Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam, baik sumberdaya alam yang bersifat terbarukan maupun non terbarukan. Salah satu sumber saya yang non terbarukan tetapi jumlahnya melimpah di Indonesia adalah batubara. Batubara di Indonesia sebagian besar tersebar di pulau Sumatra dan juga Kalimantan. Untuk di pulau sumatera, tepat nya di sumsel, batubara melimpah di formasi muara enim. Adapun batubara di muara enim sebagian besar merupakan kualitas rendah, sedangkan sisanya adalah kualitas tinggi. Batubara kualitas tinggi biasanya digunakan guna pembangkit listrik tenaga uap. Seiring berjalannya waktu, batubara kualitas tinggi semakin habis. Diperlukan inovasi guna memanfaatkan batubara kualitas rendah yang melimpah tersebut. Yaitu dengan coal bed methane. CBM merupakan gas Methane yang terdapat dan terbentuk pada Batubara selama terjadi aktivitas mikrobial (biogenic) atau panas (thermogenic) dalam proses pembentukan Batubara. Gas ini terbentuk selama proses pematangan dari batubara. Salah satu hal yang berperan besardalam cbm adalah nilai gas content (GC) dan gas in place (GIP). gas content merupakan banyaknya kandungan gas meterkubik per ton,sedangkan gas in place merupakan jumlah gas yang terkandung pada area tertentu. nilai gas content di dapatkan dari perhitungan metode kim menggunakan data proksimat batubara sedangkan gas in place didapatkan dari perhitungan rumus mavor&netson. Berdasarkan perhitungan formula kim dan rumus mavor&netson lokasi penelitian berpotensi sebagai pengembangan Coal Bed Methane.