Erni Thioritz
Poltekkes Kemenkes Makassar

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

pH SALIVA SETELAH PENGGUNAAN OBAT KUMUR SIWAK (Salvadora persica) Erni Thioritz; Asridiana Asridiana; Khoirunnisa Iilham
Media Kesehatan Gigi : Politeknik Kesehatan Makassar Vol 20, No 1 (2021)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mkg.v20i1.2195

Abstract

ABSTRAKSiwak (Salvadora persica) adalah tanaman dengan kandungan alami yang memiliki daya penghambat aktivitas mikroorganisme bakteri penyebab terjadinya karies dan penyakit periodontal. Derajat keasaman saliva menjadi komponen yang sangat penting dalam memberikan kontribusi terhadap pH rongga mulut. Dalam rongga mulut, bakteri patogen menyebabkan demineralisasi email gigi dengan menurunkan keasaman mulut dengan cara memfermentasi gula menjadi asam laktat. Untuk menetralkan derajat keasaman saliva  rongga mulut dapat digunakan obat kumur yang salah satunya adalah obat kumur alami. Pada penelitian ini digunakan siwak (Salvadora persica) sebagai obat kumur alami memiliki kandungan antioksidan yang mampu mencegah pH saliva mengalami penurunan dengan cara bakteri patogen dihambat pertumbuhannya, viskositas diturunkan, kecepatan aliran saliva ditingkatkan, serta pelikel dihambat dalam pembentukannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh obat kumur siwak terhadap derajat keasaman saliva. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental satu kelompok desain pre-posttest. Sampel penelitian sebanyak 15 orang  masyarakat Desa Alenangka Kec. Sinjai Selatan Kab. Sinjai. Proses pembuatan obat kumur siwak dengan metode infudansi. Derajat keasaman saliva diukur sebelum penggunaan obat kumur siwak (salvadora persica) dan setelah penggunaannya kemudian dilakukan perbandingan. Analisis data digunakan uji paired t-test (p < 0,05). Hasil dalam penelitian ini menjelaskan adanya perubahan derajat keasaman saliva secara signifikan cenderung menjadi normal.Kata Kunci: Karies, pH saliva, Siwak
PERBEDAAN pH SALIVA DAN PERTUMBUHAN PLAK ANTARA PENGGUNA PASTA GIGI YANG MENGANDUNG DETERJEN DAN PENGGUNA PASTA GIGI NON DETERJEN PADA MURID SDN NO.15 GANGGANGBAKU BANTAENG Erni Thioritz; Hans Lesmana
Media Kesehatan Gigi : Politeknik Kesehatan Makassar Vol 17, No 1 (2018)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.841 KB) | DOI: 10.32382/mkg.v17i1.159

