Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

EFEKTIVITAS FOOT HAND MASSAGE TERHADAP RESPON FISIOLOGIS DAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT : STUDI DI RUANG ICCU RSUD.DR. ISKAK TULUNGAGUNG Awan Hariyanto; Suharyo Hadisaputro; Supriyadi -
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 2, No 3 (2015): Desember 2015
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (76.448 KB)

Abstract

Latar Belakang : Infark miokard akut (IMA) terjadi kerusakan jaringan jantung akibat kekurangan suplai oksigen menimbulkan nyeri dada, nyeri ini dapat menyebabkan frustasi dan penurunan kualitas hidup. Berbagai intervensi dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri dada baik dengan farmakologis dan non farmakologis, salah satu intervensi nonfarmakologis adalah foot hand massage. Metode : Desain penelitian ini menggunakan  Randomized Pretest-Postest Control Group Design. Pengambilan sampel dengan simple random sampling besar sampel  36 responden terdiri 18 kelompok perlakuan dan 18 kelompok kontrol. Analisis data secara univariat dengan table distribusi frekuensi dan analisis bivariat dengan paired t-test, wilcoxon untuk kelompok berpasangan, untuk kelompok tidak berpasangan menggunakan independen t-test, mann-whitney dengan taraf signifikansi ≤ 0,05 Hasil: Foot hand massage berpengaruh terhadap respon fisiologis nyeri ( kelompok berpasangan ) p-value: tekanan darah systole  0,001 diastole 0,004, nadi 0,004, respirasi 0,001, suhu 0,059, lekosit 0,001, intensitas nyeri 0,001. Kelompok tidak berpasangan sesudah perlakuan p-value : tekanan darah sistole 0,034, diastole 0,010 nadi 0,001, respirasi 0,024, suhu 0,557, lekosit 0,019, intensitas nyeri 0,001. Simpulan: Pasien infark miokard akut yang diberikan foot hand massage selama 4 kali 20 menit dalam 2 hari bersama dengan pengobatan standart dapat memberikan respon fisiologis nyeri pada tekanan darah sistole, diastole, nadi , respirasi, lekosit darah dan pada kelompok perlakuan 94% intensitas nyeri menurun skala ringan, tapi tidak berespon terhadap suhu. Saran: Foot hand massage sangat efektif dan dapat digunakan sebagai salah satu intervensi keperawatan non farmakologi untuk mengatasi nyeri infark miokard akut Kata Kunci : Foot Hand Massage, Nyeri, Infark Miokard Akut
PENGARUH AROMATERAPI LEMON DAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS MUAL MUNTAH SETELAH KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT TELOGOREJO SEMARANG Prasetyo Ardhy Widagdo; Sri Puguh Kristiyawati; Supriyadi -
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 2, No 1 (2014): Desember 2014
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1342.091 KB)

Abstract

Latar Belakang: Aromaterapi lemon dan relaksasi otot progresif merupakan terapi komplementer pada penderita kanker payudara yang mengalami mual muntah setelah kemoterapi. Mual muntah salah satu efek dari kemoterapi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh aromaterapi lemon dan relaksasi otot progresif terhadap penurunan intensitas mual muntah setelah kemoterapi pada pasien kanker payudara. Desain dalam penelitian ini adalah quasy eksperimen dengan pre-post test with control group. Hasil dengan Wilcoxon aromaterapi lemon berpengaruh dalam menurunkan intensitas mual muntah (p=0,001), kelompok kontrol menggunakan uji Dependent t-test nilai p=0,096. Kesimpulannya, aromaterapi lemon dan relaksasi otot progresif ada pengaruh yang signifikan terhadap penurunan intensitas mual muntah setelah kemoterapi. Disarankan aromaterapi dan relaksasi otot progresif dapat diterapkan sebagai intervensi keperawatan dalam menangani mual muntah pada penderita kanker payudara setelah kemoterapi.Kata Kunci: Aromaterapi lemon, relaksasi otot progresif, kemoterapi, mual muntah
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WREDHA HARAPAN IBU NGALIYAN SEMARANG Rosa Sofiana Narulita; PA. Indriati; Supriyadi -
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 2, No 1 (2014): Desember 2014
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (717.418 KB)

