoditas tanaman tersebut. Ketersediaan lahan yang masih luas, teknologi produksi dan pasar yang masih terbuka merupakan potensi untuk pengembangan ubi jalar di Indonesia. Potensi sekaligus peluang tersebut dapat direalisasikan melalui upaya pelatihan, bimbingan berkelanjutan dan fasilitasi permodalan, penyediaan sarana produksi bagi petani serta kemitraan yang adil dengan pengusaha/industri berbasis ubi jalar.
Pertumbuhan dan Produktivitas Calon Varietas Unggul Ubijalar Daging Ungu Di Yogyakarta dan Blitar Pada Kondisi Terhujani St. A. Rahayuningsih
Zuriat Vol 22, No 1 (2011)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v22i1.6841

Abstract

Program deversifikasi pangan dan maraknya obat-obatan herbal meningkatkan penelitian aneka jenis tanaman yang dapat menghasilkan bahan pangan dan obat termasuk ubijalar berdaging ungu. Petani sebagai kontributor dalam menyediakan bahan baku perlu didukung tersedianya varietas unggul yang diperlukan pengguna. Evaluasi daya hasil  klon-klon harapan ubijalar berdaging ungu dilaksanakan di Yogyakarta dan Blitar pada MK II 2010 dengan rancangan petak terbagi, diulang tiga kali. Petak utama adalah dua tingkat pengairan dan anak petak terdiri atas  enam klon harapan ubijalar dan dua varietas pembanding. Parameter yang diamati adalah bobot tajuk, luas daun, jumlah dan produktivitas umbi, indek panen, panjang dan diameter umbi, dan kadar bahan kering umbi. Hasil yang diperoleh adalah kelebihan air meningkatkan pertumbuhan bobot tajuk 30,30% dan menurunkan produksi umbi 38,97%. Tajuk berkorelasi negatif  nyata dengan indek panen (r = -0.65*), indek panen berkorelasi positif nyata dengan produksi umbi (r = 0,89*), dan bobot tajuk berkorelasi negatif nyata dengan produksi umbi (r = -0,333) . Rata-rata produksi umbi klon MIS 0612-73, MIS 0614-02, MIS 0601-22, dan MIS 0629-07 berturut-turut 17,82; 18,82; 19,17 dan 17,96 t/ha, lebih tinggi daripada varietas pembanding Ayamurasaki. Kadar bahan kering tertinggi dihasilkan oleh klon MIS 0612-179 yaitu 39.65%. Pada kondisi air berlebihan di Yogyakarta hasil umbi klon MIS 0612-73 dan MIS 0614-02 berturut-turut 19,68 t/ha dan 20 t/ha. Klon-klon tersebut perlu diteliti lebih lanjut untuk toleransinya terhadap kondisi kelebihan air.
KARAKTERISTIK KOMPONEN PERTUMBUHAN DAN HASIL UMBI PLASMA NUTFAH UBIJALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam) Tinuk Sri Wahyuni; St. A. Rahayuningsih
Zuriat Vol 22, No 1 (2011)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v22i1.6848

Abstract

Penggunaan varietas unggul secara luas, rendahnya daya saing komoditas, pergeseran fungsi lahan, kerusakan habitat karena bencana alam atau ulah manusia, cekaman biotik dan abiotik adalah contoh kasus penyebab erosis gen. Untuk mengimbanginya perlu dilakukan penyelamatan plasma nutfah dengan melakukan koleksi kultivar lokal, varietas unggul lama, tipe liar, strain primitif, dan spesies terkait sehingga gen-gen yang terkandung didalamnya dapat dilestarikan. Jumlah aksesi plasma nutfah ubijalar yang sudah berhasil dikoleksi cukup banyak dan sangat beragam keragaan morfologis dari komponen pertumbuhan dan hasilnya. Untuk mempermudah pengguna dalam pemanfaatan plasma nutfah tersebut perlu dilakukan karakterisasi, sehingga diperoleh gambaran karakter morfologis sebagai ciri pembeda aksesi. Percobaan bersifat nursery trial tanpa ulangan, dilaksanakan di Kebun Percobaan Kendalpayak (Malang) dan Muneng (Probolinggo) pada tahun 2007-2009. Pada setiap musim tanam yang dikarakterisasi berjumlah 40-50 aksesi, keseluruhan 215 aksesi. Setiap aksesi ditanam pada sebuah guludan berukuran panjang 10 m, jarak tanam 50 cm. Jarak antar guludan 1 m. Budidaya tanaman dilaksanakan secara intensif. Variabel yang diamati meliputi sifat karakter morfologis batang, daun, bunga, hasil dan komponen hasil serta evaluasi masa simpan umbi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat keragaman pada seluruh variabel yang diamati, panjang sulur antara 34,3-700,0 cm, panjang ruas sulur 1,2-11,6 cm, lebar daun 6,6-17,0 cm, panjang petiol 4,6-32,2 cm, yang berbunga ada 154 aksesi sedangkan 61 aksesi lainnya tidak berbunga. Terdapat 8 aksesi yang belum menghasilkan umbi, sedangkan 207 aksesi lainnya menghasilkan umbi dengan warna daging beragam dari putih, kuning, orange dan ungu. Jumlah umbi antara  0,1-10,0 umbi/tanaman dengan bobot hasil antara 3,8-1277,8 g/tanaman, kerusakan umbi setelah penyimpanan dari 0% hingga 100%. 
PENYAKIT VIRUS TANAMAN UBIJALAR DAN UPAYA PENGENDALIANNYA Nasir Saleh; St. A. Rahayuningsih
Buletin Palawija No 27 (2014): Buletin Palawija No 27, 2014
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bulpa.v0n27.2014.p15-25

