Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

CIRI KHAS DAN BENTUK RUMAH BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG NDARU Hario Sutaji HARIO SUTAJI; MUHAMMAD AGUNG WAHYUDI
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 22 No. 26 (2018): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banyubiru  merupakan  kecamatan  di  Kabupaten  Semarang  yang  di  sisi  Timur  Laut berbatasan langsung dengan danau Rawapening dan pada sisi Selatan terletak gunung Telomoyo.   Pemukiman   di  sekitarnya   diperkirakan   sudah   berumur   lama,   dibuktikan dengan  keberadaan  candi  Dukuh  di  area  tepian  Rawapening.  Selain  itu  juga  banyak batu-batu candi yang ditemukan di desa Kebondowo yang merupakan desa paling ramai di kecamatan Banyubiru. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap karakteristik atau kekhasan rumah yang ada di kawasan Banyubiru, yakni kawasan sekitaran Danau Rawapening  dan  Gunung  Telomoyo.  Utamanya  untuk  mendapat  gambaran  karakteristik rumah  khas   perbukitan  di  kawasan  pinggiran  Negarigung,   yang  berbatasan  dengan Pesisiran  Kilen  dan  Wetan.  Sementara  itu  rumah-rumah  di daerah  ini terbukti memiliki bentuk  dan ciri-ciri yang berbeda jika dibandingkan dengan rumah tradisional di daerah lain seperti pesisir atau disekitar Surakarta serta Yogyakarta. Kondisi geografisnya yang terletak   di  pegunungan,   orientasi  bangunan   rumah   yang   lebih   mengutamakan   jalan didepan   rumah,   tatanan   memanjang   ke   belakang,   dengan   bentuk   atap   kampung srotongan adalah kekhasan yang dimiliki.
CIRI KHAS DAN BENTUK RUMAH BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG NDARU Hario Sutaji HARIO SUTAJI; MUHAMMAD AGUNG WAHYUDI
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 22 No. 26 (2018): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banyubiru  merupakan  kecamatan  di  Kabupaten  Semarang  yang  di  sisi  Timur  Laut berbatasan langsung dengan danau Rawapening dan pada sisi Selatan terletak gunung Telomoyo.   Pemukiman   di  sekitarnya   diperkirakan   sudah   berumur   lama,   dibuktikan dengan  keberadaan  candi  Dukuh  di  area  tepian  Rawapening.  Selain  itu  juga  banyak batu-batu candi yang ditemukan di desa Kebondowo yang merupakan desa paling ramai di kecamatan Banyubiru. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap karakteristik atau kekhasan rumah yang ada di kawasan Banyubiru, yakni kawasan sekitaran Danau Rawapening  dan  Gunung  Telomoyo.  Utamanya  untuk  mendapat  gambaran  karakteristik rumah  khas   perbukitan  di  kawasan  pinggiran  Negarigung,   yang  berbatasan  dengan Pesisiran  Kilen  dan  Wetan.  Sementara  itu  rumah-rumah  di daerah  ini terbukti memiliki bentuk  dan ciri-ciri yang berbeda jika dibandingkan dengan rumah tradisional di daerah lain seperti pesisir atau disekitar Surakarta serta Yogyakarta. Kondisi geografisnya yang terletak   di  pegunungan,   orientasi  bangunan   rumah   yang   lebih   mengutamakan   jalan didepan   rumah,   tatanan   memanjang   ke   belakang,   dengan   bentuk   atap   kampung srotongan adalah kekhasan yang dimiliki.
Analisis Aksesbilitas dan Fasilitas Difabel di Masjid At-Taqwa Bandung Lulut Tri Wahyudi; Muhammad Agung Wahyudi
UMPAK : Jurnal Arsitektur dan Lingkungan Binaan Vol 4, No 1 (2021): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik dan Informatika, Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/umpak.v4i1.17290

