Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Evaluasi 18 primer SSR untuk pengembangan sidikjari DNA tanaman karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) Evaluation of 18 SSR primers to develop DNA fingerprint of rubber tree (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) Asmini BUDIANI; Sekar WOELAN; Hayati MINARSIH; . NUHAIMI-HARIS; Riza Arief PUTRANTO
E-Journal Menara Perkebunan Vol 82, No 2: Desember 2014
Publisher : INDONESIAN RESEARCH INSTITUTE FOR BIOTECHNOLOGY AND BIOINDUSTRY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.997 KB) | DOI: 10.22302/iribb.jur.mp.v82i2.23

Abstract

Abstract Breeding program of rubber tree to produce elite clones is hampered by the length of selection cycles. On the other hand, attempts to increase production by extensification of the plantation area is also facing a problem from the availability of the rootstock, causing the occurence of fake clones without any information of their origin. Therefore, the availability of molecular markers to be used as DNA fingerprint of rubber tree clones is needed. This will help the breeder to shorten the length of selection program and to identify the purity of the clone. This research was aimed to evaluate 18 SSR primer pairs that had been published to identify 17 rubber clones. Pure genomic DNAs were isolated from 17 clones, followed by experiment to optimize annealing tempe-rature for each primer to obtain the best amplification product. Initially, the PCR product was run in both the agarose and polyacrylamide gels. However, the analysis of all PCR products were then conducted on SDS polyacrylamide gel, since this gel can separate DNA fragments with only a few bases differences. The results showed that 14 clones have been identified specifically using 11 primers. Four out of 18 primer pairs used could identify 12 rubber tree clones, which are PR 107, PR 261, SP 217, PB 330, PB 340, IRR 5, IRR 112, IRR 118, IRR 220, GT 1, BPM 101 and RRIM 712. Each clone can be distinguished from each other using only one primer pair. Identification of the other tree clones (PB 5/51, PB 260, and RRIC 110) has to be conducted by combining the several PCR products using different primer pairs. Although these results showed that SSR markers had high potential to be used as DNA fingerprint on rubber tree clones, the set of the primer pairs should be tested among other clones, as well as other SSR primers should be tested to identify the clones which could not be identified using the 18 primer pairs in this experiment.Abstrak Pemuliaan tanaman karet untuk menghasilkan klon-klon unggul baru menghadapi masalah lamanya siklus seleksi. Di sisi lain, upaya peningkatan produksi melalui pembukaan lahan baru, juga terkendala oleh ketersediaan bibit, yang memicu beredarnya bibit palsu, yang umumnya tidak jelas asal usulnya. Oleh karena itu, diperlukan ketersediaan marka yang dapat digunakan sebagai sidikjari DNA bagi klon-klon tanaman karet yang ada, sehingga dapat membantu mempercepat proses seleksi dan mengetahui kemurnian bibit. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi 18 primer SSR yang telah dipublikasikan untuk mengidentifikasi 17 klon karet. DNA yang murni diisolasi dari 17 klon, kemudian dilakukan optimasi suhu annealing untuk setiap jenis primer agar diperoleh hasil amplifikasi terbaik.  Pada awal percobaan hasil PCR dicek pada gel agarosa dan gel poliakrilamida, namun analisis untuk seluruh hasil PCR dilakukan pada gel SDS poliakrilamid, karena gel ini secara nyata dapat memisahkan fragmen DNA yang hanya berbeda beberapa basa. Hasil percobaan menunjukkan bahwa 14 klon dapat diidentifikasi secara spesifik menggunakan 11 primer. Empat dari 18 pasang primer yang diuji dapat mengidentifikasi 12 klon yang dianalisis, yaitu PR 107, PR 261, SP 217, PB 330, PB 340,. IRR 5, IRR 112, IRR 118, IRR 220, GT 1, BPM 101 dan RRIM 712. Masing-maing klon tersebut dapat dibedakan dari klon lainnya hanya dengan menggunakan satu jenis primer. Sedangkan identifikasi tiga klon lainnya (PB 5/51, PB 260, dan RRIC110) harus dilakukan dengan menggabungkan hasil PCR menggunakan beberapa primer. Meskipun hasil percobaan ini menunjukkan bahwa marka SSR sangat berpotensi untuk digunakan sebagai sidikjari DNA klon-klon karet, namun primer yang sama perlu diuji untuk klon-klon lainnya. Demikian pula primer lain perlu diuji untuk mengidentifikasi klon-klon yang belum teridentifikasi menggunakan 18 primer dalam penelitian ini.
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL MODEL PEREMAJAAN KARET PARTISIPATIF: SUMBER PEMBIAYAAN DARI HASIL PENJUALAN KAYU KARET Sinung Hendratno; Sekar Woelan; Mohamad Irfan Fathurrohman
Warta Perkaretan Vol. 34 No. 1 (2015): volume 34, Nomor 1, Tahun 2015
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (917.399 KB) | DOI: 10.22302/ppk.wp.v34i1.63

