Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Keefektifan Insektisida BPMC dan Ekstrak Daun Suren terhadap Hama Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens Stal.) dan Populasi Musuh Alami pada Padi Varietas Ciherang Muhammad Subandi; Liberty Chaidir; Ulfah Nurjanah
Agrikultura Vol 27, No 3 (2016): Desember, 2016
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.574 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v27i3.10879

Abstract

ABSTRACTEffectiveness of BPMC insecticide and suren leaf extract on brown planthopper (Nilaparvata lugens Stal.) and its natural enemy population on Ciherang rice varietyEffectiveness study of BPMC insecticide and suren leaf extract esticide against brown planthopper and its side-effect on its natural enemy population on paddy Ciherang variety was conducted in rice field of Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT), Karawang, West Java from May to August 2015. The experimental design used was Randomized Blok Design with 7 treatments and 4 replications ie suren leaf extract of 50 g/l, 100 g/l and 150 g/l, three concentrations of BPMC of 0.5 ml/l, 1.0 ml/l and 1.5 ml/l, and a control treatment. The results showed that BPMC insecticide and suren leaf extract were able to suppress the population of brown planthopper and influenced its natural enemy population. The treatment of 50 g/l suren leaf extract gave the highest suppression of the brown planthopper population. It was also caused no negative impact to the natural enemies of P. fuscipes and L. pseudoannulata. The application of 1.5 ml/l of BPMC insecticide gave the highest grain weight average of 37.80 kg/plot compared to the lowest production in control treatment of 32.63 kg/plot. Therefore, application of BPMC insecticide and suren leaf extract effectively suppressed the brown planthopper population and the natural enemy existence was assumed to affect the rice grain production in this study.Keywords: BPMC insecticide, Natural enemy, Suren, PlanthopperABSTRAKStudi keefektifan insektisida BPMC dan ekstrak daun suren terhadap hama wereng batang coklat (WBC) dan efek samping terhadap musuh alami wereng pada padi varietas Ciherang dilaksanakan di sawah Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) Karawang mulai Mei 2015 sampai Agustus 2015. Rancangan yang digunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 7 perlakuan dan 4 ulangan yaitu perlakuan tanpa insektisida (kontrol), 50 g/l ekstrak daun suren, 100 g/l ekstrak daun suren, 150 g/l ekstrak daun suren, 0,5 ml/l insektisida BPMC, 1,0 ml/l insektisida BPMC, dan 1,5 ml/l insektisida BPMC. Hasil menunjukkan perlakuan insektisida BPMC dan ekstrak daun suren dapat menekan populasi hama WBC dan memengaruhi populasi musuh alaminya (Paederus fuscipes dan Lycosa pseudoannulata). Perlakuan ekstrak daun suren konsentrasi 50 g/l dapat menekan populasi WBC tertinggi. Aplikasi ekstrak daun suren tidak berdampak negatif terhadap musuh alami P. fuscipes dan L. pseudoannulata. Perlakuan 1,5 ml/l insektisida BPMC menghasilkan produksi gabah tertinggi dari semua perlakuan dengan rata-rata bobot basah gabah 37,80 kg/petak dibandingkan dengan hasil terendah pada perlakuan kontrol sebesar 32,63 kg/petak. Dengan demikian, aplikasi insektisida BPMC dan ekstrak daun suren berpengaruh terhadap populasi hama WBC dan efek samping dari tingkat keberadaan musuh alami berakibat pada hasil gabah tanaman padi.Kata Kunci: Insektisida BPMC, Musuh alami, Suren, Wereng
Pelatihan Bangga Menjadi Petani Hidroponik Pada Komunitas Pemuda Di Desa Cigugur Girang Kabupaten Bandung Barat Liberty Chaidir; Lia Kamelia
Al-Khidmat Vol 1, No 2 (2018): Al-Khidmat : Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Pusat Pengabdian kepada Masyarakat LP2M UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jak.v1i2.3334

