Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA MAQĀṢID AL-SYARĪ’AH DENGAN BEBERAPA METODE PENETAPAN HUKUM (QIYĀS DAN SADD/FATH AL-ŻARĪ’AH) Halim, Fatimah
Hunafa: Jurnal Studia Islamika Vol 7, No 2 (2010): Studi Keislaman
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This article discusses the relationship between maqāṣid al-syarīah with several methods of  determining  the law. The object of the study is limited to two models of law, namely qiyās and  sadd (fath)  al-żarīah.  This problem was discussed through library research by using  the  comparative method. The results  showed that, the method of  determination of the law,  either through qiyās  and sadd (fatḥ)  al-żariah  have a very close relationship with maqāṣid al-syarīah. In the qiyās  method, maqāṣid al-syarīah is an important factor in assessing the illat, whereas in the method of al-żariah, maqāṣid al-syarīah  it is  sadd al-żarīah  or fath al-żarīah as a determinant factor.Kata Kunci: maqāṣid al-syarīah, qiyās, sadd al-żarī’ah, fatḥ al-żari’ah
HUBUNGAN ANTARA MAQĀṢID AL-SYARĪ’AH DENGAN BEBERAPA METODE PENETAPAN HUKUM (QIYĀS DAN SADD/FATH AL-ŻARĪ’AH) Halim, Fatimah
Hunafa: Jurnal Studia Islamika Vol 7 No 2 (2010): Studi Keislaman
Publisher : State Institute of Islamic Studies (IAIN) Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.227 KB) | DOI: 10.24239/jsi.v7i2.94.121-134

Abstract

This article discusses the relationship between maqāṣid al-syarī'ah with several methods of  determining  the law. The object of the study is limited to two models of law, namely qiyās and  sadd (fath)  al-żarī'ah.  This problem was discussed through library research by using  the  comparative method. The results  showed that, the method of  determination of the law,  either through qiyās  and sadd (fatḥ)  al-żari'ah  have a very close relationship with maqāṣid al-syarīah. In the qiyās  method, maqāṣid al-syarī'ah is an important factor in assessing the illat, whereas in the method of al-żari'ah, maqāṣid al-syarī'ah  it is  sadd al-żarīah  or fath al-żarī'ah as a determinant factor.Kata Kunci: maqāṣid al-syarīah, qiyās, sadd al-żarī’ah, fatḥ al-żari’ah
Tren Busana Muslim dalam Perspektif Hukum Islam Rahmadani, Nur Fitri; Shuhufi, Muhammad; Halim, Fatimah
Madani: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol 2, No 6 (2024): Madani, Vol 2, No. 6 2024
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.12207492

Abstract

Muslim fashion trends have experienced significant changes in the last few decades, along with increasing awareness of Islamic identity and the influence of globalization. This article examines Muslim fashion trends from the perspective of Islamic law with a focus on the Sharia principles governing clothing and how the latest trends reflect or challenge these norms. This research uses a qualitative method by using literary analysis from books, journals and other reliable sources. The research results show that despite efforts to adhere to Sharia principles, social and cultural dynamics influence the interpretation and application of Islamic law in Muslim clothing.
Kajian Kritis Terhadap Pemikiran tentang Jiwa (Al-Nafs) dalam Filsafat Islam Halim, Fatimah
Al-Daulah : Journal of Criminal Law and State Administration Law Vol 2 No 1 (2013): (June)
Publisher : Jurusan Hukum Tatanegara Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/ad.v2i1.1424

Abstract

Manusia bila memusatkan pandangannya terhadap hakekat sesuatu niscaya terbuka jiwanya pengetahuan tentang yang gaib, mengetahui yang tersembunyi, rahasia ciptaan Allah. Manusia yang dalam hidupnya hanya ingin mendaptkan kelezatan  makan  dan  minum,  niscaya  tertutup  jalan  bagi potensi (daya) pikirannya untuk mengetahui hal-hal yang mulia dan tidak mungkin baginya mencapai kualitas menyerupai Allah swt. Potensi syahwat dianalogikan denagn babi, marah dengan anjing, dan  pikiran  dengan  malaikat.  Kalau  manusia  dikuasai oleh daya pikirannya, maka ia akan dapat membedakan benar dan salah, baik dan buruk, akan menjadi manusia mulia mempunyai sifat yang dimiliki Allah swt. yakni bijaksana, adil, baik, mengutamakan kebenaran dan keindahan (sifat-sifat yang dimiliki Allah)
Obsesi Penerapan Syari’at Islam di Wilayah Lokal Halim, Fatimah
Al-Daulah : Journal of Criminal Law and State Administration Law Vol 4 No 2 (2015): (December)
Publisher : Jurusan Hukum Tatanegara Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/ad.v4i2.1488

Abstract

The existence of Islamic Sharia in Indonesian society since the beginning of the Islamic empire until now the rules are adhered to by the majority of Muslims in Indonesia. The obsession of society towards the implementation of Shari'a in the local area is to demand a special effort as a legal umbrella for the realization mempemudah application of Shari'a. In an effort to implement Shari'a adopted several strategies; that is; individual movements, social movements preaching and education, socio-political movements, movements and movements konstitusionalisasi legislation.
Hukum dan Perubahan Sosial Halim, Fatimah
Al-Daulah : Journal of Criminal Law and State Administration Law Vol 4 No 1 (2015): (June)
Publisher : Jurusan Hukum Tatanegara Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/ad.v4i1.1492

Abstract

Perubahahan sosial yang ditimbulkan oleh pembangunan dan pembaharuan, dan faktor-faktor lainnya menimbulkan problem sosial yang memberikan tekanan pengaruhnya terhadap hukum, dalam arti bahwa hukum harus menanggapi problem tersebut. Ini berarti pula bahwa keharusan adanya perubahan hukum. Tuntutan bagi terjadinya perubahan hukum mulai timbul ketika adanya kesenjangan di antara keadaan, hubungan, dan peristiwa dalam masyarakat dengan pengaturan hukum yang ada. Manakala kesenjangan tersebut telah mencapai tingkat-nya yang sedemikian rupa, maka tuntutan perubahan hukum semakin mendesak.