Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS PERAN FAKTOR PENYEBAB KEMATIAN MATERNAL YANG DAPAT DICEGAH TERHADAP KETERLAMBATAN RUJUKAN DAN PENANGANAN DI KABUPATEN KARAWANG PROVINSI JAWA BARAT Jasmi ati; Firman F Wirakusumah; Hadyana Sukandar; Farid Husin; Yudi Mulyana Hidayat; Unggul Yudatmo
Indonesian Trust Health Journal Vol 2 No 2 (2019): Indonesian Trust Health Journal
Publisher : STIKes Murni Teguh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (608.472 KB) | DOI: 10.37104/ithj.v2i2.38

Abstract

Maternal mortality rate is an important indicator of public health quality. Most of the causes of maternal mortality are preventable factors such as patients, health workers, health facilities and referral. The purpose of this study was to analyze of the role of factors maternal mortality could have been prevented to delays in referral and treatment. This is a sequential explanatory mixed method research. The first stage is carried out through quantitative cross sectional study with data capture as much as 65 maternal mortality could have been prevented retrieved from 2015’s Maternal Perinatal Audit (AMP) documents in Karawang Regency. The second stage is through qualitative approach with Focused Group Discussion (FGD) and in-depth interviews.The results of quantitative research shows that the majority (52 cases or 80,0%) of maternal mortality could have been prevented with delays in referral and treatment and there is a significant role of patient factors, health workers, health facilities with delays in referral and treatment while the referral factor does not have a significant role. Qualitative research results indicate that maternal mortality is caused by patient factors such as mother’s attitude toward risk, delayed and/or refusing treatment; factors of health workers due to lack of early detection, poor quality of service, lack of skilled professionals and late treatment; health facilities factors due to poor facility; referral factors such as referral refusal, referral inaccuracies and referral delays due to patient’s financial factor and team coordination and cross-sectoral cooperation is also contributing factors. The failure of early detection and decision-making due to lack of capacity of health personnel to recognize and capture high-risk cases and failure to effectively provide information, education and communication (KIE) are factors that cause delays in referral and treatment. Therefore, active participation of society, stakeholders, health professionals and policy makers are required to improve the quality of obstetric care to reduce maternal mortality. Abstrak Kematian maternal menjadi indikator penting derajat kesehatan masyarakat. Sebagian besar penyebab kematian maternal dapat dicegah meliputi faktor pasien, tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan dan rujukan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis peran faktor penyebab kematian maternal yang dapat dicegah terhadap keterlambatan rujukan dan penanganan. Desain penelitian menggunakan sequensial eksplanatory mixed method. Tahap pertama secara kuantitatif yaitu cross sectional dengan pengambilan data dari dokumen Audit Maternal Perinatal (AMP) tahun 2015 sebanyak 65 kematian maternal yang dapat dicegah di Kabupaten Karawang. Tahap kedua secara kualitatif melalui Focus Group Discussion (FGD) dan wawancara mendalam. Hasil penelitian kuantitatif menunjukkan sebagian besar kematian maternal yang dapat dicegah mengalami keterlambatan rujukan dan penanganan yaitu 52 kasus (80,0%) dan terdapat peran yang bermakna dari faktor pasien, tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan terhadap keterlambatan rujukan dan penanganan sedangkan faktor rujukan tidak terdapat peran yang bermakna. Hasil penelitian kualitatif didapatkan penyebab dari faktor pasien karena karakteristik ibu berisiko, terlambat mencari penanganan dan menolak pengobatan, dari faktor tenaga kesehatan karena kurangnya deteksi dini dan kualitas pelayanan, kurangnya tenaga profesional dan terlambat penanganan, dari faktor fasilitas kesehatan karena kurang fasilitas, dari faktor rujukan karena menolak rujukan, kurang tepatnya rujukan dan keterlambatan rujukan terkait biaya dan koordinasi tim serta kerja sama lintas sektor juga merupakan faktor yang berperan. Keterlambatan deteksi dini dan pengambilan keputusan karena kurangnya kemampuan tenaga kesehatan mengenali dan menjaring kasus risiko tinggi serta tidak efektif memberikan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) yang menyebabkan keterlambatan rujukan dan penanganan. Diperlukan peran serta masyarakat, stakeholder, tenaga kesehatan dan pengambil kebijakan dalam meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan untuk menurunkan kematian maternal.
Pengembangan Modul Konseling Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR) bagi Bidan Ferina Ferina; Benny Hasan Purwara; Elsa Pudji Setiawati; Hadi Susiarno; Muniroh Abdurrahman; Hadyana Sukandar
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol 29 No 1 (2019)
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/mpk.v29i1.384