Abstract

Hidroponik merupakan salah satu cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam dengan mengandalkan nutrisi yang diperoleh dari pupuk berupa campuran bahan-bahan kimia yang dibutuhkan oleh tanaman. Untuk menumbuhkan minat dan kemauan serta mengubah paradigma berpikir tentang pertanian dapat dimulai dengan membangun citra pertanian. Paradigma berpikir tentang pertanian selama ini sedikit banyak telah menurunkan citra pertanian terutama bagi pemuda. Sesuai survey tahun 2014, dari 13.954 orang penduduk, hanya 3009 orang atau 21,5 % yang berprofesi sebagai petani, padahal kondisi tanah di desa Cigugurgirang cocok untuk dijadikan lahan pertanian. Lokasi wilayah yang hanya berjarak 10 km dari kota Bandung dan Kota Cimahi, membuat warga desa Cigugurgirang terutama anak muda lebih memilih untuk bekerja di kota, walaupun hanya menjadi buruh atau kuli bangunan daripada menjadi petani di desanya. Untuk menghasilkan seorang generasi yang bangga jadi petani, maka peran keluarga memegang peranan penting. Pengenalan program BANGGA MENJADI PETANI ini diperkenalkan kepada pemuda. Pelatihan ini dimulai dari menunjukkan benih dan cara menumbuhkannya didalam rockwoll sampai dengan memindahkan bibit yang siap pindah tanam ke dalam media hidroponik sebenarnya. Selanjutnya juga diberikan cara pelatihan untuk membuat larutan hidroponik atau larutan ABmix.
Keragaman dan Kekerabatan Genetik Koleksi Plasma Nutfah Teh Berdasarkan Karakter Morfologi Daun dan Komponen Hasil Vitria Puspitasari Rahadi; Heri Syahrian Khomaeni; Liberty Chaidir; Budi Martono
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 2 (2016): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jtidp.v3n2.2016.p103-108

Abstract

Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) merupakan tanaman menyerbuk silang dan memiliki sifat self incompatible. Upaya perakitan varietas unggul melalui persilangan buatan memerlukan informasi tingkat kekerabatan antar klon sebagai acuan dalam memilih tetua. Tujuan penelitian adalah mengetahui keragaman dan tingkat kekerabatan 49 aksesi koleksi plasma nutfah teh berdasarkan karakter morfologi daun dan komponen hasil tanaman. Penelitian dilaksanakan di KP Pasir Sarongge, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mulai bulan April sampai November 2015. Karakter morfologi meliputi panjang dan lebar daun, luas daun, sudut daun, jumlah tulang daun, dan panjang ruas antara daun ke–1 dengan ke–2. Komponen hasil meliputi jumlah peko, bobot peko (p+3), jumlah pucuk burung, bobot pucuk burung (b+1), dan hasil. Data hasil pengamatan digunakan untuk analisis deskriptif dan unweighted pair group method with arithmetic average (UPGMA) dengan matriks kesamaan menggunakan software XL-STAT versi 2009 hingga menghasilkan dendrogram antar aksesi plasma nutfah teh. Hasil penelitian menunjukkan 49 klon koleksi plasma nutfah teh yang dievaluasi memiliki keragaman pada karakter hasil, luas daun, jumlah pucuk burung, dan jumlah peko dengan nilai koefisien keragaman 27,77%–51,83%. Hasil dendrogram terbagi ke dalam 4 kelompok. Kelompok I, 34 klon dengan karakteristik morfologi mendekati tipe sinensis, berdaun kecil, dan produktivitas rendah. Kelompok II terdiri dari 12 klon dengan karakteristik morfologi daun dan produktivitas tinggi mendekati tipe assamica. Kelompok III dan IV, masing-masing 1 klon bertipe assamica dengan ciri memiliki daun lebar. Tingkat kekerabatan paling jauh adalah antara kelompok I dengan II (55,59%), sedangkan paling dekat antara kelompok III dan IV (5,76%).
EKSPLORASI, IDENTIDFIKASI, DAN PERBANYAKAN TANAMAN CIPLUKAN (Physalis angulata L.) DENGAN MENGGUNAKAN METODE GENERATIF DAN VEGETATIF Liberty Chaidir; Epi Epi Epi; Ahmad Taofik
JURNAL ISTEK Vol 9, No 1 (2015): ISTEK
Publisher : JURNAL ISTEK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman ciplukan (Physalis angulata L.) merupakan tanaman obat yang belum banyak diketahui oleh masyarakat dari segi bentuk, manfaat maupun khasiatnya, sehingga tanaman ciplukan di petani belum ada yang membudidayakannya secara komersial. Penelitian perbanyakan tanaman ciplukan menjadi hal penting sebagai awal untuk membudidayakannya secara komersial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil perbanyakan tanaman ciplukan secara generatif dan vegetatif. Penelitian pada cara vegetatif ini dilaksanakan di Kebun Jurusan Agroteknologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung sejak bulan Mei – Juni 2014, pada cara generatif dilakukan di Rajawali Timur Gang Dunguscariang Andir Bandung sejak bulan Juni – Juli 2014. Metode yang digunakan dengan cara eksperimental antara lain Cianjur, Garut, dan Bandung. Metode pertama menggunakan cara generatif yaitu dengan membuat benih sendiri dan uji viabilitas benih, metode kedua menggunakan vegetatif yaitu dengan cara stek runduk. Hasil penelitian menunjukan bahwa cara generatif yaitu warna cangkap benih berpengaruh terhadap persentase kecambah normal. Kecambah normal tertinggi pada cangkap kuning sebanyak 11,42%, agak kuning 6% dan cangkap kering 0%, sedangkan hasil penelitian pada cara vegetatif, tanaman ciplukan dapat diperbanyak dengan cara vegetatif yaitu dengan cara stek runduk. Tanaman ciplukan dapat diperbanyak dengan cara generatif dan vegetatif.
Studi Tingkat Ploidi pada Lili (Lilium sp.) Hasil Kultur Antera Melalui Penghitungan Jumlah Kloroplas dan Kromosom Dewi Pramanik; Nisa Istiqomah; Liberty Chaidir
Jurnal Agro Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Agroteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/864

