Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

STATUS KLON-KLON KARET SERI IRR HASIL KEGIATAN PEMULIAAN INDONESIA DAN ADOPSINYA DI PERKEBUNAN KARET INDONESIA The Status of IRR Series Rubber Clones from Indonesia Breeding Activity and Its Adoption in Indonesia Rubber Plantation Muhamad Rizqi Darojat; Sayurandi Sayurandi
Perspektif Vol 17, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Puslitbang Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/psp.v17n2.2018.101-116

Abstract

Rubber breeding activities in Indonesia have occurred for 4 generations and result in increasing plant productivity. IRR (Indonesian Rubber Research) series clones are the fourth generation of rubber clones that its selection started in 1985. The clones have high potency in productivity (>2.500 kg/ha) and have fast growth rate so that the immature period of rubber plants can be shortened and the tapping activity can be done in less than 4-year-old plants. Moreover, IRR series clones also have moderate to resistant characteristic against leaf fall disease of Colletotrichum. The results of the multilocation test showed that IRR series clones have a wide range of adaptability and stability. However, The IRR series clones have rarely been adopted by smallholders in Indonesia. Due to lack of knowledge, smallholders mostly utilized seedlings as planting materials rather than trusting the IRR series clones. The role of advisors is the key factor in order to improve the adoption of IRR series clones in Indonesia. This attempt will certainly boost natural rubber production in Indonesian rubber plantation.ABSTRAKKegiatan pemuliaan dan seleksi tanaman karet di Indonesia telah berjalan selama 4 generasi (G-4) dan telah diperoleh kemajuan yang cukup pesat dalam hal peningkatan produktivitas tanaman. Klon Karet seri IRR (Indonesian Rubber Research) merupakan klon generasi ke-4 yang awal seleksinya dimulai pada tahun 1985. Selain memiliki potensi produktivitas tinggi (>2.500 kg/ha), keunggulan klon-klon seri IRR memiliki laju pertumbuhan tanaman cepat sehingga masa tanaman belum menghasilkan (TBM) lebih singkat dan tanaman dapat disadap pada umur ≤ 4 tahun. Klon-klon seri IRR memiliki tingkat resistensi tergolong moderat - resisten terhadap penyakit gugur daun Colletotrichum. Hasil pengujian multilokasi juga menunjukkan bahwa beberapa klon karet seri IRR memiliki daya adaptasi dan stabilitas  yang cukup baik di berbagai lokasi pengujian, sehingga klon-klon tersebut sangat potensial dikembangkan di berbagai wilayah Indonesia yang memiliki agroklimat yang cukup luas. Namun, adopsi klon seri IRR oleh masyarakat karet Indonesia masih tergolong rendah. Sebagian petani karet masih menggunakan bahan tanam asal biji atau bibit asalan karena kurangnya pengetahuan dan kepercayaan terhadap klon-klon unggul yang telah beredar selama ini. Agar pemanfaatan klon-klon karet unggul seri IRR dapat berjalan lebih baik, maka peranan penyuluh dan pendamping perlu dioptimalkan kembali. Upaya tersebut tentunya akan berdampak positif tehadap perbaikan produktivitas perkebunan karet di Indonesia.
STATUS KLON-KLON KARET SERI IRR HASIL KEGIATAN PEMULIAAN INDONESIA DAN ADOPSINYA DI PERKEBUNAN KARET INDONESIA The Status of IRR Series Rubber Clones from Indonesia Breeding Activity and Its Adoption in Indonesia Rubber Plantation Muhamad Rizqi Darojat; Sayurandi Sayurandi
Perspektif Vol 17, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Puslitbang Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (636.211 KB) | DOI: 10.21082/psp.v17n2.2018.101-116

Abstract

Rubber breeding activities in Indonesia have occurred for 4 generations and result in increasing plant productivity. IRR (Indonesian Rubber Research) series clones are the fourth generation of rubber clones that its selection started in 1985. The clones have high potency in productivity (>2.500 kg/ha) and have fast growth rate so that the immature period of rubber plants can be shortened and the tapping activity can be done in less than 4-year-old plants. Moreover, IRR series clones also have moderate to resistant characteristic against leaf fall disease of Colletotrichum. The results of the multilocation test showed that IRR series clones have a wide range of adaptability and stability. However, The IRR series clones have rarely been adopted by smallholders in Indonesia. Due to lack of knowledge, smallholders mostly utilized seedlings as planting materials rather than trusting the IRR series clones. The role of advisors is the key factor in order to improve the adoption of IRR series clones in Indonesia. This attempt will certainly boost natural rubber production in Indonesian rubber plantation.ABSTRAKKegiatan pemuliaan dan seleksi tanaman karet di Indonesia telah berjalan selama 4 generasi (G-4) dan telah diperoleh kemajuan yang cukup pesat dalam hal peningkatan produktivitas tanaman. Klon Karet seri IRR (Indonesian Rubber Research) merupakan klon generasi ke-4 yang awal seleksinya dimulai pada tahun 1985. Selain memiliki potensi produktivitas tinggi (>2.500 kg/ha), keunggulan klon-klon seri IRR memiliki laju pertumbuhan tanaman cepat sehingga masa tanaman belum menghasilkan (TBM) lebih singkat dan tanaman dapat disadap pada umur ≤ 4 tahun. Klon-klon seri IRR memiliki tingkat resistensi tergolong moderat - resisten terhadap penyakit gugur daun Colletotrichum. Hasil pengujian multilokasi juga menunjukkan bahwa beberapa klon karet seri IRR memiliki daya adaptasi dan stabilitas  yang cukup baik di berbagai lokasi pengujian, sehingga klon-klon tersebut sangat potensial dikembangkan di berbagai wilayah Indonesia yang memiliki agroklimat yang cukup luas. Namun, adopsi klon seri IRR oleh masyarakat karet Indonesia masih tergolong rendah. Sebagian petani karet masih menggunakan bahan tanam asal biji atau bibit asalan karena kurangnya pengetahuan dan kepercayaan terhadap klon-klon unggul yang telah beredar selama ini. Agar pemanfaatan klon-klon karet unggul seri IRR dapat berjalan lebih baik, maka peranan penyuluh dan pendamping perlu dioptimalkan kembali. Upaya tersebut tentunya akan berdampak positif tehadap perbaikan produktivitas perkebunan karet di Indonesia.
EVALUASI PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KARET BEBERAPA KLON INTRODUKSI DI WILAYAH BERIKLIM BASAH Sayurandi Sayurandi
Jurnal Agro Estate Vol 4 No 1 (2020): Juni 2020
Publisher : Institut Teknologi Sawit Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.405 KB) | DOI: 10.47199/jae.v4i1.132