Abstract

Abstract The participation of IUD contraception has not reached a satisfactory rate. The factor that caused this because acceptors did not receive side-effects, fears of sexual intercourse disorders and the risk of malignancy. Lack of information through counseling causes this problems. It caused the ability of midwives to do counseling is still low. The counseling guide available on the form of Family Planning Decision Making Tools (ABPK) with the form of structured counseling has not been able to encourage midwives to conduct counseling properly. Too many ABPK sheets make it difficult for midwives to apply counseling practices. The aim of this study was to develop a IUD counseling module. The research design used was exploratory qualitative with a narrative approach. Samples were selected by purposive sampling, consisting of two counseling experts, three obstetricians experts, three experts from midwifery person from an Indonesian language expert, eight midwives practitioners and eight women of reproductive age. Data was collected by in-depth interviews of experts. Data were processed through the stages of transcription, reduction, coding, categorization to form a theme. The theme obtained was then developed into a draft module with a narrative literature review approach to produce a draft module for IUD counseling. The validity test of qualitative data was carried out by triangulation through midwife group discussions, discussion groups of fertile age women, and expert judgement in April to July 2017. The results of this study are a prototype of the IUD counseling module that can be applied as a guide for midwives because this module does not only contain how the technique of counseling, what will be conveyed in counseling and what distinguishes it from the previous module, in this module there is preparation that strengthens an important midwife to carry out counseling. Abstrak Keikutsertaan kontrasepsi Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR) hingga saat ini belum memuaskan. Faktor yang menyebabkan diantaranya akseptor tidak menerima efek samping, khawatir gangguan hubungan seksual, dan risiko keganasan. Informasi melalui konseling yang kurang berkualitas menyebabkan masalah tersebut. Hal ini terjadi karena kemampuan bidan melakukan konseling masih rendah. Panduan konseling berupa Alat Bantu Pengambilan Keputusan ber-KB (ABPK) dengan bentuk konseling terstrukur belum mampu mendorong bidan melakukan konseling dengan baik. Lembar ABPK yang terlalu banyak menyulitkan bidan untuk konseling. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan modul konseling AKDR. Desain penelitian ini adalah exploratory qualitative dengan pendekatan naratif. Sampel dipilih dengan purposive sampling, terdiri dari 2 pakar konseling, 3 pakar Keluarga Berencana (KB)-dokter spesialis obstetri dan ginekologi, 3 pakar bidan, 1 pakar bahasa Indonesia, 8 praktisi bidan dan 8 Wanita Usia Subur (WUS). Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam untuk mendapatkan penjelasan yang memadai dari pakar. Data diolah melalui tahap transkripsi, reduksi, koding, kategorisasi hingga terbentuk tema. Tema yang diperoleh kemudian dikembangkan menjadi draf modul dengan pendekatan narrative literature review hingga dihasilkan draf modul konseling AKDR. Uji keabsahan data kualitatif dilakukan dengan triangulasi melalui diskusi kelompok bidan, diskusi kelompok WUS, dan expert judgement pada bulan April-Juli 2017. Hasil penelitian ini berupa prototipe modul konseling AKDR yang dapat diterapkan untuk menjadi panduan bagi bidan karena modul ini tidak hanya berisi bagaimana teknik konseling, informasi yang disampaikan dalam konseling dan yang membedakan dengan modul sebelumnya, dalam modul ini terdapat persiapan yang menguatkan seorang bidan penting melaksanakan konseling.
FUNGSI SEKSUAL WANITA PASCA TUBEKTOMI (STUDI LAPANGAN DI KOTA SURAKARTA) Sri Kustiyati; Hidayat Widjayanegara; Hadyana Sukandar
Gaster Vol 12 No 1 (2015): FEBRUARI
Publisher : P3M Universitas 'Aisyiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (699.39 KB)