Abstract

Lili (Lilium sp.) termasuk famili Liliaceae, merupakan tanaman hias yang memiliki nilai ekonomi tinggi karena permintaan konsumen terus meningkat. Permintaan varietas tanaman yang seragam menuntut pengembangan hibrida F1. Perakitan tanaman hibrida dapat dihasilkan melalui pembentukan tanaman haploid. Salah satu metode untuk memproduksi tanaman haploid adalah dengan kultur antera.  Pengecekan tanaman hasil kultur antera dapat dilakukan dengan penghitungan  jumlah kloroplas dan jumlah kromosom, namun untuk lili hasil belum diperoleh informasi mengenai korelasi antara jumlah kloroplas pada sel penjaga stomata dengan jumlah kromosom, sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk mengatahui korelasi antara jumlah kloroplas dengan jumlah kromosom serta mengetahui tingkat ploidi pada regeneran lili hasil kultur antera. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Balai Penelitian Tanaman Hias (BALITHI) Cianjur dari Januari-Juni 2016.  Terdapat 5 nomor lili yang diuji tingkat ploidinya.  Setiap nomor terdiri dari 4 ulangan, setiap ulangan ada 4 botol dan  masing-masing botol terdiri dari 3 planlet. Metode analisis yang digunakan yaitu statistik sederhana rata-rata dan standar eror dan dikorelasikan. Hasil penelitian menunjukkan planlet haploid terbanyak ditemukan pada nomor 2015.1.1 kelompok Longiflorum dengan jumlah 26,67% sedangkan planlet haploid yang jumlahnya paling sedikit ditemukan pada nomor 2015.S2.3 kelompok Oriental dengan jumlah 11,11%. Metode kultur antera dapat menghasilkan planlet haploid namun pada Lilium sp. persentase keberhasilannya masih rendah. Tidak diperoleh korelasi antara jumlah kloroplas dan kromosom. Penelitian lebih lanjut terkait tingkat ploidi tanaman lili dan pengujian jumlah kromosom dengan menggunakan flowcytometer perlu dilakukan.  Lily (Lilium sp.), Liliaceae family, is an ornamental plant that has a high economic value as consumer demand continues to rise. The uniformity of crop varieties requires the development of F1 hybrids that can be generated through the formation of haploid plants. A method for producing haploid plant is by anther culture. Evaluation of anther culture can be done by counting the number of chloroplasts and the number of chromosomes in the regenerants.  However, lilies yet obtained information on the correlation between the numbers of chloroplasts in stomatal guard cells with chromosome numbers. Therefore, the purpose of this research aimed to know the correlation between the number of chloroplasts and chromosomes and to determine ploidy level in the regenerants of lily from anther culture. This research was conducted at Tissue Culture Laboratory of Indonesian Ornamental Crops Research Institute (IOCRI), Cianjur from January to June 2016. There were 5 numbers of lilies regenerant from anther culture that evaluate for ploidy level test.  Each number has four replications, each replication contained four bottles, and each bottle has three plantlets. The statistical analysis used statistical descriptive with average, standard error and correlation. The results showed, haploid plantlets were observed in 2015.1.1 plantlets from Longiflorum group with 26,67% while least number of haploid plantlets is found in 2015.S2.3 plantlets from Oriental group (11,11%).  The method of anther culture is able to produce haploid plantlets but the success rate was low in Lilium sp. There were no correlation between the number of chloroplasts and chromosomes.  Further studies related to the ploidy level of lilies from anther culture and the evaluation of chromosomes number by using flow cytometry requires to develop haploid plant of Lily.
Eksplorasi dan Karakterisasi Tanaman Genjer (Limnocharis flava (L.) Buch) di Kabupaten Pangandaran Berdasarkan Karakter Morfologi dan Agronomi Liberty Chaidir; Kristi Yuliani; Budy Frasetya Taufik Qurrohman
Jurnal Agro Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Agroteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/967

