Ananda Agneshia Putri
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisa Kelayakan Finansial Kereta Bandara Udara Internasional Radin Inten II Lampung Selatan dengan Pembangunan Double Track Nurmagita Pamursari; Ananda Agneshia Putri
CIVED Vol 7, No 3 (2020): September 2020
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/cived.v7i3.110343

Abstract

Semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk di Lampung berdampak pula dengan peningkatan  kuantitas penumpang yang menggunakan Bandara Internasional Raden Intan II Lampung Selatan. Oleh karena itu sangat dibutuhkan fasilitas penunjang yang bukan hanya mempermudah perjalanan namun yang paling penting adalah ketepatan waktu.upaya pengembangan yang sedang dilakukan adalah membangun transportasi kerata bandara di Kota Bandar Lampung menuju Bandara Internasional Raden Inten II yang telah bertaraf Internasional. Pada penelitian sebelumnya sudah dianalisa terkait rencana pembangunan sistem operasi kereta ini untuk mengetahui layak atau tidak sebenarnya pembangunan sistem operasi kereta bandara ini terhadap aspek teknis, operasional ekonomi dan juga finansial dengan menggunakan jalur eksisting. Dan hasil analisis menunjukan skenario penggunaan jalur eksisting dapat mengganggu perjalanan kereta api yang sudah ada. Oleh karena itu pada penelitian ini penulis menganalisa kelayakan investasi dengan skenario penambahan jalur kereta.Adapun berdasarkan hasil yang diperoleh terhadap parameter-parameter kelayakan yang dipakai menunjukkan hanya pada analisis kelayakan finansial  nilai tertinggi NPV: Rp. 362,085,551,542 > 0, BCR: 0,269, < 0, serta IRR: 6.51% payback periode 19 tahun, Dapat disimpulkan hanya pada skenario optimis menunjukkan bahwa semua parameter investasi layak untuk digunakan.
Dampak Finansial Akibat Keterlambatan Pelaksanaan Proyek Kontruksi Kereta Cepat Jakarta-Bandung Ananda Agneshia Putri; Iris Mahani
JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING BUILDING AND TRANSPORTATION Vol. 8 No. 2 (2024): JCEBT SEPTEMBER
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jcebt.v7i2.10195

Abstract

Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung terjadi keterlambatan proyek yang mengakibatkan kenaikan biaya investasi dari perkiraan semula Rp 85 triliun (USD 5,66 miliar) akan menjadi sekitar Rp 117 triliun (USD 7,46 miliar) pada tahun 2023. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis terhadap kelayakan finansial dari sebelum dan sesudah terjadinya kenaikan biaya investasi proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung serta bagaimana evaluasi finansial proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung agar layak secara finansial. Penelitian ini menggunakan parameter NPV dan IRR dengan 5 skenario dimana skenario 1 menggunakan data biaya investasi, biaya operasional dan maintenance, jumlah penumpang dan biaya tarif berdasarkan FS, sedangkan untuk skenario 2,3,4 dan 5 menggunakan data biaya investasi, biaya operasional dan maintenance, biaya tarif, berdasarkan kondisi eksisting sekarang, dimana jumlah penumpang menggunakan 3 skenario optimis, moderate, pesimis, dan analisis senstivitas. Adapun berdasarkan hasil yang diperoleh terhadap parameter-parameter kelayakan yang dipakai menunjukkan pada analisis finansial berdasarkan FS KCIC sebelum adanya keterlambatan proyek dan terjadi kenaikan biaya investasi nilai IRR sebesar 13.27% > MARR yang digunakan oleh KCIC sebesar 12.89%. nilai NPV bernilai positif sebesar Rp1,021,139 (miliar). Sedangkan dalam perjalanan proyek terjadi keterlambatan proyek yang berakibat kenaikan biaya sehingga nilai IRR menjadi 11.13% < MARR dan NPV menjadi -Rp5,041,876 (miliar). Berdasarkan hasil nilai analisis sensitivitas kelayakan finansial, Hasil simulasi menunjukkan bahwa untuk menjadi layak finansial maka jumlah penumpang harus meningkat minimal 25% per tahun dengan skenario optimis. Untuk skenario moderate dan pesimis belum menjadi layak finansial meskipun jumlah penumpang meningkat sampai dengan 30% per tahun.