Abstract

The purpose of this study was to evaluate the growth performance and rubber production of some introduced rubber clones in wet climates. Exactly seven introduced clones were tested in this research by using randomized block design non factorial. The testing clones were planted in Aek Pamienke-Labuhan Batu Utara Regency in 2005. The rainfall average over past ten years were 3036 mm/year and number of rainy days average were 145 days/year. The parameters observed in this research were plant growth on immature period, rubber production, and leaf disease resistance. The reseacrh results showed that clone PB 330 and PB 340 had girth growth highest at five years old namely 53.90 cm and 50.20 cm, respectively. Based on rubber production showed that clone PB 330, PB 340, and PB 260 had highest rubber production (kg/tree/year) namely 4.75 kg, 4.80 kg and 4.70 kg, respectively. Based on the resistance of leaf disease showed that the introduced clones were moderate resistant to Oidium and resistant to Colletotrichum and Corynespora
AKTIVITAS PEMULIAAN TANAMAN DALAM PERAKITAN KLON KARET UNGGUL DI INDIA Sayurandi Sayurandi
Warta Perkaretan Vol. 31 No. 1 (2012): Volume 31, Nomor 1, Tahun 2012
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (523.901 KB) | DOI: 10.22302/ppk.wp.v31i1.262

Abstract

India merupakan salah satu negara penghasil karet alam di dunia. Rubber Research Institute of India (RRII) terus berusaha meningkatkan produksi karet nasional antara lain melalui peningkatan produktivitas klon. Kegiatan pemuliaan dan seleksi di lembaga penelitian ini telah dilakukan sejak tahun 1954. Beberapa kegiatan pemuliaan tanaman yang telah dan sedang dilakukan adalah hibridisasi dari tetua unggul populasi Wickham 1876, seleksi ortet dan tanaman hasil hibridisasi, pengujian genotipe unggul, identifikasi klon berdasarkan morfologi, studi propagasi tanaman, pembangunan kebun biji, studi genetika dan biologi tanaman, dan evaluasi klon-klon karet hasil introduksi. Pemanfaatan  plasma nutfah karet hasil  koleksi IRRDB 1981 juga menjadi kegiatan penting di lembaga penelitian ini. Hasil evaluasi dari koleksi IRRDB 1981 menunjukkan bahwa beberapa genotipe hasil seleksi memiliki pertumbuhan tanaman jagur, ketahanan biotik dan abiotik yang cukup baik seperti resisten terhadap penyakit daun, toleran terhadap cekaman  suhu dingin dan kekeringan. Dari hasil pengujian klon RRII seri 400 menunjukkan bahwa  klon RRII 422 dan RRII 430 memiliki potensi hasil lateks paling tinggi > 50 g/p/s. Klon tersebut juga tergolong cukup resisten terhadap penyakit daun.
POTENSI KAYU KARET HASIL PEREMAJAAN DI TINGKAT PERUSAHAAN PERKEBUNAN Sekar Woelan; Nurhawaty siagian; Sayurandi Sayurandi; Sarifah Aini Pasaribu
Warta Perkaretan Vol. 31 No. 2 (2012): Volume 31, Nomor 2, Tahun 2012
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (745.518 KB) | DOI: 10.22302/ppk.wp.v31i2.269

Abstract

Kayu karet merupakan salah satu produk dari pohon karet di samping getah karet dan biji karet.  Sejalan dengan berkembangnya teknologi pemanfaatan kayu karet dan semakin terbatasnya kayu yang berasal dari hutan alam, maka permintaan kayu karet meningkat setiap tahunnya karena bertambahnya jumlah penduduk dunia.  Nilai ekonomi kayu karet yang meningkat dapat digunakan sebagai modal untuk peremajaan kebun karet.  Dalam pemanfaatan kayu karet tua sebagai bahan baku industri berbasis kayu ada beberapa hal yang perlu diketahui yaitu distribusi potensi kayu karet menurut pengusahaan perkebunan dan berapa volume kayu karet per hektar yang dapat dihasilkan dari karet tua.  Hal ini penting untuk menentukan kontinuitas penyediaan bahan baku industri pengolahan kayu karet.