Abstract

Genjer merupakan tanaman yang tumbuh liar di area persawahan, rawa, atau sungai yang keberadaannya sering dianggap sebagai gulma. Tanaman genjer memiliki banyak manfaat, diantaranya sebagai bahan penyerap logam berat dalam tanah dan sebagai obat yang memiliki banyak kandungan gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi karakter morfologi dan karakter agronomi untuk mengetahui hubungan kekerabatan tanaman genjer antar daerah di Kabupaten Pangandaran. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Pangandaran pada Mei sampai Oktober 2015. Metode yang digunakan adalah metode eksplorasi purposive sampling pada 77 aksesi genjer yang diambil dari Kabupaten Pangandaran. Hasil penelitian menunjukkan terdapat keragaman fenotipik yang luas pada karakter morfologi ujung daun, warna batang, tekstur daun, warna daun, panjang lekukan bawah daun, warna kelopak bunga dan warna bunga. Karakter agronomi yang mempunyai keragaman yang luas ialah tinggi tanaman, jumlah batang per rumpun, panjang daun, lebar daun, jumlah daun, jumlah bunga dan diameter batang. Tanaman genjer di Kabupaten Pangandaran memiliki kekerabatan yang jauh dengan rentang jarak Euclidian 0,48 sampai 10,17. Aksesi yang memiliki hubungan kekerabatan paling jauh yaitu Ciakar (001) dengan jarak Euclidian 10,17, sedangkan yang memiliki hubungan kekerabatan paling dekat yaitu Cikalong (003) dan Cikalong (004) dengan jarak Euclidian 0,48. Genjer or Yellow velvetleaf is a plant that grows wild in lowland area, swamp or river which existence is considered as a weed. Genjer has a lot of benefits, such as material absorbent for heavy metals in the soil and medicine that has a lot of nutrition. This study aimed to determine the variety of morphological and agronomic characters of Genjer in Pangandaran Regency and to determine the genetic relationship of genjer between regions in Pangandaran. The research was conducted in the Pangandaran Regency on May to October 2015. The method used purposive sampling exploration method in 77 accession genjer collected from Pangandaran Regency. The results showed there were extensively phenotypic variation in tip of leaf, stem color, leaf texture, leaf color, length curve of bottom leaf, petal color and flower color. While agronomic characters for plant height, stem amount, leaf length, leaf width, leaf amount, flower amount and diameter of the stem had wide variation. Relationship between genjer in Pangandaran Regency had Euclidean distance with a range of 0.48 to 10.17. The accession which had the farthest distance was Ciakar (001) with Euclidean distance of 10.17, while those with the closest relationship were Cikalong (003) and Cikalong (004) with Euclidean distance of 0.48.
Pengaruh pupuk guano dan media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman buncis tegak Esty Puri Utami; Indri Heryani; Liberty Chaidir
Jurnal Agro Vol 8, No 1 (2021)
Publisher : Jurusan Agroteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/10303