Abstract

Di Indonesia, tanaman ubijalar (Ipomoea batatas) merupakan sumber karbohidrat yang penting sebagai bahan pangan, pakan maupun bahan baku berbagai industri pangan/non-pangan. Namun demikian karena bukan merupakan komoditas utama, penelitian dan pengembangan komoditas tersebut masih terbatas. Pada tahun 2011, rata-rata nasional hasil ubijalar adalah 12,2 t/ha, masih di bawah potensi hasil beberapa varietas unggul yang mencapai 30–35 t/ha. Salah satu penyebab rendahnya produktivitas ubijalar adalah adanya infeksi virus. Hingga kini di Indonesia, paling tidak terdapat enam jenis virus yang menginfeksi tanaman ubijalar yaitu: Sweet potato feathery mottle virus (SPFMV), sweet potato mild mottle virus (SPMMV), Sweet potato latent virus (SPLV), Sweet potato chlorotic fleck virus (SPCFV), Sweet potato virus-6 (SPV-6) dan Sweet potato virus-8 (SPV-8). Diduga Sweet potato virus disease (SPVD) yang merupakan infeksi ganda SPFMV+SPCSV juga telah ada di Indonesia. Di luar negeri infeksi virus telah terbukti secara nyata merugikan. Infeksi SPVD dapat mengakibatkan kehilangan hasil hingga 90%. Pengendalian penyakit virus dapat dilakukan dengan merakit varietas tahan/toleran, menanam bibit sehat, pengaturan lokasi/musim tanam, rotasi tanam, dan pengendalian vektor dengan pestisida. Pendekatan PHT dengan melaksanakan sekolah lapang bagi petani akan lebih meningkatkan efektivitas pengendalian penyakit virus.
Profil dan Peluang Pengembangan Ubi Jalar untuk Mendukung Ketahanan Pangan dan Agroindustri Nasir Saleh; St. A. Rahayuningsih; Yudi Widodo
Buletin Palawija No 15 (2008): Buletin Palawija No 15, 2008
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (44.786 KB) | DOI: 10.21082/bul palawija.v0n15.2008.p21-30

Abstract

Ubi jalar merupakan tanaman pangan yang sudah lama dikenal dan dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia. Sebagai sumber karbohidrat, ubi jalar banyak dimanfaatkan untuk bahan pangan, pakan maupun bahan baku industri. Sejalan dengan program diversifikasi pangan yang menjadikan sumber karbohidrat alternatif selain beras, perkembangan industri kimia berbasis ubi jalar, dan berkembangnya industri pakan ternak, kebutuhan ubi jalar dipastikan akan meningkat tajam sehingga diperlukan peningkatan produksi baik melalui peningkatan produktivitas maupun perluasan areal komoditas tanaman tersebut. Ketersediaan lahan yang masih luas, teknologi produksi dan pasar yang masih terbuka merupakan potensi untuk pengembangan ubi jalar di Indonesia. Potensi sekaligus peluang tersebut dapat direalisasikan melalui upaya pelatihan, bimbingan berkelanjutan dan fasilitasi permodalan, penyediaan sarana produksi bagi petani serta kemitraan yang adil dengan pengusaha/industri berbasis ubi jalar.