Abstract

Pada saat ini terdapat  ± 40 ribu ha areal perkebunan karet rakyat berumur tua dan kurang produktif yang siap diremajakan. Upaya peremajaan karet rakyat terkendala oleh tidak tersedianya sumberdana yang dimiliki petani dan kesiapan kelembagaan peremajaan. Tulisan ini akan menganalisis upaya memberikan solusi alternatif sumber pembiayaan dan kelembagaan peremajaan karet rakyat.Hasil analisis menunjukkan bahwa peremajaan karet rakyat dapat dilakukan dengan Model Peremajaan Karet Partisipatif dan menerapkan teknologi karet anjuran budidaya tanaman, panen/penyadapan, dan pasca panen. Pembiayaan peremajaan karet rakyat dapat dilakukan dengan alternatif memanfaatkan nilai jual kayu karet dan kredit bank. Analisis kelayakan finansial peremajaan karet rakyat menunjukkan bahwa penggunaan sumber pembiayaan dari hasil penjualan kayu karet dan kredit bank disertai dengan penanaman tanaman sela dinilai layak untuk dilakukan.
KERAGAAN KLON IRR SERI 300 DAN 400 DI PENGUJIAN PLOT PROMOSI Sekar Woelan
Warta Perkaretan Vol. 31 No. 1 (2012): Volume 31, Nomor 1, Tahun 2012
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.184 KB) | DOI: 10.22302/ppk.wp.v31i1.261

Abstract

Klon karet IRR  seri 300 dan 400 merupakan hasil seleksi dari kegiatan persilangan tahun 1991 dan 1992. Klon IRR seri 300 berasal dari hasil persilangan sebanyak 25.388 persilangan yang menghasilkan 397 progeni,  sedangkan klon IRR seri  400 berasal dari hasil persilangan  sebanyak 31.120 persilangan yang menghasilkan 828 progeni F1. Semua persilangan dan pengujian plot promosi dilakukan di Balai Penelitian Sungai Putih, Pusat Penelitian Karet. Pengujian Plot Promosi merupakan salah satu metode alternatif untuk mempersingkat masa  seleksi tanaman karet yang membutuhkan waktu hampir 25-30 tahun, sehingga dengan pengujian Plot Promosi masa seleksi dapat dipersingkat 10 – 15 tahun. Materi yang digunakan dalam pengujian Plot Promosi berasal dari 1% progeni terbaik tanaman F1 di pembibitan (Seedling Evaluation Trial = SET), dengan menggunakan rancangan Simple Latice Design. Klon IRR seri 300 dibangun pada tahun 1999 sedangkan klon IRR seri 400 di bangun pada tahun 2004. Sebanyak 21  klon  IRR seri 300 dan 26 klon IRR seri 400  diuji dalam penelitian ini dengan klon pembanding PB 260, RRIC 100, dan BPM 24. Berdasarkan hasil evaluasi klon IRR seri 300  memperlihatkan bahwa klon IRR 302 , IRR 309, IRR 313, IRR 317, IRR 318  dan IRR 319  memiliki pertumbuhan lilit batang yang cukup tinggi, potensi hasil lateks > 45 (g/p/s)  dan ketahanan penyakit gugur daun (Colletrotichum, Corynespora, dan Oidium) yang cukup baik. Dengan demikian klon-klon tersebut dapat dikembangkan menjadi klon unggul harapan penghasil lateks dan lateks-kayu.   Demikian halnya dengan klon IRR seri 400, klon IRR 417 dan IRR 420 dengan potensi hasil lateks selama 2 tahun sadap > 40 (g/p/s), pertumbuhan lilit batang cukup jagur, dan ketahanan penyakit gugur daun (Colletrotichum, Corynespora, dan Oidium) yang cukup baik.  
POTENSI KAYU KARET HASIL PEREMAJAAN DI TINGKAT PERUSAHAAN PERKEBUNAN Sekar Woelan; Nurhawaty siagian; Sayurandi Sayurandi; Sarifah Aini Pasaribu
Warta Perkaretan Vol. 31 No. 2 (2012): Volume 31, Nomor 2, Tahun 2012
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (745.518 KB) | DOI: 10.22302/ppk.wp.v31i2.269