Abstract

Studi epidemiologi didapatkan bahwa lebig dari 25% masyarakat Indonesia khususnya lansia mengeluh mengalami sulit tidur (insomnia). Faktor usia merupakan faktor terpenting yang berpengaruh terhadap kualitas tidur meningkat seiring dengan bertambah usia. Lanjut usia juga banyak mengeluh terbangun lebih awal dipagi hari, selain itu terdapat 30% kelompok usia 70 tahun yang banyak terbangun diwaktu malam hari. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu pendidikan kesehatan tentang insomnia pada lansia. Dengan pendidikan kesehatan tersebut diharapkan lansia memperoleh tambahan pengetahuan tentang insomnia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan tentang insomnia. Penetitian dilakukan di panti wredha harapan ibu ngaliyan semarang. Responden penelitian adalah para lansia yang tinggal dipanti wredha harapan ibu ngaliyan semarang sebanyak 40 responden. Jenis penelitian yang digunakan Quasy Experiment dengan design the group pre test — post test, dimana tingkat pengetahuan responden diukur sebelum dan sesudah memperoleh pendidikan kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan sebelum pendidikan kesehatan 19 (47,5%) mempunyai tingkat pengetahuan kurang dan 21 (52,5%) mempunyai tingkat pengetahuan cukup, sedangkan setelah mendapatkan pendidikan kesehatan seluruh responden 40 (100%) mempunyai pengetahuan baik. Hasil uji paired sample t-test menunjukkan nilai p=0,000 (< 0,05), sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan insomnia pada lansia dipanti wredha harapan ibu ngaliyan semarang. Rekomendasi dari penelitian ini adalah agar pendidikan kesehatan tentang insomnia diberikan pada para lansia untuk meningkatkan pengetahuan lansia tentang insomnia.Kata kunci : Pendidikan Kesehatan, Pengetahuan, Insomnia, Lansia
EFEKTIFITAS KONSELING DIET CAIRAN TERHADAP PENGONTROLAN INTERDIALYTIC WEIGHT GAIN (IDWG) PASIEN HEMODIALISIS DI RS TELOGOREJO SEMARANG Bagus Ananta Tanujiarso; Ismonah -; Supriyadi -
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 1, No 10 (2014): Juni 2014
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1835.991 KB)

Abstract

Di Indonesia, angka kejadian CKD pada tahun 2010 sebanyak 2 juta kasus. Sedangkan pasien CKD yang menjalani hemodialisis baru sekitar 100.000 orang. Masalah yang sering terjadi pada pasien hemodialisis adalah peningkatan IDWG yang dapat dipengaruhi oleh ketidakpatuhan pasien dalam pembatasan asupan cairan. Upaya untuk mencegah peningkatan IDWG dapat dilakukan dengan pemberian konseling diet cairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas konseling diet cairan terhadap pengontrolan IDWG pasien hemodialisis di RS Telogorejo Semarang. Rancangan penelitian ini menggunakan quasy experimental dengan desain penelitian pre-test and post-test with control. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 52 responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Uji statistik yang digunakan adalah uji Friedman dan dilanjutkan dengan analisis post hoc menggunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian konseling diet cairan terbukti efektif terhadap pengontrolan IDWG dengan p value 0,000. Rekomendasi hasil penelitian ini adalah agar perawat menerapkan konseling diet cairan pada setiap pasien hemodialisis supaya mencegah peningkatan IDWG yang berlebihan.Kata Kunci: CKD, hemodialisis, IDWG, konseling diet cairan
PENGARUH RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF TERHADAP KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS ATAS LANSIA Beni Andrlani; P.A. Indriati; Supriyadi -
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 1, No 8 (2013): Juni 2013
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (932.405 KB)