Abstract

Latar Belakang: Pemakaian kontrasepsi terkadang menimbulkan beberapa efek samping yang dapat mempengaruhi kualitas hidup akseptor. Tujuan: Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan salah satu kualitas hidup yaitu  fungsi seksual antara wanita tubektomi dan tanpa kontrasepsi. Metode: Rancangan penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan potong lintang terhadap 44 akseptor tubektomi yang telah menjalani tubektomi minimal 12 bulan dan 44 wanita yang tidak memakai alat kontrasepsi tetapi tidak dalam keadaan hamil, dengan rentang umur dan kriteria yang sama. Penelitian dilaksanakan di Surakarta pada bulan Juni-Juli 2011 dengan menggunakan kuesioner Female Sexual Function Index (FSFI). Analisis data menggunakan uji Mann-Whitney. Hasil: Median skor fungsi seksual wanita tubektomi 224, tanpa kontrasepsi 238 (ZM-W= 2,412, nilai p= 0,016). Simpulan: Terdapat perbedaan fungsi seksual antara wanita tubektomi dan tanpa kontrasepsi. Saran: Masyarakat hendaknya memiliki informasi lebih rinci mengenai efek dari tubektomi dan dapat membuat keputusan yang lebih tepat tentang penggunaan kontrasepsi yang akan digunakan Kata kunci: Fungsi seksual dan  tubektomi.
ANALISIS PERAN FAKTOR PENYEBAB KEMATIAN MATERNAL YANG DAPAT DICEGAH TERHADAP KETERLAMBATAN RUJUKAN DAN PENANGANAN DI KABUPATEN KARAWANG PROVINSI JAWA BARAT Jasmi ati; Firman F Wirakusumah; Hadyana Sukandar; Farid Husin; Yudi Mulyana Hidayat; Unggul Yudatmo
Indonesian Trust Health Journal Vol 2 No 2 (2019): Indonesian Trust Health Journal
Publisher : Universitas Murni Teguh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37104/ithj.v2i2.38

Abstract

Maternal mortality rate is an important indicator of public health quality. Most of the causes of maternal mortality are preventable factors such as patients, health workers, health facilities and referral. The purpose of this study was to analyze of the role of factors maternal mortality could have been prevented to delays in referral and treatment. This is a sequential explanatory mixed method research. The first stage is carried out through quantitative cross sectional study with data capture as much as 65 maternal mortality could have been prevented retrieved from 2015’s Maternal Perinatal Audit (AMP) documents in Karawang Regency. The second stage is through qualitative approach with Focused Group Discussion (FGD) and in-depth interviews.The results of quantitative research shows that the majority (52 cases or 80,0%) of maternal mortality could have been prevented with delays in referral and treatment and there is a significant role of patient factors, health workers, health facilities with delays in referral and treatment while the referral factor does not have a significant role. Qualitative research results indicate that maternal mortality is caused by patient factors such as mother’s attitude toward risk, delayed and/or refusing treatment; factors of health workers due to lack of early detection, poor quality of service, lack of skilled professionals and late treatment; health facilities factors due to poor facility; referral factors such as referral refusal, referral inaccuracies and referral delays due to patient’s financial factor and team coordination and cross-sectoral cooperation is also contributing factors. The failure of early detection and decision-making due to lack of capacity of health personnel to recognize and capture high-risk cases and failure to effectively provide information, education and communication (KIE) are factors that cause delays in referral and treatment. Therefore, active participation of society, stakeholders, health professionals and policy makers are required to improve the quality of obstetric care to reduce maternal mortality. Abstrak Kematian maternal menjadi indikator penting derajat kesehatan masyarakat. Sebagian besar penyebab kematian maternal dapat dicegah meliputi faktor pasien, tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan dan rujukan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis peran faktor penyebab kematian maternal yang dapat dicegah terhadap keterlambatan rujukan dan penanganan. Desain penelitian menggunakan sequensial eksplanatory mixed method. Tahap pertama secara kuantitatif yaitu cross sectional dengan pengambilan data dari dokumen Audit Maternal Perinatal (AMP) tahun 2015 sebanyak 65 kematian maternal yang dapat dicegah di Kabupaten Karawang. Tahap kedua secara kualitatif melalui Focus Group Discussion (FGD) dan wawancara mendalam. Hasil penelitian kuantitatif menunjukkan sebagian besar kematian maternal yang dapat dicegah mengalami keterlambatan rujukan dan penanganan yaitu 52 kasus (80,0%) dan terdapat peran yang bermakna dari faktor pasien, tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan terhadap keterlambatan rujukan dan penanganan sedangkan faktor rujukan tidak terdapat peran yang bermakna. Hasil penelitian kualitatif didapatkan penyebab dari faktor pasien karena karakteristik ibu berisiko, terlambat mencari penanganan dan menolak pengobatan, dari faktor tenaga kesehatan karena kurangnya deteksi dini dan kualitas pelayanan, kurangnya tenaga profesional dan terlambat penanganan, dari faktor fasilitas kesehatan karena kurang fasilitas, dari faktor rujukan karena menolak rujukan, kurang tepatnya rujukan dan keterlambatan rujukan terkait biaya dan koordinasi tim serta kerja sama lintas sektor juga merupakan faktor yang berperan. Keterlambatan deteksi dini dan pengambilan keputusan karena kurangnya kemampuan tenaga kesehatan mengenali dan menjaring kasus risiko tinggi serta tidak efektif memberikan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) yang menyebabkan keterlambatan rujukan dan penanganan. Diperlukan peran serta masyarakat, stakeholder, tenaga kesehatan dan pengambil kebijakan dalam meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan untuk menurunkan kematian maternal.