Abstract

Penurunan kualitas tanah karena akumulasi penggunaan pupuk kimia berdampak pada penurunan hasil tanaman buncis tegak. Teknik budidaya organik dengan menggunakan media tanam campuran tanah, arang sekam, dan cocopeat serta penggunaan pupuk guano dilakukan sebagai upaya alternatif peningkatan produksi buncis. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh dosis pupuk guano dan berbagai jenis media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman buncis tegak (Phaseolus vulgaris L.). Penelitian dilaksanakan dari April hingga Mei 2020 di Desa Cileunyi Kulon, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. Rancangan percobaan berupa Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dua faktor. Faktor pertama yaitu dosis pupuk guano terdiri atas 4 taraf: kontrol, 5 t ha-1, 10 t ha-1, dan 15 t ha-1. Faktor kedua yaitu media tanam dengan 5 taraf: tanah (kontrol), arang sekam padi, cocopeat, tanah + arang sekam padi, dan tanah + cocopeat. Hasil penelitian menunjukkan interaksi antara dosis pupuk guano dengan media tanam pada tinggi tanaman 28 HST. Dosis pupuk guano berkorelasi positif dengan variabel pertumbuhan tanaman dengan dosis terbaik yaitu 15 t ha-1. Media tanam campuran tanah dan arang sekam menghasilkan tanaman dengan tinggi tanaman, bobot polong segar, dan bobot polong kering tertinggi di antara semua perlakuan. Pupuk guano dapat di aplikasikan pada berbagai media tanam untuk menghasilkan pertumbuhan tanaman buncis yang optimal.AbstractThe decline in soil quality cause by chemical fertilizer affected to the growth and yield of bush bean. Organic farming using guano fertilizer and combination of soil, husk charcoal, and cocopeat as the planting media can be used as an alternative technology to increase bush bean production. This study aimed to determine the effect of guano fertilizer dosage and various type of growing media on growth and yield of bush bean (Phaseolus vulgaris L.). This study was conducted from April to May 2020 at Cikandang village, Cileunyi Kulon, Cileunyi, Bandung. The experimental design used was factorial randomized block design with two factors. The first factor was dosage of guano fertilizer consisted of 4 levels i.e. control, 5 t ha-1, 10 t ha-1, and 15 t ha-1. The second factor was growing media with 5 levels i.e. soil (control), husk charcoal, cocopeat, soil + husk charcoal, and soil + cocopeat. The results showed the interaction between dosage of guano fertilizer and growing media on plant height in 28 days after planting. The dosage of guano fertilizer had a positive correlation with plant growth traits, and 15 t ha-1 as the best dosage for bush bean growth and yield. The media soil + husk charcoal produced plants with the highest plant height, fresh pod weight, and dry pod weight among all treatments. Guano fertilizer can be applied to various growing media to produce the optimal bush bean growth.
The Influence of Leaf Fertilizer Media on Multiplication of Barangan Banana (Musa acuminate L.) in vitro Liberty Chaidir; Dina Nur Mardiana; Ahmad Taofik; Yati Setiati Rachmawati
AGROSAINSTEK: Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian Vol 5 No 2 (2021): AGROSAINSTEK: Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian
Publisher : Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/agrosainstek.v5i2.196

