Endang Gunawan
Pusat Kajian Hortikultura Tropika, Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Institut Pertanian Bogor (IPB University), Jl. Raya Pajajaran, Bogor 16141, Indonesia

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI)

Penggunaan Benzil Amino Purin (BAP) pada Okulasi Jeruk Keprok (Citrus reticulata) Nur Wahyu Sariningtias; Roedhy Poerwanto; Endang Gunawan
Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 5 No. 3 (2014): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.707 KB) | DOI: 10.29244/jhi.5.3.158-167

Abstract

ABSTRACTMandarins (Citrus  reticulata)  is  one  of  the  important  fruit  commodity  in Indonesia. The problems  that  often  arise  in  the  development  is  the availability  of  healthy  seedlings  and  in  large numbers. The purpose of this research was to determine the effect of Benzyl Amino Purines (BAP) onthe success of budding and bud  growth  on the plant  mandarins  Borneo  Prima and  Garut  Dataran Rendah.  This  research  was  conducted  at  the  Pasir Kuda  Experimental  Farm,  Ciomas,  Bogor  in January  to  May  2013.  This experiment  was arranged in  a randomized complete block design with two factors of the scions varieties (Borneo Prima and Garut Dataran Rendah) and the concentration of  BAP  (0, 5, 10, and 15 ppm),  repeated 3  times  so there were 24  experimental units. The research data was analyzed statistically using F test at 5% and continued with DMRT test at 5%. The results showed that the application  of BAP  at  low concentration on  the scions  of the  two  varieties do  not give significantly different results in the variable of success of budding and growth of plant shoots.Keywords: bud, cytokinin, nutrition, rootstock, scion ABSTRAKJeruk  keprok  (Citrus  reticulata)  merupakan  salah  satu  komoditas  buah yang  penting  di Indonesia. Permasalahan yang sering muncul dalam pengembangan jeruk keprok adalah ketersediaan bibit  yang  sehat  dalam jumlah  banyak.  Tujuan  penelitian  ini  adalah  untuk  mengetahui pengaruh pemberian  Benzil  amino  purin  (BAP)  terhadap  keberhasilan okulasi  dan  pertumbuhan  tunas  pada tanaman  jeruk  keprok  Borneo  Prima dan  Garut  Dataran  Rendah.  Penelitian  ini  dilaksanakan  di Kebun Percobaan Pasir  Kuda,  Ciomas,  Bogor  pada  bulan  Januari  sampai  bulan  Mei  tahun 2013. Penelitian disusun dalam rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) faktorial dengan dua faktor yakni varietas batang atas (Borneo Prima dan Garut Dataran Rendah) dan konsentrasi BAP (0, 5, 10, 15 ppm),  diulang 3 kali sehingga terdapat 24 unit percobaan. Data hasil percobaan dianalisis secara statistika dengan uji F pada taraf nyata 5% dan dilanjutkan dengan uji lanjutan DMRT pada taraf nyata  5%  untuk  nilai  yang  berbeda  nyata.  Hasil penelitian  menunjukkan  bahwa  pemberian  BAP dengan konsentrasi rendah pada dua varietas batang atas jeruk keprok  tidak memberikan hasil yang berbeda nyata pada peubah keberhasilan okulasi dan pertumbuhan tunas tanaman.Kata kunci: batang atas, batang bawah, nutrisi, sitokinin, tunas
Determination of the Best Potassium Extraction Method for Tomato (Solanum lycopersicum L.) on Andisols Gunawan, Endang; Susila, Anas D.; Sutandi, Atang; Santosa, Edi
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 10 No. 3 (2019): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.856 KB) | DOI: 10.29244/jhi.10.3.173-181

Abstract

Penetapan rekomendasi dosis kalium (K) berdasarkan uji tanah untuk tanaman tomat pada tanah Andisol belum banyak dikaji di Indonesia. Penelitian diawali dengan pembuatan status hara K tanah di Kebun Percobaan IPB Pasirsarongge Cianjur dilanjutkan dengan uji korelasi di rumah plastik PKHT IPB Tajur Bogor pada Desember 2015 sampai Mei 2016. Tujuan penelitian adalah menetapkan metode ekstraksi K terbaik bagi tanaman tomat di tanah Andisol. Status K tanah dibuat dengan larutan kalium sulfat (K2SO4) sebesar 0, ¼X, ½X, ¾X, dan X dimana X adalah 413.4 kg K ha-1 sebagai dosis K maksimum yang ditambahkan untuk mencapai kadar K maksimum dalam larutan tanah. Larutan K2SO4 disiram merata pada bedengan tanah dan diinkubasi selama 4 bulan. Ekstraksi K tanah menggunakan 5 metode yaitu: Bray 1 (HCl 5N), HCl 25%, Morgan Wolf (NaC2H3O2.3H2O), Mechlich (HCl 0.05N + H2SO4 0.025N) dan NH4OAc (NH4OAc, pH 7). Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan respon tinggi tanaman, bobot kering biomas, kandungan K tanaman terhadap tingkat status hara K tanah. Pola respon kuadratik ditunjukkan pada tinggi tanaman umur 6 dan 7 minggu setelah tanam, dan bobot kering total. Metode ekstraksi K Andisols terbaik untuk tomat adalah NH4OAc dengan nilai koefisien korelasi (r): 0.75. Kata kunci: biomas, K2SO4, metode ekstraksi, NH4Oac, status K
Pelilinan untuk Peningkatan Kualitas Cabai Rawit Varietas Lokal Garut dan Ori 212 pada Penyimpanan Suhu Rendah: Wax Application for Quality Improvement of of Cayenne Pepper Varieties Lokal Garut and Ori 212 at Low-Temperature Storage Erlin Vira Novianti; Efendi, Darda; Endang Gunawan
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 14 No. 3 (2023): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.14.3.169-176

Abstract

Cabai rawit memiliki umur simpan yang singkat, maka perlu penanganan pasca panen yang dapat memperpanjang umur simpan dan mempertahankan mutu cabai rawit, diantaranya adalah dengan pelilinan menggunakan bahan yang aman dikonsumsi seperti lilin lebah, lilin karnauba, dan kitosan. Penelitian bertujuan mengetahui konsentrasi dari masing-masing bahan pelapis yang efektif memperpanjang masa simpan dan mempertahankan mutu buah dengan penyimpanan suhu rendah. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktor tunggal yaitu konsentrasi bahan pelapis. Pengamatan yang dilakukan terdiri dari pengamatan destruktif meliputi pengukuran kadar air pada awal sebelum perlakuan dan pengamatan non-destruktif meliputi pengukuran susut bobot, kualitas visual buah, kemunculan gejala penyakit, pembusukan buah, dan buah kering. Hasil penelitian menunjukkan pelilinan diikuti dengan penyimpanan pada suhu rendah dapat menekan susut bobot, mempertahankan kualitas visual, serta menghambat kemunculan gejala penyakit. Cabai rawit varietas lokal Garut dengan pelilinan lilin lebah 0.5%, lilin karnauba 0.5%, dan kitosan 1.5% serta cabai rawit varietas ori 212 dengan lilin lebah 0.5%, lilin karnauba 1.5%, dan kitosan 2% yang disimpan pada suhu rendah mampu mempertahankan kualitas buah selama 30 hari. Kata kunci: cabai rawit, pasca panen, pelilinan, penyimpanan