Relintan Purba
Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Medan

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

GAMBARAN EFEKTIFITAS PENYULUHAN DENGAN MEDIA POSTER DAN PHANTOM GIGI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG CARA MENYIKAT GIGI YANG BAIK DAN BENAR PADA SISWA/I KELAS IV SDN 065015 KEMENANGAN TANI Netty Jojor Aritonang; Relintan Purba
Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist) Vol. 11 No. 3 (2017): Jurnal Ilmiah PANNMED Periode Januari - April 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.656 KB) | DOI: 10.36911/pannmed.v11i3.97

Abstract

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, terhadap suatu objek. Penyuluhan dilakukan dengan menyebarkan pesan menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat sadar, tahu, dan mengerti. Penyuluhan dapat dilakukan dengan menggunakan media atau alat peraga/bantu. Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran efektifitas penyuluhan dengan media poster dan phantom gigi terhadap tingkat pengetahuan tentang cara menyikat gigi yang baik dan benar pada siswa/I kelas IV SDN 065015. Jenis penelitiannya adalah deskriptif dengan metode survey, dengan populasi sampel kelas IV yang berjumlah 36 sampel. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa tingkat pengetahuan siswa/i dengan penyuluhan menggunakan media poster pada kategori baik sebanyak 18 orang (50%), kategori sedang sebanyak 10 orang (27,8%) dan kategori buruk sebanyak 8 orang (22,2%). Gambaran tingkat pengetahuan siswa/i dengan penyuluhan menggunakan media phantom gigi pada kategori baik sebanyak 27 orang (75%), kategori sedang sebanyak 6 orang (16,7%) dan kategori buruk sebanyak 3 orang (8,3%).Dapat disimpulkan bahwa penggunaan media phantom gigi sebagai alat peraga dalam melakukan penyuluhan lebih efektif dibanding dengan penggunaan media poster. Hal ini berarti bahwa dalam proses pendidikan, benda asli mempunyai intensitas yang paling tinggi untuk mempersepsi bahan pendidikan/pengajaran.