Abstract

Kayu karet merupakan salah satu produk dari pohon karet di samping getah karet dan biji karet.  Sejalan dengan berkembangnya teknologi pemanfaatan kayu karet dan semakin terbatasnya kayu yang berasal dari hutan alam, maka permintaan kayu karet meningkat setiap tahunnya karena bertambahnya jumlah penduduk dunia.  Nilai ekonomi kayu karet yang meningkat dapat digunakan sebagai modal untuk peremajaan kebun karet.  Dalam pemanfaatan kayu karet tua sebagai bahan baku industri berbasis kayu ada beberapa hal yang perlu diketahui yaitu distribusi potensi kayu karet menurut pengusahaan perkebunan dan berapa volume kayu karet per hektar yang dapat dihasilkan dari karet tua.  Hal ini penting untuk menentukan kontinuitas penyediaan bahan baku industri pengolahan kayu karet.
Evaluasi 18 primer SSR untuk pengembangan sidikjari DNA tanaman karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) Evaluation of 18 SSR primers to develop DNA fingerprint of rubber tree (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) Asmini BUDIANI; Sekar WOELAN; Hayati MINARSIH; . NUHAIMI-HARIS; Riza Arief PUTRANTO
Menara Perkebunan Vol. 82 No. 2: 82 (2), 2014
Publisher : INDONESIAN OIL PALM RESEARCH INSTITUTE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/iribb.jur.mp.v82i2.23

Abstract

Abstract Breeding program of rubber tree to produce elite clones is hampered by the length of selection cycles. On the other hand, attempts to increase production by extensification of the plantation area is also facing a problem from the availability of the rootstock, causing the occurence of fake clones without any information of their origin. Therefore, the availability of molecular markers to be used as DNA fingerprint of rubber tree clones is needed. This will help the breeder to shorten the length of selection program and to identify the purity of the clone. This research was aimed to evaluate 18 SSR primer pairs that had been published to identify 17 rubber clones. Pure genomic DNAs were isolated from 17 clones, followed by experiment to optimize annealing tempe-rature for each primer to obtain the best amplification product. Initially, the PCR product was run in both the agarose and polyacrylamide gels. However, the analysis of all PCR products were then conducted on SDS polyacrylamide gel, since this gel can separate DNA fragments with only a few bases differences. The results showed that 14 clones have been identified specifically using 11 primers. Four out of 18 primer pairs used could identify 12 rubber tree clones, which are PR 107, PR 261, SP 217, PB 330, PB 340, IRR 5, IRR 112, IRR 118, IRR 220, GT 1, BPM 101 and RRIM 712. Each clone can be distinguished from each other using only one primer pair. Identification of the other tree clones (PB 5/51, PB 260, and RRIC 110) has to be conducted by combining the several PCR products using different primer pairs. Although these results showed that SSR markers had high potential to be used as DNA fingerprint on rubber tree clones, the set of the primer pairs should be tested among other clones, as well as other SSR primers should be tested to identify the clones which could not be identified using the 18 primer pairs in this experiment.Abstrak Pemuliaan tanaman karet untuk menghasilkan klon-klon unggul baru menghadapi masalah lamanya siklus seleksi. Di sisi lain, upaya peningkatan produksi melalui pembukaan lahan baru, juga terkendala oleh ketersediaan bibit, yang memicu beredarnya bibit palsu, yang umumnya tidak jelas asal usulnya. Oleh karena itu, diperlukan ketersediaan marka yang dapat digunakan sebagai sidikjari DNA bagi klon-klon tanaman karet yang ada, sehingga dapat membantu mempercepat proses seleksi dan mengetahui kemurnian bibit. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi 18 primer SSR yang telah dipublikasikan untuk mengidentifikasi 17 klon karet. DNA yang murni diisolasi dari 17 klon, kemudian dilakukan optimasi suhu annealing untuk setiap jenis primer agar diperoleh hasil amplifikasi terbaik.  Pada awal percobaan hasil PCR dicek pada gel agarosa dan gel poliakrilamida, namun analisis untuk seluruh hasil PCR dilakukan pada gel SDS poliakrilamid, karena gel ini secara nyata dapat memisahkan fragmen DNA yang hanya berbeda beberapa basa. Hasil percobaan menunjukkan bahwa 14 klon dapat diidentifikasi secara spesifik menggunakan 11 primer. Empat dari 18 pasang primer yang diuji dapat mengidentifikasi 12 klon yang dianalisis, yaitu PR 107, PR 261, SP 217, PB 330, PB 340,. IRR 5, IRR 112, IRR 118, IRR 220, GT 1, BPM 101 dan RRIM 712. Masing-maing klon tersebut dapat dibedakan dari klon lainnya hanya dengan menggunakan satu jenis primer. Sedangkan identifikasi tiga klon lainnya (PB 5/51, PB 260, dan RRIC110) harus dilakukan dengan menggabungkan hasil PCR menggunakan beberapa primer. Meskipun hasil percobaan ini menunjukkan bahwa marka SSR sangat berpotensi untuk digunakan sebagai sidikjari DNA klon-klon karet, namun primer yang sama perlu diuji untuk klon-klon lainnya. Demikian pula primer lain perlu diuji untuk mengidentifikasi klon-klon yang belum teridentifikasi menggunakan 18 primer dalam penelitian ini.