Abstract

Pada penuaan terdapat adanya perubahan fisiologis dan perubahan morfologis pada sistem muskuloskelctal, salah satunya otot. Dampak perubahan morfologis otot adalah penurunan kekuatan otot, penurunan fleksibilitas, dan penurunan kemampuan fungsional otot. Untuk mencegah dampak lebih lanjut, dapat diberikan latihan untuk mempertahankan mobilitas, salah satunya adalah latihan Range Of Motion atau ROM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ROM aktif terhadap kekuatan otot lansia di Unit Rehabilitasi Sosial Pucang Gading Semarang. Pola penelitian ini adalah menggunakan uji Wilcoxon Signed-Rank dan didapatkan hasil 0,008 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberikan latihan ROM. Hasil analisis menyebutkan bahwa ada pengaruh yang signifikan perubahan kekuatan otot ekstremitas atas dengan pemberian Range Of Motion dengan nilai p=0,008. Rckomendasi hendaknya latihan ROM aktif dapat dilakukan lansia agar tidak terjadi penurunan kekuatan otot.Kata Kunci: Lansia, latihan ROM, kekuatan otot
PENGETAHUAN PENGASUH DALAM PERAWATAN ANAK YANG TERINFEKSI OPORTUINISIK USIA 6-12 TAHUN DI KABUPATEN TEMANGGUNG Sri Widiyati; Supriyadi -
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 2, No 5 (2016): Desember 2016
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.48 KB)

Abstract

Latar belakang:Kondisi anak yang terinfeksi HIV tidak dapat terlepas dari status HIV orang tua kandungnya. Tekanan terbesar yang dihadapi para pengasuh adalah ketakutan tentang apa yang telah mereka lakukan akan menjadi sia-sia. Para pengasuh secara sadar tahu, bahwa belum ada vaksin yang  bisa melenyapkan virus HIV/AIDS dari tubuh anak-anak ini. Obat ARV ( Antiretroviral) yang  dikonsumsi anak-anak setiap hari, hanya berfungsi untuk menekan jumlah virus untuk berkembang. Inilah yang membuat para pengasuh terkadang putus harapan dalam membesarkan anak-anak yang terinfeksi HIV/AIDS pada anak masih merupakan hal yang terabaikan dan belum menjadi prioritas dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di Jawa Tengah.Tujuan: Mendiskripsikan pengetahuan pengasuh dalam perawatan  anak yang terinfeksi Oportunistik  usia 6 - 12 tahun di Kabupaten Temanggung.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif.Pemilihan subyek penelitian dilakukan secara purposive sampling. Subyek dari penelitian ini adalah pengasuh anak usia 6 - 12 tahun yang terinfeksi oportunistik di Kabupaten Temanggung.Hasil penelitian:Semua pengasuh jarang melakukan penimbangan berat badan anak sehingga pengasuh saat di tanya oleh peneliti tidak mengetahui berat badan serta tinggi badan anak. Pengasuh hanya menilai secara fisik anak yang di asuh semakin kurus dan kondisinya semakin lemah. Alasan pengasuh tidak melakukan pengukuran berat badan secara rutin dikarenakan pengasuh tidak memiliki waktu dan merasa tidak perlu anak dilakukan penimbangan berat badan secara rutin. Anggota keluarga yang merawat anak memegang peranan penting dalam pencegahan infeksi oportunistik.Hal ini tergantung pada interaksi keluarga seperti pengetahuan pengasuh dalam kesiapan fisik merawat anak yang terinfeksi oportunistik.Salah satu pengasuh mengakui menggunakan pengobatan tradisional dengan memberikan getah pada bola mata yang terdapat selaput putih anak yang terinfeksi HIV. Informasi ini ia dapatkan dari tetangga sekitar rumah dan pengasuh merasa selaput putih pada bola mata anaknya agak berkurang.Faktor ekonomi merupakan salah satu hal yang menjadi pertimbangan seseorang dalam menentukan layanan kesehatan. Sebagaimana dikemukakan Notoatmodjo dalam teori perilaku pencarian pengobatan bahwa berbagai alasan yang menyebabkan seseorang tidak menggunakan fasilitas kesehatan adalah jaraknya jauh, takut pergi ke rumahsakit, khawatir dengan biaya, dan sebagainya.Dalam hal perawatan anak yang terinfeksi HIV positif diperlukan pengetahuan pengasuh seperti perlindungan dari infeksi baru atau dari luar.Seperti mencuci tangan sebelum makan atau mengambil obat, memakai handbody untuk menjaga kulit kering anak yang terinfeksi oportuinistik dari keretakan dan infeksi, potong kuku anak untuk mencegah tergores. Tutupi luka,goresan dan ruam untuk mencegah infeksi. Sikat gigi secara teratur, jaga agar mulut tetap bersih dengan memberi air putih setelah minum susu. Salah satu aspek dalam perawatan anak yang terinfeksi HIV yang sangat penting adalah dukungan keluarga terutama ibu untuk membantu dalam mengatasi psikologis anak yang sangat komplek dan kebutuhan social.
EFEKTIFITAS PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN PEMANFAATAN LIMBAH UNTUK OVITRAP(PERANGKAP NYAMUK) DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG Supriyadi -; Nina Indriyawati; Rodhi Hartono
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 2, No 5 (2016): Desember 2016
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.534 KB)