Abstract

Barangan banana (Musa acuminata L.) is a plant that has the biggest contribution to national fruit production. The increasing demand for the banana requires the availability of seedlings, while conventional cultivation is unable to produce healthy, disease-free seedlings in a short time and large amount. In vitro culture is considered to be able to handle the constraints of the conventional seed supply.  The purpose of this study was to determine the effect of foliar fertilizers on in vitro multiplication of barangan bananas. The method used was a single factor of Completely Randomized Design (CRD), the addition of leaf fertilizer consisting of five levels of media treatment, media MS (control), and 0.50 ml L-1 (p1); 0.75 ml L-1 (p2); 1.00 ml L-1 (p3); 1.25 ml L-1 (p4); 1.50 ml L-1 (p5) of leaf fertilizer media repeated five times. The data were analyzed with Analysis Variance then followed by Duncan Multiple Ranged Test of 5%. The results showed MS media still gave the best results compared to other leaf fertilizer media. Meanwhile, the leaf fertilizer media used in this study still gave good results on the initial time of buds appearance (p3 treatment), the number of shoots and the number of leaves in the p5 treatment, as well as the height of the plant in the p4 and p5 treatments. Therefore, the leaf fertilizer can be used to substitute MS media
PENGARUH PERTUMBUHAN TANAMAN NILAM ACEH (Pogostemon cablin Benth.) DENGAN PENAMBAHAN NAFTALEN ASAM ASETAT (NAA) Selvy Isnaeni; Liberty Chaidir; Deti Novie
Hexagro Journal Vol. 2 No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/hexagro.v2i1.112

Abstract

Nilam aceh merupakan tanaman perkebunan yang mengandung minyak atsirimencapai 2,5% - 5%. Namun, ketersediaan minyak atsiri nilam mengalami penurunanproduksi. Oleh karena itu, perlu dilakukan perbanyakan massal melalui in vitro.Penggunaan Zat Pengatur Tumbuh pada in vitro dapat mempengaruhi pertumbuhaneksplan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi NAApada tanaman nilam Aceh. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur JaringanJurusan Agroteknologi, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung mulaiMaret sampai Agustus 2017. Perlakuan yang diberikan terdiri dari 6 perlakuan yaitu tanpaNAA, 0,1 ppm, 0,3 ppm, 0,5 ppm, 0,7 ppm, serta 0,9 ppm yang masing-masing diulangsebanyak 5 kali. Analisis hasil penelitian dilakukan dengan metode deskriptif. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa penggunaan NAA memberikan pengaruh terhadappertumbuhan eksplan. Pada perlakuan dengan penambahan NAA terjadi pertumbuhankalus dengan nilai presentase pertumbuhan kalus pada setiap perlakuan denganpenambahan NAA mencapai 100%, akan tetapi nilai presentase total pembentukan kalusdari 6 perlakuan mencapai 83,3% dikarenakan pada perlakuan kontrol eksplan tumbuhdengan baik. Pembentukkan kalus tercepat terjadi pada perlakuan 0,1 ppm, ukurandiameter kalus terbesar terdapat pada perlakuan 0,1 ppm dengan diameter kalusmencapai 1 cm. Kalus yang berkualitas berdasarkan warna dan tekstur kalus terdapatpada perlakuan 0,1 ppm dengan tekstur remah dan berwarna putih yang memiliki potensiuntuk tumbuh tunas.Kata kunci: in vitro, kalus, NAA, nilam aceh
Takhrij and Syarah Hadith of Agrotechnology: Preserving The Environment Nahidl Azka Maulida; Wahyudin Darmalaksana; Liberty Chaidir
Gunung Djati Conference Series Vol. 1 (2021): Conference on Islamic and Socio-Cultural Studies (CISS)
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (733.792 KB)

Abstract

This study aims to discuss the hadith with regard to agrotechnology. This research method is a qualitative type through literature and field studies with the takhrij and sharah hadith approaches. The results and discussion of this research is the obligation of every human being to preserve the environment by not cutting trees. The conclusion of this study is the prohibition of illegal cutting of trees and environmental preservation.