Abstract

ABSTRAK     Latar Belakang:Saliva memilikikomponen yang berfungsisebagaiantibakteridan antiviral yaituenzimlisozim, laktoferin, myeloperoksidasedanlaktoperoksidase.Enzimlaktoperoksidasebisarusakkarenapenggunaandeterjen SLS (Sodium Lauryl Sulfate) yang berlebihandalam pasta gigi. Batas toleransikandungandeterjendalam pasta gigiadalah 0,0001persen.Bilalebihdariitu, zatpembentukbusainidapatmerusakkomponen yang adadalam saliva.Salah satu fungsi saliva yaitu dapat membantu membersihkan mulut dari makanan, debris sel, dan bakteri yang akhirnya akan menghambat pembentukan plak. Sangat penting bagi masyarakat mengetahui hal ini, agar masyarakat dapat mengetahui bahan yang memiliki pengaruh terbaik terhadap pH saliva dan pertumbuhan plak. Karena sebagaimana kita ketahui bahwa penurunan pH saliva secara kontinyu dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan karies, xerostomia, dan beberapa penyakit rongga mulut lainnya.Tujuan: Untukmengetahuiperbedaan pH saliva danpertumbuhanplakantarapengguna pasta gigi yang mengandungdeterjen denganpengguna pasta gigi non deterjen.Metode: Jenispenelitianiniadalahpenelitianeksperimentalyang menggunakandesainpre-test and post-test design with control groupdengan metodequota sampling, Subjek penelitian berjumlah 30 orang yang kemudian dibagi menjadi dua kelompok, masing-masing 15 orang.Hasil: Setelah dilakukan uji T terdapat perbedaan yang signifikan dalam perbandingan pH saliva sebelum dan sesudah penggunaan pasta gigi deterjen dengan nilai p-value 0,019 (p<0,05). Terdapat perbedaan yang signifikan dalam perbandingan pH saliva sebelum dan sesudah penggunaan pasta gigi non deterjen dengan nilai p-value 0,013 (p<0,05).Dari hasil uji T independen menunjukkan bahwa pada pH saliva, pasta gigi yang mengandung deterjen menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dengan pasta gigi yang non deterjen (p=0,038). Terdapat perbedaan yang signifikan dalam perbandingan plak sebelum dan sesudah penggunaan pasta gigi deterjen dengan nilai p-value 0,000 (p<0,05). Terdapat perbedaan yang signifikan dalam perbandingan plak sebelum dan sesudah penggunaan pasta gigi non deterjen dengan nilai p-value 0,000 (p<0,05). Pada plak gigi terbukti bahwa pasta gigi yang mengandung deterjen menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dengan pasta gigi yang non deterjen (p=0,000). Kesimpulan: ada perbedaan yang signifikan pada kenaikan nilai rata-rata pH saliva antara pengguna pasta gigi non deterjen dengan pengguna pasta gigi yang mengandung deterjen. Dimana nilai kenaikan pH saliva pengguna pasta gigi non deterjen lebih tinggi dibandingkan dengan pengguna pasta gigi deterjen. Demikian pula untuk kemampuan penghambat plak, pasta gigi non deterjen memiliki kemampuan penghambat plak lebih tinggi dibandingkan dengan pasta gigi yang mengandung deterjen.
PERUBAHAN pH SALIVA SEBELUM DAN SESUDAH BERKUMUR AIR REBUSAN JAHE MERAH PADA MASYARAKAT DI KELURAHAN LOMPO RIAJA KECAMATAN TANETE RIAJA KABUPATEN BARRU Erni Thioritz; Muhammad Saleh
Media Kesehatan Gigi : Politeknik Kesehatan Makassar Vol 19, No 1 (2020)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mkg.v19i1.1604

Abstract

ABSTRAK Saliva adalah suatu cairan oral yang kompleks yang terdiri dari atas campuran sekresi dari kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa mulut. Saliva juga mempengaruhi pH mulut, jika aliran saliva berkurang ataupun hilang maka karies akan terjadi. Pencegahan dapat dilakukan dengan menggunakan metode mekanis maupun kimiawi. Metode kimia yang dipakai adalah menggunakan obat kumur yang ada di pasaran. Penggunaan obat kumur antiseptik kimiawi dalam jangka panjang bisa menyebabkan efek yang tidak diinginkan, misalnya hipersensitivitas, gangguan sekresi kelenjar ludah, dan lain-lain. Sehingga diperlukan cara untuk memelihara keseimbangan pH saliva dengan penggunaan larutan kumur yang lebih aman dan tanpa efek samping. Jahe merah merupakan tanaman rempah yang digunakan sebagai bahan minuman, bumbu masak serta obat-obatan tradisional. Jahe merah memiliki kandungan oleoresin dan minyak atsiri yang dapat mempengaruhi pH saliva. Sehingga jahe merah dapat digunakan sebagai obat kumur alami.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan pH saliva sebelum dan sesudah berkumur rebusan air jahe merah pada masyarakat Kel. Lompo Riaja, Kec. Tanete Riaja, Kab. Barru. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat di Kel. Lompo Riaja, Kec. Tanete Riaja Kab. Barru, dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif kuantitatif dengan metode eksperimen. Desain penelitian dengan pre post and post test group design. Analisa data untuk penelitian ini adalah dengan uji statistik Paired T-Test.Hasil analisa data memperoleh nilai  p < 0,05 yaitu 0,000. Yang menunjukkan bahwa terdapat perubahan pH saliva sebelum dan sesudah berkumur air rebusan jahe merah. Kata kunci : Air rebusan jahe merah, pH saliva.