Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGARUH KETERPAPARAN INFORMASI TERHADAP STIGMA HIV&AIDS PADA PELAJAR SMA Niken Agus Tianingrum
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 6 No 1 (2018): Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

HIV dan AIDS sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan yang angka kasusnya selalu meningkat, termasuk pada kelompok remaja. Keberadaan stigma terhadap Orang dengan HIV&AIDS (ODHA) menyebabkan remaja yang berisiko tertular HIV enggan melakukan tes dan membuka diri sehingga penyebaran HIV menjadi tidak terkendali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keterpaparan informasi dengan stigma terhadap ODHA pada pelajar SMA. Penelitian dilakukan melalui pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional menggunakan data primer pada 785 responden di Surabaya. Pengambilan sampel menggunakan 2 stage cluster sampling dengan probability proportionale to size. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 53,2% pelajar memiliki stigma terhadap ODHA dan diketahui ada pengaruh keterpaparan informasi terhadap stigma (p=0,0001; OR=2,21 CI=1,588-3,088). Internet adalah salah satu media yang paling banyak menampilkan informasi tentang HIV&AIDS (51%). Selain itu, guru juga menjadi orang yang paling banyak menjadi sumber informasi terkait HIV&AIDS (70,5%). Kesimpulannya adalah pelajar yang tidak terpapar informasi terkait HIV&AIDS cenderung melakukan stigma (berisiko sebesar 2,21 kali lebih besar untuk melakukan stigma). Berdasarkan hasil tersebut, diharapkan adanya peran pemerintah melalui Dinas Kesehatan untuk mengembangkan internet sehat sebagai media penyebaran infomasi yang benar terkait HIV&AIDS dan optimalisasi peran guru untuk mencegah stigma.
EXTERNAL FACTORS OF JUVENILE DELINQUENCY AMONG STUDENTS IN THE AREA OF TRADITIONAL NIGHT CLUB Niken Agus Tianingrum; Sri Sunarti
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 8 No 1 (2020): Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30650/jik.v8i1.1298

Abstract

Nowadays, world is challenged a condition in which case the number of adolescent are bigger than before, but, this group of age are also facing the health and social problem such juvenile delinquency. External factors became the trigger factor of them, such as peer’s influence and environment. This study aims to estimate the prevalence of juvenile delinquency and clearly identify external factors toward juvenile delinquency among students who live in the area of traditional night club. A cross sectional study was conducted among 369 students aged 11 to 16 years old. A total sampling was drawn from 2 Junior High Schools near Traditional Night Club in Samarinda. Data were collected using a validated questionnaire in Bahasa Indonesia. Variables measured include socio-demographic criteria, peers’ and environmental influence and juvenile delinquency. Data was analyzed trough descriptive statistic and multiple linier regression.Results indicated that the prevalence of juvenile delinquency among student ages 11-16 years was high (69.7%). This study showed that peers influence and environment contribute to juvenile delinquency. Simultaneously, peers and environment also influence juvenile delinquency (p-value<0.0001). The result suggested the existence of school-based program for healthy adolescent as a ways to provide a better information and health community in school.
RISK OF OVERWEIGHT AMONG TEENAGERS WHO FOND TO CONSUME FRIED FOOD IN LOH SUMBER, KUTAI KARTANEGARA Niken Agus Tianingrum; Aliyansyah Mustofa; Ayunda Dianandari; Mira Susanti; Sarmawati Sarmawati
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 8 No 2 (2020): Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30650/jik.v8i2.1343