Abstract

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) masih merupakan masalah besar dalam kesehatan masyarakat dan menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi dan. penyakit ini endemis di Kota Semarang. Upaya pencegahan sudah dilakukan dengan pemberantasan sarang nyamuk, pemeriksaan jentik dan 3 M plus, akan tetapi hasilnya belum optimal. Oleh karena itu program reduksi sumber larva dan menggalang partisipasi sektor non kesehatan menjadi sangat penting diantaranya dengan memodifikasi ovitrap (perangkap jentik).Tujuan penelitian untuk mengetahui Efektifitas Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan Pemanfaatan Limbah untuk Ovitrap(Perangkap Nyamuk) di Sekolah DasarKecamatan TembalangKota Semarang. Jenis penelitian ini adalah quasy experiment dengan rancangan penelitian post-test onlydesign. Subjek penelitian ini adalah 33 SD di wilayah Kecamatan Tembalang Kota  Semarang dengan dipasang 132ovitrapmasing-masing66 buah modified ovitrap: air sumur dan air rendaman jerami 5% dengan penempatan ovitrapindoor dan outdoor. Hasil penelitian  menunjukkan bahwa angka HI,CI, BI dan ABJ pada modified ovitrapberisi air sumur dan air rendaman jerami 5% tidak ada perbedaan antara modifiedovitrap indoor dan outdoor. Hasil uji Mann Whitneydidapatkan ada perbedaan yang bermakna antara modified ovitrapberisi air sumur dengan modified ovitrap berisi air rendaman jerami 5%terhadap jumlah jentik yang terperangkap (p = 0,029).Hendaknya masyarakat SD aktif dalam pemberantasan nyamuk Aedes aegypti dengan program yang PSN, PJB dan pemasangan modified ovitrap untuk mengurangi populasi nyamuk Aedes aegypti dengan memutus siklus hidupnya.
PENGARUH RESUSITASI CAIRAN TERHADAP STATUS HEMODINAMIK (MAP), DAN STATUS MENTAL (GCS) PADA PASIEN SYOK HIPOVOLEMIK DI IGD RSUD DR. MEOWARDI SURAKARTA Muh Ainun Najib Hidayatulloh; Supriyadi -; Iis Sriningsih
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 2, No 4 (2016): Juni 2016
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (782.44 KB)

Abstract

Syok hipovolemik merupakan syok yang terjadi akibat berkurangnya volume plasma di intravaskuler. Syok hipovolemik banyak terjadi pada pasien trauma dan non trauma, syok hipovolemik akibat penyakit diare dengan jumlah korban 1,5 juta jiwamenempati urutan ke 7 dari 10 penyebab kematian di dunia. Penatalaksanaan syok hipovolemik tidak terlepas dari penerapan algoritma ABC, dengan tujuan untuk meningkatkan status hemodinamik (MAP) dan status mental(GCS). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh resusitasi terhadap status hemodinamik (MAP), dan status mental (GCS) pada pasien syok hipovolemik di IGD RSUD Dr. Moewardi Surakarta.Jenis penelitian yang digunakan adalah pra experiment dengan rancangan one group pre test – post test design. Populasi pada penelitian ini adalah semua pasien yang mengalami syok hipovolemik. Jumlah sampel sebanyak 23 responden. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah quota sampling. Instrument pada penelitian ini yang digunakan adalah lembar observasi, tensimeter dan stetoskop serta table glascow coma scale (GCS). Sedangkan analisis data digunakan adalah uji Wilcoxon dengan taraf signifikansi p<0,05.Terdapat pengaruh yang bermakna terapi resusitasi cairan terhadap peningkatan status hemodinamik dan status mental. Rata-rata nilai MAP sebelum resusitasi cairan sebesar 64,43 mmHg dengan simpang baku 2,59 dan nilai MAP setelah resusitasi cairan sebesar 72,65 mmHg dengan simpang baku 4,28. Sedangkan rata-rata nilai GCS sebelum resusitasi cairan sebesar 12,3 dengan simpang baku 1,95 dan nilai GCS setelah resusitasi cairan sebesar 13,2 dengan simpang baku 1,82. Hasil uji Wilcoxon didapatkan nilai signifikansi MAP p = 0,000 (p<0,05) dan nilai signifikansi GCS p = 0,001 (p<0,05). Terapi resusitasi cairan memberikan hasil peningkatan status hemodinamik (MAP) dan status mental (GCS) pada pasien dengan syok hipovolemik sehingga efektif untuk perbaikan status hemodinamik dan status mental.   Kata kunci : syok hipovolemik, MAP, GCS, resusitasi cairan
PENGARUH DZIKIR JAHER TERHADAP STRES PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI Supriyadi -; Ramelan Sugijana; Shobirun -
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 3, No 1 (2017): Juni 2017
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (72.674 KB)

