Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

FORMULASI PENGATURAN PERENCANA KEUANGAN (FINANCIAL PLANNER) PADA SEKTOR JASA KEUANGAN DI INDONESIA Davin Davin
Kumpulan Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum Sarjana Ilmu Hukum, Juni 2021
Publisher : Kumpulan Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Davin, Ratih Dheviana Puru Hitaningtyas, Prawatya Ido Nurhayati Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono No.169 Malang, Jawa Timur - Indonesia e-mail: davinreinhart@outlook.com ABSTRAK Profesi perencana keuangan adalah profesi yang memberikan jasa nasihat keuangan kepada klien yang ingin merencanakan keuangannya untuk jangka panjang atau masalah-masalah keuangan lainnya yang dialami oleh klien. Di Indonesia, pada tahun 2014 pernah terjadi kasus antara institusi perencana keuangan dengan seorang public figure yang dirugikan karena nasihat yang diberikan oleh institusi tersebut. Pada tahun 2020, kembali terjadi kasus serupa dimana suatu institusi memberikan nasihat keuangan yang juga telah merugikan banyak klien. Dari dua kasus tersebut, permasalahan yang timbul adalah kegiatan perencana keuangan yang bertindak sebagai manajer investasi yang sebenarnya bukan merupakan ranah kegiatan perencana keuangan. Formulasi pengaturan kegiatan perencana keuangan menjadi urgensi agar kegiatan perencana keuangan tidak menyinggung kegiatan jasa keuangan lain yang telah diatur tersendiri. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode yuridis-normatif dengan pendekatan perbandingan dengan negara Australia dan Selandia Baru. Hasil penelitian ini menunjukkan urgensi pengaturan kegiatan jasa perencana keuangan di Indonesia adalah untuk memperjelas ranah kewenangan, sehingga tidak menimbulkan persinggungan dengan profesi sektor keuangan lain yang telah diatur tersendiri dalam peraturan sektoral serta dua kasus diatas tidak terulang kembali. Selain itu, formulasi peraturan kegiatan perencana keuangan dapat dilakukan dengan membandingkan pengaturan di negara Australia dan Selandia Baru yang merumuskan definisi, tugas pokok dan fungsi, dan bentuk tanggung jawab yang berupa denda dan pencabutan izin oleh otoritas yang berwenang. Maka dari itu, penulis menyarankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk merumuskan peraturan kegiatan perencana keuangan, sehingga tidak lagi menimbulkan persinggungan dengan profesi lain yang telah diatur tersendiri. Kata Kunci: Perencana keuangan, formulasi, bentuk tanggung jawab ABSTRACT A financial planner is hired to provide clients with a long-term financial consultation or to help them with the financial issues the clients are facing. In 2014 a public figure had to face financial losses following a consultation with a financial planner. A similar case also happened in 2020. Specifically, the financial institution hired as a financial planner served as investment manager, and this scope is not within the capacity of a financial planner. Responding to this issue, the formulation of regulations governing the role of financial planners is required to assign them to their own tasks without having to spoil the tasks of other professional bodies. This research employed a normative-juridical method, and comparative approach comparing Indonesia, Australia and New Zealand. This research reveals that there should be an urgency in regulating the extent of the authority of financial planners to avert any conflict between financial planning professionals and other finance-related professionals. The formulation of the regulations concerned could also compare Indonesia and Australia and New Zealand in terms of formulating the definition, main tasks, role, and liabilities that may involve fines and permit revocation by an authorized body. Thus, it is essential that Financial Services Authority formulate the regulations governing financial planning activities to avert any further conflict among professionals. Keywords: financial planning, formulation, liabilities
ALAT PENGUKUR PANJANG PIPA PADA PEKERJAAN SUMUR MINYAK DAN GAS BERBASIS MIKROKONTROLER Surya Alimsyah; Davin Davin
Sinusoida Vol 22 No 3 (2020): Jurnal Penelitian dan Pengkajian Elektro
Publisher : INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Coiled tubing adalah suatu alat yang digunakan pada beberapa jenis perkerjaan di sumur minyak dan gas. Fungsi dari coiled tubing ini adalah untuk mengantarkan alat mekanikal, sensor, atau cairan kimia ke dalam sumur. Berdasarkan fungsinya, parameter kedalaman dan kecepatan menjadi penting untuk diketahui dalam proses pekerjaannya. Pada umumnya banyak perusahaan yang masih menggunakan depth counter secara konvensional (tidak otomatis). Walaupun ada beberapa perusahaan yang sudah menggunakan depth counter digital. Tetapi depth counter digital tersebut hanya bisa membaca kecepatan dan kedalaman, tidak dilengkapi dengan sistem peringatan kecepatan, dan kedalaman disaat mencapai target. Makalah ini merancang dan membuat depth counter digital yang akan mengatasi kelemahan depth counter konvensional dalam hal kemudahan kalibrasi, pergantian satuan ukur, pengukuran kecepatan / kedalaman secara real time, dan perekaman data pekerjaan secara otomatis. Selain itu depth counter ini juga dilengkapi dengan sistem alarm. Alarm ini berfungsi untuk memberitahukan kepada operator disaat terjadi perubahan kecepatan diluar batas yang diperbolehkan, serta alarm disaat ujung coiled tubing sudah mendekati target kedalaman, dan alarm ketika coiled tubing mencapai target.
Transformasi Dan Branding Creative Kawasan Untuk Keberlanjutan Perkotaan Telaah Kasus Perancangan Simpul Kreatif Pulogadung C@P Ramalis Sobandi; Binar Tyagitha; Davin Davin
Jurnal Permukiman Vol 13 No 2 (2018)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Permukiman dan Perumahan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31815/jp.2018.13.112-126

Abstract

Tumbuhnya aktivitas industri adalah salah satu penyebab munculnya pusat-pusat perkotaan. Ketika globalisasi dan perkembangan teknologi maupun perubahan iklim terjadi, kota dan industri didalamnya mengalami perubahan yang dinamis dan mengancam keberlanjutan serta kelayakhunian ruang-ruang perkotaan. Ekonomi kreatif membuka peluang baru untuk perkembangan kawasan perkotaan yang berkelanjutan dan layak-huni, terbukti dari berbagai contoh kasus global di Inggris, Cina, Korea hingga beberapa contoh lokal di Jakarta dan Bandung.  Telaahan ini mencoba menelusuri peluang keberlanjutan pembangunan perkotaan melalui transformasi Kawasan Industri Pulo Gadung sebagai simpul ekonomi kreatif tingkat nasional. Telaahan ini merekomendasikan konsep dan proses transformasi berlapis yang dilakukan berdasarkan metoda komparasi studi kasus dan pendekatan urban acupuncture dalam kerangka prisma 3 lapis. Konsep transformasi mengindikasikan adanya peluang keberlanjutan dan kelayakhunian pembangunan perkotaan melalui transformasi kawasan Industri JIEP Pulogadung menjadi simpul dari jejaring ekonomi kreatif. Kasus JIEP ini juga menunjukkan peluang transformasi bertahap dengan sumber daya, biaya dan waktu yang terbatas dengan tetap dapat mencapai hasil yang maksimal melalui perencanaan, penyepakatan dan kosistensi yang didasarkan atas kebijakan dan perencanaan yang tepat.