Abstract

Sarana dan fasilitas difabel berperan penting dalam desain teknis, bahkan menjadi syarat Permen PU dan Perumahan Rakyat nomor 14/PRT/M/2017 tentang kemudahan bangunan  gedung. Penelitian ini akan menganalisis aksesbilitas dan fasilitas difabel pada masjid At-taqwa Bandung. Penelitian ini dilakukan secara berkala yaitu pada waktu sholat  dhuhur,  asar,  dan sholat jum’at, dengan metode wawancara dan observasi lapangan dan dilakukan mulai dari pengamatan langsung di lapangan, dengan menganalisis aksesbilitas difabel, terutama akses  masuk ke dalam masjid, sangat diperlukan ramp untuk difabel agar difabel mudah dalam mengakses masjid. Dari semua penelitian pada sarana dan fasilitas difabel masih ada yang belum memenuhi syarat Permen PU dan Perumahan Rakyat nomor 14/PRT/M/2017 tentang kemudahan bangunan gedung, yaitu tidak ada area parkir khusus difabel, tidak ada ramp untuk akses difabel, tidak ada tempat wudhu khusus difabel, tidak ada toilet khusus difabel serta ukuran tangga yang tidak sesuai persyaratan. Sehingga penyandang disabilitas tidak dapat mengakses masjid At- taqwa. Disability facilities and facilities play an important role in technical design, and even become a requirement for Permen PU and Public Housing  number 14/PRT/M/2017 regarding  the ease of building. This study will analyze the accessibility and disabled facilities at the At- taqwa mosque in Bandung. This research is conducted periodically, namely during the midday prayer, asar, and Friday prayers, with interviews and field observations and starting from direct observation in the field, by analyzing the accessibility of the disabled, especially access to enter the mosque, it is very necessary to ramp diffable so that the diffable can  easily  access the mosque. Of all the studies on disability facilities and facilities, there are still those who do not meet the requirements of the Minister of Public Works and Public Housing number 14/PRT/M/2017 on the ease of building, that is, there is no special parking area for disabled people, there is no ramp for disabled access, there is no place special ablution for the disabled, there is no special toilet with disabilities and the size of the stairs that does not fit the requirements. So people with disabilities cannot access the At-taqwa mosque.
Analisis Dimensi Lebar Jalur Pedestrian Di Jl. Jolotundo Semarang Muhammad Agung Wahyudi; Danang Galih Prasetya
UMPAK : Jurnal Arsitektur dan Lingkungan Binaan Vol 4, No 2 (2021): September
Publisher : Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik dan Informatika, Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/umpak.v4i2.17298

Abstract

Jaringan pejalan kaki seperangkat titik (node) dan garis (line) yang saling berhubungan yang mewakili kemungkinan rute dari satu lokasi lain.Biasa digunakan untuk analisis sumber dasya yang bergerak melalui sekumpulan fitur yang saling berhubungan ini mencakup penentuan jalur optimal menggunakan aturan keputusan yang ditentukan.Analisis ini dapat membantu pemerintah khususnya Kota Semarang dalam memperbaiki fungsi pedestrian. Pada saat ini seringkali pedestrian seringkali dihunakan sebagai tempat berjualan, tempat tambal ban maupun parkir liar sehingga para pejalan kaki merasakan ketidak nyamanan di pedestrian ketika berjalan. Hal tersebut meningkatkan resikonya terjadi kecelakaan baik terserempet kendaraan yang melewati pedestrian maupun para pejalan kaki yang pada akhirnya harus berpindah menggunakan bahu jalan untuk berjalan kaki. Oleh karena itu pedestrian sangat penting dibangun untuk menjamin keamanan dan kenyamanan bagi para pejalan kaki maupun pengendara. Dalam keputusan Direktur Jendral Bina Marga No.76/KPTS/Db/1999 tanggal 20 Desember tahun 1999 telah disepakati bahwa trotoar/pedestrian adalah bagian dari jalan raya yang khusus disediakan untuk pejalan kaki. Pedestrian networks are a set of interconnected nodes and lines representing possible routes from one location to another. Typically used for basic source analysis moving through this set of interconnected features involves determining the optimal path using defined decision rules. This analysis can help the government, especially the city of Semarang, in improving pedestrian functions. At this time, pedestrians are often used as a place to sell, tire patches and illegal parking so that pedestrians feel uncomfortable on the pedestrian when walking. This increases the risk of accidents either being hit by a vehicle passing pedestrians or by pedestrians who eventually have to move using the shoulder of the road to walk. Therefore, it is very important to build pedestrians to ensure safety and comfort for pedestrians and motorists. In the decision of the Director General of Highways No.76 / KPTS / Db / 1999 dated December 20, 1999, it was agreed that sidewalks / pedestrians are part of the road specifically provided for pedestrians