Lia Kamelia
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Saintek, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pelatihan Instalasi Listrik Dan Sound System Untuk Menumbuhkan Jiwa Entrepreneurship Santri Di Pondok Pesantren Roudlotul 'Ulum Bandung Barat Lia Kamelia; Nanang Ismail; Adam Faroqi; Rina Mardiati
Al-Khidmat Vol 1, No 2 (2018): Al-Khidmat : Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Pusat Pengabdian kepada Masyarakat LP2M UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jak.v1i2.3332

Abstract

Pengabdian Kepada Masyarakat (PPM) merupakan suatu media untuk menjembatani dunia pendidikan dengan masyarakat, dimana Perguruan Tinggi dihadapkan pada masalah bagaimana agar warga masyarakat mampu menghadapi tantangan lebih jauh ke depan di era globalisasi dengan berwirasusaha, mengenal berbagai keterampilan, dan berbagai bentuk pendidikan di luar sistem persekolahan. Pondok Pesantren Salafiyah dan Da'wah Roudlotul 'Ulum yang sudah berjalan sejak tahun 2001 telah memiliki lahan seluas 2000 m2 dan telah berwujud dalam 1 masjid, 9 asrama santri, madrasah sebagai ruang mengaji dan lain sebagainya Jumlah total santri saat ini berjumlah 150 orang. Sejak pertama dibangun, instalasi listrik dilakukan secara bertahap dengan pengerjaan dilakukan oleh sumber daya manusia yang tidak memahami tentang masalah kelistrikan sehingga menyebabkan instalasi tidak sesuai dengan standar kelistrikan. Setelah dilakukannya kegiatan ini diharapkan sistem suara yang berkualitas yang digunakan di Pondok Pesantren Salafiyah dan Da'wah Roudlotul 'Ulum  bisa mengoptimalkan kegiatan keagamaan di pondok pesantren tersebut juga bisa terbentuknya sebuah kelompok usaha perbaikan dan instalasi listrik khususnya sound system untuk menunjang perekonomian pesantren. Kegiatan dibagi dalam 3 tahap yaitu : persiapan; pelatihan dengan materi pengenalan tentang instalasi listrik , pengenalan sistem suara, perakitan amplifier, dan tahap akhir pendampingan.  Diharapkan kedepan diperlukan tindak lanjuti oleh seluruh pihak yang terkait untuk meyediakan segala hal yang berkaitan dengan sarana dan prasarana yang dibutuhkan sebagai langkah awal untuk menumbuh kembangkan semangat jiwa wirausaha (entrepreneur) bagi para santri. Oleh karenanya perlu ditingkatkan kerjasama yang lebih erat dan terencana antara Perguruan Tinggi dan Pemerintah Daerah untuk menggali potensi-potensi yang ada di wilayah tersebut.
Pelatihan Bangga Menjadi Petani Hidroponik Pada Komunitas Pemuda Di Desa Cigugur Girang Kabupaten Bandung Barat Liberty Chaidir; Lia Kamelia
Al-Khidmat Vol 1, No 2 (2018): Al-Khidmat : Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Pusat Pengabdian kepada Masyarakat LP2M UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jak.v1i2.3334

Abstract

Hidroponik merupakan salah satu cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam dengan mengandalkan nutrisi yang diperoleh dari pupuk berupa campuran bahan-bahan kimia yang dibutuhkan oleh tanaman. Untuk menumbuhkan minat dan kemauan serta mengubah paradigma berpikir tentang pertanian dapat dimulai dengan membangun citra pertanian. Paradigma berpikir tentang pertanian selama ini sedikit banyak telah menurunkan citra pertanian terutama bagi pemuda. Sesuai survey tahun 2014, dari 13.954 orang penduduk, hanya 3009 orang atau 21,5 % yang berprofesi sebagai petani, padahal kondisi tanah di desa Cigugurgirang cocok untuk dijadikan lahan pertanian. Lokasi wilayah yang hanya berjarak 10 km dari kota Bandung dan Kota Cimahi, membuat warga desa Cigugurgirang terutama anak muda lebih memilih untuk bekerja di kota, walaupun hanya menjadi buruh atau kuli bangunan daripada menjadi petani di desanya. Untuk menghasilkan seorang generasi yang bangga jadi petani, maka peran keluarga memegang peranan penting. Pengenalan program BANGGA MENJADI PETANI ini diperkenalkan kepada pemuda. Pelatihan ini dimulai dari menunjukkan benih dan cara menumbuhkannya didalam rockwoll sampai dengan memindahkan bibit yang siap pindah tanam ke dalam media hidroponik sebenarnya. Selanjutnya juga diberikan cara pelatihan untuk membuat larutan hidroponik atau larutan ABmix.
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI AUGMENTED REALITY SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATA KULIAH KIMIA DASAR Lia Kamelia
JURNAL ISTEK Vol 9, No 1 (2015): ISTEK
Publisher : JURNAL ISTEK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Augmented Reality (AR) adalah adalah teknologi yang menggabungkan benda maya tiga dimensi (3D) ke dalam sebuah lingkungan nyata tiga dimensi .Model 3 dimensi biasa digunakan sebagai alat bantu pengajaran untuk membuat para peserta didik lebih memahami materi yang diberikan. Teknologi AR sudah diaplikasikan dalam berbagai bidang yang beragam, termasuk dalam bidang pendidikan. salah satu mata kuliah yang bisa mengaplikasikan teknologi AR adalah mata kuliah kimia dasar. Saat ini mata kuliah kimia dasar merupakan matakuliah yang tidak menyenangkan bagi peserta didik, terutama bagi mahasiswa fakultas tekhnik tingkat pertama yang mendapat mata kuliah ini. Salah satu penyebabnya adalah kimia mempunyai banyak konsep yang sukar untuk dipahami dan dibayangkan, seperti struktur atom dan bentuk molekul dalam ikatan kimia. Sehingga dibutuhkan media pembelajaran alternatif dalam rangka meningkatkan pemahaman konsep kimia secara interaktif. Pada mata kuliah kimia dasar terdapat beberapa materi dasar yang membutuhkan imajinasi yang tinggi untuk bisa memahami materi tersebut,seperti materi atom dan molekul, sistem periodik, ikatan kimia, hidrokarbon dan beberapa materi lainnya. AR memberikan interaksi yang lebih realistis dan merupakan kemajuan dari sebuah metoda teknologi yang menjanjikan dan bisa memotivasi pengguna untuk terlibat dalam sistem pembelajaran yang lebih aktif. Pada paper ini akan dibahas bagaimana pembelajaran mata kuliah kimia dasar menjadi lebih efektif dengan teknologi AR.