Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Tingkat Ketahanan 70 aksesi Plasma Nutfah Kenaf terhadap Fusarium oxysporum Schletch . Supriyono; Titiek Yulianti
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri Vol 8, No 2 (2016): Oktober 2016
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/btsm.v8n2.2016.65-73

Abstract

Salah satu penyakit penting yang sangat merugikan tanaman kenaf adalah penyakit layu Fusarium yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum Schlecht. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi tingkat ketahanan aksesi kenaf terhadap jamur Fusarium oxysporum. Penelitian dilakukan di laboratorium dan rumah kasa Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat, Malang menggunakan rancangan acak lengkap) yang diulang tiga kali. Dalam evaluasi ini digunakan 70 aksesi dan 1 aksesi tahan (BG-52-135) yang digunakan sebagai kontrol. Inokulasi dilakukan pada 7 hari setelah tanam (HST) menggunakan suspensi spora dengan kerapatan105/ml sebanyak 100 ml setiap bak. Pengamatan intensitas serangan dilakukan mulai 10–40 hari setelah inokulasi (HSI) dengan interval pengamatan lima hari. Pengamatan persentase diskolorisasi batang dilakukan sekali pada 50 HSI. Hasil pengujian memperoleh 1 aksesi (FJ/017) sangat tahan dengan intensitas serangan terrendah (0,83%) dan 14 aksesi tahan dengan intensitas serangan <10%, 28 aksesi dengan ketahanan moderat, dan 27 aksesi yang rentan terhadap infeksi F. oxysporum. Aksesisi FJ/017 (aksesi yang sangat tahan) dan 14 aksesi yang tahan: 1064(SUC/012), 1061(SRB/082), 1035(FJ/005), 839(PARC/2709), 955(FJ/003), 842(PARC/2712), 1095(SUC/003), 838(PARC/2708), 957(FJ/ 007), 1065(SUC/023), 1042(CHN/056), 145(BL/118), 1036(FJ/006), dan 778(PARC/2466) dapat digunakan sebagai sumber ketahanan pada perakitan varietas baru. One of the important disease that very detrimental to kenaf is Fusarium wilt caused by Fusarium oxysporum Schlecht. The purpose of this study was to evaluate the response of 70 kenaf germplasms accessions against F. oxysporum. The study was conducted at the Phytopatology Laboratory and screen house of Indonesian Sweetener and Fiber Crops Research Institute, Malang using completely randomized design with three replicates.  Seventy accessions and one resistant accession as control (1267 (BG-52-135) were used in this study.  Inoculation of Fusarium was done 7 days after sowing (das) by sprinkling 100 ml of spore suspension into the soil.  Observation of disease intensity started at 10–40 days after inoculation (dai) and repeated every five days.  Percentage of stalk discolorization was estimated at 50 dai.  The results showed that accession 1040 (FJ/017) had the lowest disease intensity (0.83%), hence was categorized as a highly resitant accession. Fourteen accessions were categorized as resistant with disease intensity below or equal to 10%; 28 accessions were moderate resistant; and 27 accessions were susceptible.  FJ/017 (the highset resistant accession) and 14 resis-tant accessions (1064(SUC/012), 1061(SRB/082), 1035(FJ/005), 839(PARC/2709), 955(FJ/003), 842(PARC/ 2712), 1095(SUC/003), 838PARC/2708), 957(FJ/007), 1065(SUC/023), 1042(CHN/056), 145(BL/118), 1036 (FJ/006), dan 778(PARC/2466)) could be used as resistant  genetic sources  in developing new varieties.
PELATIHAN PENGOLAHAN JERAMI BAWANG MERAH SEBAGAI BAHAN PAKAN SUMBER SERAT DI KELOMPOK TANI DESA CAMPUR KECAMATAN GONDANG KABUPATEN NGANJUK . Supriyono; Dyah Nurul Afiyah; Riska Nurtantyo Sarbini
Prosiding Conference on Research and Community Services Vol 2, No 1 (2020): Second Prosiding Conference on Research and Community Services
Publisher : STKIP PGRI Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang memiliki banyak manfaat dan bernilai ekonomis tinggi serta mempunyai prospek pasar yang kuat. Produktifitas bawang merah di Kabupaten Nganjuk telah menunjukkan angka yang cukup tinggi, yaitu dapat mencapai 32 ton/Hektar. Seiring dengan meningkatnya produksi bawang merah di Kabupaten Nganjuk, ketersediaan jerami bawang merah sebagai hasil sampingan juga melimpah. Jerami bawang merah merupakan salah satu bahan yang dapat dimanfaatkan kembali karena jumlahnya yang melimpah dan kandungan nutrisinya yang tinggi. Salah satu pemanfaatannya adalah dengan menjadikannya menjadi pakan alternatif. Pembuatan pakan unggas dari jerami bawang merah dilaksanakan di kelompok tani bawang merah di Desa Campur  Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk. Nilai dari limbah bawang merah akan bertambah bila limbah tersebut diolah sekaligus diawetkan untuk dijadikan pakan ternak. Suplementasi jerami bawang merah pada pakan unggas memperbaiki dan mempermudah pencernaan  yang kemudian nutrien pakan dapat dimanfaatkan lebih optimal untuk kebutuhan hidup, pertumbuhan dan produksi.