Abstract

Teenager (12-18 years old) was a period that is vulnerable to nutritional problem. This is due to two reasons, because the teenager needs more nutrition for physical growth and for psychological development. It is also susceptible to changes in lifestyle and eating patterns. The purpose of this research was to know the risk of overweight among teenagers who fond to consume fried food in Loh Sumber, Kutai Kartanegara. This research was a quantitative with cross sectional design to 80 respondents. The sampling technique used a rapid survey method ang questionnaire as research instrument.. Data was analyzed by chi square test. The result of the research showed the overweight teenagers were as many as 26 people (32,5%) and the result of statistical analysis showed that fried foods has a significant association (P-value=0,004; OR=12,5; CI=0,233 – 3,616). The teenagers who fond to consume fried food have a 12,5 times greater risk of getting overweight compared with those who did not fond consume fried food. Therefore, it is recommended to teenager to improve the eating pattern and increase the physical activity.
Pengenalan Bagian Tubuh Melalui Boneka dan Video pada Anak PAUD Sebagai Upaya Pencegahan Kekerasan Seksual Lia Kurniasari; Niken Agus Tianingrum
Jurnal Pesut : Pengabdian untuk Kesejahteraan Umat Vol 1 No 1 (2019): Jurnal Pesut: Pengabdian untuk Kesejahteraan Umat
Publisher : Pusat Penerbitan Ilmiah Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kasus kekerasan seksual di Indonesia mengalami peningkatan berdasarkan pengaduan berita di media dan investigasi di lapangan.Salah satu langkah yang bisa dilakukan untuk bisa mengurangi kekerasan seksual adalah dengan pengenalan secara dini alat reproduksi pada anak usia dini oleh orang tua. Namun, peran ini kurang optimal dikarenakan budaya tabu dan minimnya media edukasi.Perlu adanya media edukasi yang menarik untuk bisa menyampaikan informasi pada anak. Pilihan media edukasi dalam kegiatan ini adalah boneka dan video, pemilihan boneka dianggap dapat menjadi media dalam memberikan informasi mengenai gambaran bagian tubuh. Alasan pemilihan video karena merupakan suatu media yang menampilkan gambar bergerak disertai suara sehingga sangat menarik jika diperlihatkan di hadapan anak-ana,k media video menjadi salah satu alat yang mudah untuk dapat memberikan tambahan informasi kepada masyarakat. Kegiatan pengabdian ini dilakukan pada anak TK sejumlah 120 anak, yang berkumpul pada satu ruangan yang ditata dan dibuat sangat menarik perhatian anak TK. Kegiatan ini berlangsung selama kurang lebih 6 jam selama 2 minggu pada dua sekolah yang berbeda. Hasil yang diperoleh adalah anak-anak semakin memahami semua anggota tubuh serta mengetahui ada beberapa bagian tubuh setiap anak yang harus di lindungi. Hasil ini juga menyarankan kepada guru untuk bisa memotivasi anak-anak agar menjaga tubuhnya.
PENGARUH TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU KENAKALAN REMAJA SEKOLAH DI SAMARINDA Niken Agus Tianingrum; Ulfa Nurjannah
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 8, No 4 (2019): Volume 8 Nomor 4
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v8i4.2270

Abstract

Kenakalan remaja dapat terjadi karena adanya pengaruh dari teman sebaya. Pengaruh dari teman sebaya dapat membentuk perilaku remaja berubah menjadi nakal supaya dapat diakui oleh sebayanya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh teman sebaya terhadap perilaku kenakalan remaja pada siswa sekolah. Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional dan menggunakan teknik Total Sampling dengan sampel sebanyak 337 responden. Data diambil menggunakan instrumen berupa kuesioner untuk mengukur variabel teman sebaya dan perilaku kenakalan. Data dianalisis menggunakan uji Koefisien Kontingensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kenakalan remaja sebesar 69.7% dan ada pengaruh teman sebaya terhadap perilaku kenakalan remaja (Pvalue 0,021; OR=1,732) yang artinya remaja yang terpengaruh teman sebaya memiliki peluang 1,732 kali lebih besar untuk melakukan kenakalan dibandingkan yang tidak terpengaruh. Berdasarkan hasil ini, diharapkan pihak sekolah mengoptimalkan peran sebaya sebagai pendidik untuk mencegah kenakalan remaja melalui program remaja.