Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

HUBUNGAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI DENGAN TERJADINYA KARIES GIGI PADAANAK USIA SEKOLAH KELAS IV Khoirin Khoirin
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 3: Februari 2019 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/jam.v3i1.342

Abstract

Latar belakang: Karies gigi adalah suatu proses kronis, regresif yang dimulai dengan larutnya mineral email, sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh pembentukan asam mikrobial dari substrat (médium makanan bagi bakteri) yang dilanjutkan dengant imbulnya destruksi komponen-kompon enorganik yang akhirnya terjadi kavitasi (pembentukan lubang). Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kebiasaan meggosok gigi dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah kelas IV di SD Negeri 132 Palembang tahun 2018. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian  deskriptif kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi penelitian ini adalah anak sekolah kelas VI di SD Negeri 132 Palembang. Tehnik yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan tehnik simple random sampling yaitu sebanyak 129 Responden. Hasil: Berdasarkan hasil análisis bivariat dengan  menggunakan ujistatistik chisquare diperoleh nilai p = 0,003< ɑ  maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan menggosok gigi dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah kelas IV di SD Negeri 132 Palembang. Saran: diharapkan bagi SD Negeri 132 Palembang mengontrol kesehatan gigi dan mulut setiap 6 bulan sekali. Kata Kunci     : Kebiasaan Menggosok Gigi Dan Karies Gigi
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA SD TENTANG CUCI TANGAN PAKAI SABUN Khoirin Khoirin; Uci Jayanti
Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Vol 11, No 1 (2019): Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan
Publisher : STIKES 'Aisyiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/bi.v11i1.259

Abstract

Latar belakang: Menurut World Health Organization (WHO), kejadian diare menurun 45% dengan perilaku mencuci tangan pakai sabun, 32% dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap sanitasi dasar, dan 39% perilaku pengelolaan air minum yang di rumah tangga, dengan upaya tersebut kejadian diare menurun sebesar 94% ( WHO, 2017). Tujuan: penelitian ini diketahui distribusi frekuensi gambaran pengetahuan siswa SD tentang cuci tangan pakai sabun, Metode: Penelitian ini dengan menggunakan metode deskriptif dan pendekatan kuantitatif yang memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti, sampel yang diambil dengan cara Random Sampling yaitu secara random atau acak  dijadikan sampel penelitian sebanyak 65 sampel. Hasil: Dari penelitian didapatkan bahwa pengetahuan siswa tentang pengertian cuci tangan pakai sabun baik 93,8%, cukup baik 6,2%, dan tidak ada responden yang berpengetahuan kurang baik. sedangkan pengetahuan siswa tentang  cuci tangan pakai sabun baik 100%, tidak ada respnden yang berpengetahuan  cukup baik, dan tidak ada responden yang berpengetahuan kurang baik. Saran: Penambahan sarana tempat mencuci tangan di setiap ruangan kelas bagi siswa dan meningkatkan pemberian penyuluhan kepada siswa terutama tentang cuci tangan pakai sabun dan melakukan gerakan cuci tangan sehat setiap jum’at sehingga siswa tidak lupa dan bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kata Kunci     : Pengetahuan, Siswa SD Tentang Cuci Tangan Pakai Sabun
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEMAM TIFOID DENGAN METODE ATC/DDD Galih Pratiwi; Meri Rosita; Khoirin Khoirin
Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Vol 14, No 2 (2022): Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan
Publisher : STIKES 'Aisyiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/bi.v14i2.958

Abstract

Latar Belakang: Antibiotik merupakan obat yang paling banyak diresepkan di rumah sakit. Kejadian resistensi penggunaan antibiotik pada terapi tifoid dapat terjadi akibat penggunaan antibiotik yang tidak tepat. WHO menggunakan ATC (Chemical Therapeutic Chemical) dan DDD (Daily Dosis Defined) sebagai standar global untuk studi penggunaan obat, salah satu penggunaan antibiotik menggunakan metode ATC / DDD untuk digunakan. Tujuan: Mengevaluasi penggunaan antibiotik pasien demam tipoid dikaji dari segi kuantitas penggunaannya. Metode: Metode retrospektif dilakukan secara cross sectional, populasi seluruh data rekam medis pasien demam tifoid dirawat inap pada bulan Januari-Juni tahun 2021 sebanyak 32 orang, pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling berjumlah 32 responden. Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Rekam Medis RSUD Pratama Lubai Ulu bulan Mei - Juli tahun 2021. Analisis data menggunakan analisis dekriptif memberikan gambaran dari hasil penelitian yang diperoleh. Pengumpulan data secara univariat. Hasil: Lama perawatan > 0,96 hari, terdapat dua jenis antibiotik dengan penggunaan tertinggi adalah antibiotik Ceftriaxone (59%), dan Cefotaxim (41%), Nilai DDD 100 patients-days antibiotika yang melebihi ketetapan WHO yaitu Ceftriaxone 50,1 dan Cefotaxim 20,2 ada ketidakrasionalan penggunaan antibiotik RSUD Pratama Lubai Ulu Saran: Agar menjadi bahan pertimbangan dalam menetapkan pengobatan pada pasien demam tifoid . Kata Kunci: Antibiotika, Demam tipoid, metode DDD