ABSTRAK Latar Belakang:Saliva memilikikomponen yang berfungsisebagaiantibakteridan antiviral yaituenzimlisozim, laktoferin, myeloperoksidasedanlaktoperoksidase.Enzimlaktoperoksidasebisarusakkarenapenggunaandeterjen SLS (Sodium Lauryl Sulfate) yang berlebihandalam pasta gigi. Batas toleransikandungandeterjendalam pasta gigiadalah 0,0001persen.Bilalebihdariitu, zatpembentukbusainidapatmerusakkomponen yang adadalam saliva.Salah satu fungsi saliva yaitu dapat membantu membersihkan mulut dari makanan, debris sel, dan bakteri yang akhirnya akan menghambat pembentukan plak. Sangat penting bagi masyarakat mengetahui hal ini, agar masyarakat dapat mengetahui bahan yang memiliki pengaruh terbaik terhadap pH saliva dan pertumbuhan plak. Karena sebagaimana kita ketahui bahwa penurunan pH saliva secara kontinyu dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan karies, xerostomia, dan beberapa penyakit rongga mulut lainnya.Tujuan: Untukmengetahuiperbedaan pH saliva danpertumbuhanplakantarapengguna pasta gigi yang mengandungdeterjen denganpengguna pasta gigi non deterjen.Metode: Jenispenelitianiniadalahpenelitianeksperimentalyang menggunakandesainpre-test and post-test design with control groupdengan metodequota sampling, Subjek penelitian berjumlah 30 orang yang kemudian dibagi menjadi dua kelompok, masing-masing 15 orang.Hasil: Setelah dilakukan uji T terdapat perbedaan yang signifikan dalam perbandingan pH saliva sebelum dan sesudah penggunaan pasta gigi deterjen dengan nilai p-value 0,019 (p<0,05). Terdapat perbedaan yang signifikan dalam perbandingan pH saliva sebelum dan sesudah penggunaan pasta gigi non deterjen dengan nilai p-value 0,013 (p<0,05).Dari hasil uji T independen menunjukkan bahwa pada pH saliva, pasta gigi yang mengandung deterjen menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dengan pasta gigi yang non deterjen (p=0,038). Terdapat perbedaan yang signifikan dalam perbandingan plak sebelum dan sesudah penggunaan pasta gigi deterjen dengan nilai p-value 0,000 (p<0,05). Terdapat perbedaan yang signifikan dalam perbandingan plak sebelum dan sesudah penggunaan pasta gigi non deterjen dengan nilai p-value 0,000 (p<0,05). Pada plak gigi terbukti bahwa pasta gigi yang mengandung deterjen menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dengan pasta gigi yang non deterjen (p=0,000). Kesimpulan: ada perbedaan yang signifikan pada kenaikan nilai rata-rata pH saliva antara pengguna pasta gigi non deterjen dengan pengguna pasta gigi yang mengandung deterjen. Dimana nilai kenaikan pH saliva pengguna pasta gigi non deterjen lebih tinggi dibandingkan dengan pengguna pasta gigi deterjen. Demikian pula untuk kemampuan penghambat plak, pasta gigi non deterjen memiliki kemampuan penghambat plak lebih tinggi dibandingkan dengan pasta gigi yang mengandung deterjen.