Abstract

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk melihat keefektifan tindakan dalam mengatasi stres pada lansia dengan hipertensi, termasuk dzikir jaher. Terapi dzikir ini berfokus pada kata atau kalimat do’a tertentu yang diucapkan berulang-ulang kali dengan ritme yang teratur disertai sikap pasrah kepada Tuhan sesuai dengan keyakinan pasien. Pada saat dzikir akan mengalami relaksasi sehingga terjadi peningkatan proses perjalanan sinyal-sinyal neurotransmitter yang menurunkan regulasi hipotalamic-pitutiary-adrenal Axis(HPA axis) sehingga mengurangi produksi hormon stres yaitu kortisol. Jenis penelitian ini Quasyexperiment dengan rancangan Pretest-Postest with Control Group Design. Teknik sampel yang digunakan pada penelitan ini adalah consecutive sampling. Jumlah responden sebanyak 40 responden yang memenuhi kriteria iklusi yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok perlakuan dengan dzikir jaher dankelompok kontrol, masing-masing berjumlah 20 responden. Analisis statistik pada penelitian ini menggunakan uji Mann Whitney. Dzikir jaher berpengaruh terhadap tingkat stres pada lansia dengan hipertensi dengan nilai p = 0,000 (p<0,05). Stres akan mempengaruhi hormon kortisol dan kortisol merupakan hormon yang melawan efek insulin dan mempengaruhi kadar gula dan tekanan darah. Dzikir jaher efektif dalam menurunkan stres pada lansia dengan hipertensi. Hendaknya dzikir jaher dilakukan secara khusuk dan rutin sehingga kejadian stres dan hipertensi dapat dicegah.
EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN DAN BOOKLET TERHADAP KECEMASAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA DI RSUD Dr. H. SOEWONDO KENDAL Icha Violet Rahmatika; Ismonah -; Supriyadi -
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 3, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (513.004 KB)

Abstract

Hemodialisa merupakan suatu tindakan pada pasien GGK yang dilakukan untuk membersihkan darah dari akumulasi sampah sisa-sisa metabolisme. Ketergantungan pasien terhadap terapi hemodilisa yang dijalani seumur hidup memunculkan permasalahan fisik dan psikis, salah satunya adalah kecemasan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efektivitas pendidikan kesehatan dan booklet terhadap kecemasan pasien GGK yang menajlani hemodialisa di RSUD dr. H. Soewondo Kendal. Penelitian ini menggunakan desainpenelitian pra experiment dengan rancangan two group pre-post test. Jumlah sample pada penelitian ini sebanyak 26 responden yang dibagi menjadi kelompok intervensi pendidikan kesehatan dan kelompok pemberian booklet dengan masing-masing kelompok sebanyak 13 responden dengan teknik pengambilan purposive sampling. Uji statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah uji dependent t-tes dengan hasil p-value sebesar 0,000 pada masing-masing kelompok, yang berarti ada pengaruh pendidikan kesehatanmaupun booklet terhadap kecemasan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. Dilanjutkan uji independent t-test diperoleh hasil selisih mean kelompok pendidikan kesehatan lebih besar daripada selisih mean kelompok booklet sebesar 11.3846 yang berarti pendidikan kesehatan lebih efektif dibanding dengan booklet terhadap tingkat kecemasan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa.